Ternyata mengejar wanita itu tidak terlalu buruk, dan aku cukup menikmatinya. Aku memasuki Waldorf Astoria sembari menyeringai puas, merasa senang setelah melakukan serangan balik pada seorang wanita.
Begitu di lantai 23, aku memasuki kantor Gloria. Karena harus mendiskusikan sebuah proyek, Michael dan John sudah menunggu. Mereka duduk di sofa, menelaah proposal bisnis sementara Gloria di kursi besarnya, sama-sama meneliti berbagai dokumen.
"Situasi macam apa ini?" Kurebut proposal dari Michael, duduk di sampingnya dan berkomentar lagi. "Kalian serius sekali."
Michael melirikku sinis lalu memberikan ekspresi menggelikan. Sebelum bisa bertanya, Gloria lebih dulu membuka mulut. "Memalukan sekali. Harga dirimu benar-benar remuk, Will."
Aku mengernyit, tak mengerti. Tepat saat akan bertanya, Michael lebih dulu tertawa. Disusul gelak tawa John bahkan Gloria yang jarang tertawa, ikut melakukannya juga.
"Astaga!" Michael berseru penuh olokan. "Aku belum bisa membayangkan bagaimana ekspresi William ketika ditinggalkan dalam keadaan celana setengah melorot."
"Jika itu aku." Tak seperti biasanya, John mencemoohku. Wajahnya memerah karena tertawa lepas. "Aku akan mati-matian mencari wanita itu sebelum menghabisinya."
Brengsek! Sekarang aku mengerti.
Jadi yang terjadi adalah tadi malam aku pulang dengan pikiran kacau, perasaan berantakan, dan milikku yang masih setengah menegang tak mendapatkan kepuasan. Menemukan Chloe di penthouse dan kami memang melakukan seks—sebut saja aku dengan apa pun karena melampiaskan ketidakpuasan itu padanya. Akan tetapi, itu tak membuat keadaanku membaik.
Pada akhirnya. Aku pun meninggalkan Chloe lalu menginap di apartemen Michael.
Menjadi kebiasaan kami untuk berbagi cerita satu sama lain. Berbeda dengan Braden dan John yang memiliki kehidupan privasi, diriku dan Michael malah sebaliknya. Kami tidak memiliki privasi. Maka, aku menceritakan segalanya pada Michael. Sialnya, bajingan bermulut besar itu justru mengumumkannya pada John dan Gloria.
Cederalah sudah ego dan harga diriku. Tapi masa bodoh. Kegembiraanku akan wanita itu tak terelakkan meski tawa mereka seolah akan merobohkan gedung ini.
Bersandar santai ke sofa empuk, aku memainkan proposal selagi mengaku. "Memang itu yang kulakukan."
Hanya mencarinya, dan belum menghabiskannya.
Tawa mereka terhenti. John bertanya tak percaya. "Benarkah?"
Kuanggukan kepala dengan bangga.
"Kau sudah tahu siapa wanita misterius itu?" tanya Michael kaget.
Seringaiku melebar. Kembali mengangguk.
Itu kenapa aku bangun lebih pagi dari Michael, pergi begitu saja tanpa berpamitan. Merasa amat penasaran, aku mendatangi semua tempat di mana kami pernah bertemu. Mencari datanya dengan berbagai cara. Saat di hotel Tropicana, aku mendapatkan apa yang kuinginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
William Hilton - Hot Player [Complete]
Storie d'amoreWILLIAM HILTON - HOT PLAYER - THE HIGH ROLLER SERIES #2 Hidupku dikelilingi wanita. Selalu. Bagiku. Hidup adalah kesenangan tanpa penyesalan meksi jauh dari kata sempurna. Selalu. Bagiku. Wanita memiliki satu warna sempurna untuk menerima dan member...