Betapa indahnya hari ini
Ditemani oleh senja di pelupuk mata
Aku dan kamu duduk berdampingan
Diiringi oleh suara gemercik air memecah kesunyian
Menunggu sang surya turun dari pertapaannya
Di tempat indah ini
Disaksikan oleh dedaunan kering yang berlarian mengikuti angin melangkah
Ku gelakkan tawa riang bersama dirimu
Lalu ku mengadu segala kisah suka dan pilu pada dirimu
Kemudian kau suruh para jemarimu untuk menggenggam tanganku
Tapi tunggu
Terdengar suara bising menghanyutkan segalanya
Tidak
Ternyata semua ini hanya sebatas ilusi di kala mata terpejam.
Ku terbangun dan yang ku lihat bukanlah senja yang indah
Dan ku lihat ke sampingku, bukanlah dirimu yang ku dapatkan
Melainkan sang ratu istana dengan mukanya yang geram
Karena melihat tuan putrinya yang tak kunjung beranjak dari ranjangnya
Padahal waktu sudah berteriak memecah seluruh ruangan
Tetapi ternyata tuan putri masih terbuai oleh ilusi semata
Yang takkan terjadi di kehidupan nyata
Tegal, 16 April 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Selaksa Kata
PoetryKetika segala kisah melebur ke dalam selaksa kata, hingga menjadi sebuah retorika tertulis yang bersifat abadi bersama ayunan pena Highest rank #113 in Poetry (10-06-2017) #87 in Poetry (29-06-2017) #74 in Poetry (12-07-2017)