Akhirnya. Lambat laun. Las Vegas memberikan perubahan. Tidak tahu memengaruhi semua aspek kehidupanku atau sebagian saja. Yang pasti itu berlangsung selama dua bulan. Terbilang singkat tapi banyak hal tak terduga yang terjadi di dalam rapat.
Terdapat kebiasaan yang kulakukan sebelum memasuki ruang rapat. Yaitu mengecek segala sesuatu yang dibutuhkan. Termasuk mengecek layar ponsel. Selain memastikan tak akan ada pengganggu, aku selalu mencoba mengingat hari, tanggal, dan jam berapa semuanya berlangsung.
Karena jika hal buruk terjadi, akan mudah kudeskripsikan sesuai kronologis. Sekarang, aku ingin menjelaskan kronologis bagaimana Las Vegas mengubur beban-beban masa laluku.
Bermula dari rapat di hari Senin, tanggal 14 Januari. Tepatnya setelah makan siang, William menyampaikan sebuah ide pada kami. Hanya saja, ide itu terlalu berani. Membuatku tak mudah menyetujuinya.
Braden lebih dulu bersuara begitu William menyelesaikan presentasi. "Aku keberatan."
William menyeringai tipis, menyangga kedua tangan di meja dengan tubuh dicondongkan ke arah Braden. Suaranya sarat akan sindiran. "Kenapa? Apakah egomu keberatan mengakui bahwa MPA Worldwide lebih hebat dari Media Capital?"
Berekspresi dingin, Braden berdesis tajam. Balik menyerang William. "Idemu terdengar seperti kegiatan foya-foya daripada melakukan riset dalam pendengaranku."
John yang duduk di sebelah Braden, ikut menimpali. Menyatakan sesuatu yang terasa mendukung William. "Terkadang apa yang didengar terkesan penuh dengan kekeliruan dan apa yang dilihat sudah jelas dipenuhi kebenaran."
"Itu dia!" William menegakkan tubuh sembari berteriak gembira. "Kita bisa melihat kebenaran di setiap kunjungannya."
Suara membahana dari pantulan proyeksi di dinding, berasal dari Michael yang masih berada di New York. "Jelas sekali kita sudah mendapatkan referensi terbaik dari Sand Corp, Hilton Worldwide, Washington Real Estate, JT Street Corp, dan TheMurphy's. Belum lagi dari Art of Murphy. Akan tetapi jika berkesempatan mendapatkan lebih, kenapa tidak?"
Terkekeh geli, dia kembali berkata percaya diri. "Kurasa kegiatan foya-foya yang William sampaikan memiliki banyak sekali keuntungan."
"Tergantung." Henry melakukan konferensi video juga, tidak bisa datang ke Las Vegas. "Seberapa efektif idenya akan ditentukan oleh para arsitek, desainer, dan sipil kita. Tanyakan saja mereka."
Begitu kelima pria menyuarakan pendapat, mereka menatapku secara bersamaan. Seakan menunggu keputusanku. Atau pendapat seperti apa yang akan kuutarakan.
Tatapan William yang paling menusuk, membuat tubuhku bereaksi. Aku menepis pengaruhnya sekuat tenaga, mengamati mereka bergantian. Michael dan John menyetujui William sementara Henry berada di pihak netral. Hanya Braden yang seperti diriku—yang enggan menyetujui William—meski aku tidak tahu penyebab Braden melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
William Hilton - Hot Player [Complete]
RomansaWILLIAM HILTON - HOT PLAYER - THE HIGH ROLLER SERIES #2 Hidupku dikelilingi wanita. Selalu. Bagiku. Hidup adalah kesenangan tanpa penyesalan meksi jauh dari kata sempurna. Selalu. Bagiku. Wanita memiliki satu warna sempurna untuk menerima dan member...