Epilog

189 11 0
                                    

Ini bukan akhir. Semua yang dialami Michele menjadikannya sadar. Tidak ada orang yang bisa dipercaya di dunia ini. Sekali pun orang tua 'angkat'-nya. Sekali pun kakaknya.

Dia sadar. Dia sendiri. Memang sudah begitu dari lahir. Orang tua kandung? Bahkan Michele tidak yakin orang tua kandungnya ingat padanya.

Kaca di depannya menunjukkan bayangan orang-orang yang berlalu lalang karena gerimis. Segelas coklat panas tinggal setengah.

"Michele."

Suara bass serak itu membuat Michele menoleh. Lucas, pemilik cafe tempatnya bekerja.

"Nanti malem kamu aja jadwal nyanyi di sini. Jangan lupa, oke?"

Michele tersenyum kecil lalu mengangguk. Pandangannya jatuh pada cangkir coklatnya. Dia membuang pandangan lagi ke luar. Hujan semakin deras. Udara di sekitar juga makin menusuk.

Niat Lucas untuk mengobrol dengan Michele pupus begitu gadis itu melihat jendela. Sejak kenal dengan Michele, tidak satu detik pun Lucas melihatnya tersenyum lebar. Paling hanya senyum kecil. Itu pun juga terpaksa. Lucas mendengus sebelum meninggalkan Michele.

Rintik hujan semakin deras menabrak kaca. Menghasilkan alunan nada tak beraturan. Michele menikmatinya.

Sepuluh menit dia memandangi hujan. Tidak terasa sudah hampir pukul lima sore. Dia harus pulang ke apartemennya lalu kembali untuk menyanyi.

Satu setengah jam kemudian Michele kembali. Dia memakai jeans hitam dan kemeja merah yang lengannya digulung sampai siku. Malam hari memang waktu yang cocok untuk ke cafe. Banyak muda-mudi bercengkrama di meja-meja. Semuanya penuh. Tidak ada yang tersisa.

Dia melangkahkan kaki menuju panggung. Sudah siap dengan lagu yang akan dibawakannya. Matanya tidak sengaja tertumbuk pada dua orang yang duduk di sofa depan. Randi dan ... calon tunangannya. Dia kembali mengedarkan pandangan. Ada Winda dan Dion yang saling berpegangan tangan. Juga Andre bersama Lydia.

Michele menghembuskan nafas. Dia harus kuat. Dia harus kembali pada Michele yang dulu. Michele yang selalu tersenyum. Michele yang bersemangat menjalani hidup. Dia tidak boleh lemah.

"Selamat malam semua. Saya berdiri di sini akan menghibur kalian dengan suara saya yang mungkin tidak beda jauh dengan Hailee Steinfeld."

Beberapa orang terkekeh. Michele senang mendengarnya. "Ada yang mau request lagu? Setelah saya menyanyi satu lagu yang saya pilih, saya akan menyanyikan lagu yang kalian pilih."

Banyak yang mengangkat tangan. Mungkin karena mendengar suara Michele yang cenderung bagus saat berbicara, mereka berpikir jika request lagu boleh juga. Apalagi yang menyanyi secantik Michele.

"Wow, wow, wow ... Saya kira tidak ada yang akan mengangkat tangan. Ternyata sebanyak ini. Saya akan meminta bantuan dari manajer saya. Tolong Kak Lucas, pilih yang mana."

Lucas mengetukkan jari ke dagu. Pura-pura berpikir. Orang-orang yang mengangkat tangan berteriak agar mereka terpilih. Suasana mendadak heboh. Lucas menunjuk seorang gadis yang memakai baju merah. Sang gadis terpekik girang. Dia mendekati Michele dan membisikkan judul lagu yang harus dinyanyikan.

Wajah Michele tegang. Namun, sedetik kemudian dia dapat menormalkan kembali ekspresinya. Senyum cerah terukir kepada gadis berbaju merah tersebut.

"Baiklah, saya sudah mendapat lagu yang akan dinyanyikan. Dan sekarang, saya akan menyanyi lagu pertama dahulu. Silakan menikmati."

Michele memberi aba-aba kepada pemusik untuk memulai lagu. Dia memberikan senyuman terbaiknya. Lantunan lagu 'Mata ke Hati' dari band Hivi mengalun lembut dari bibirnya. Senyum dari setiap orang memancarkan kekaguman.

Nada-nada yang dikeluarkan Michele, berbanding terbalik dengan hatinya. Sebisa mungkin Michele tersenyum. Air mata sudah berkumpul di kelopak matanya. Bersiap meluncur kapan pun. Namun, Michele menahannya. Demi orang-orang yang tersenyum melihatnya.

Selesai lagu, Michele dihadiahi tepuk tangan meriah. Hampir seluruh penonton memberikan komentar, "Bagus," kepadanya. Michele senang mendengarnya.

"Kita akan masuk lagu kedua. Lagu dari Adele yang berjudul Someone Like You."

Suasana kembali hening. Bersiap menunggu Michele mengeluarkan suara emasnya. Michele menarik nafas dalam. Menenangkan nafasnya yang mulai satu-satu.

I heard
That you're settled down
That you
Found a girl
And you're
Married now

I heard
That your dreams came true.
Guess she gave you things
I didn't give to you

Old friend
Why are you so shy?
Ain't like you to hold back
Or hide from the light

I hate to turn up out of the blue uninvited
But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded
That for me it isn't over

Never mind I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
"Don't forget me," I begged
"I'll remember," you said
"Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead."
Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead,
Yeah.

You know how the time flies
Only yesterday
It was the time of our lives
We were born and raised
In a summer haze
Bound by the surprise
Of our glory days

I hate to turn up out of the blue uninvited
But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded
That for me it isn't over.

Never mind
I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
"Don't forget me," I begged
"I'll remember," you said
"Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead."

Nothing compares
No worries or cares
Regrets and mistakes
They are memories made.
Who would have known
How bittersweet this would taste?

Never mind
I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
"Don't forget me," I begged
"I'll remember," you said
"Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead"

Never mind
I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
"Don't forget me," I begged
"I'll remember," you said
"Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead"

Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead

Lagu berakhir. Suasana hening sejenak. Lalu sebuah tepuk tangan mengawali semuanya untuk mengikuti. Michele senang. Walaupun dia harus berusaha mati-matian menahan tangis. Dan menahan untuk melihat seseorang yang memandangnya dengan tatapan terluka. Randi.

"Yah ... Saya nangis. Maaf terlalu menghayati lagu. Terima kasih sudah mendengar suara saya yang setingkat dengan Hailee Steinfeld. Sampai jumpa minggu depan."

Michele mengusap setitik air mata sebelum turun. Dia menghembuskan nafas lega. Setengah jam dia berada di cafe, dia pamit pulang. Entah kenapa tubuhnya sangat letih. Padahal dia tidak melakukan apapun.

Sampai di apartemen, Michele mandi air hangat. Lalu menempatkan diri di dekat jendela kamarnya. Memandangi kemerlip lampu kota. Dia rindu keluarganya. Tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa.

Dan untuk masalah cinta. Michele berharap akan ada lelaki yang mencintainya tulus. Ia yakin suatu saat nanti dia akan menemukannya.

------------------------------------------------------

A/N:

Tamat.

MASKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang