S.E.B.E.L.A.S

23.8K 2.4K 350
                                    

"Cel, kok diaorang gak balik-balik ya." Ucap Cero ke Rachel yang terlihat sedang poto-poto.

"Entah." Hanya itu yang dilontarkan oleh Rachel.

"Susul yok." Ucap Cero lagi.

"Males." Rachel masih sibuk berselfie ria.

"Udah. Udah jelek mah jelek aja." Cero terkekeh.

"Iih. Jelasnya gue cantik gini mirip selgom." Rachel tak terima dibilang jelek.

"Jelek."

"Cantik!!"

"Jelek!"

"CANTIK LOH IH." Rachel menghampiri Cero lalu mencubit lengannya.

"ADUH IYA IYA CANTIK." Pekik Cero sambil berusaha melepas tangan Rachel.

Rachel tersenyum bangga sambil melepas cubitannya.

"Pemaksaan." Gumam Cero.

Haripun semakin lama semakin gelap. Tetapi sedari tadi Rendy dan yang lainnya belum datang.

"Ayo cari mereka." Ucap Rachel tiba-tiba.
"Perasaan gue gak enak." Lanjutnya.

"Bukannya dari tadi. Ckckck." Decak Cero kesal.

"Yaudah kalo gak mau ikut juga gak papa." Rachel berjalan menjauh.

"Senter." Tiba-tiba, Cero berada di samping Rachel sambil memberikan sebuah senter.

"Kaget gue anjir." Kata Rachel sambil memegangi dadanya.

"Gue ikut."

"Ya ayok."

"Duluan."

"Masa cewek duluan."

"Ladies first."

"Yaya serah."

***

"Lepasin gue." Ucap Rio sambil mencoba membuka tali yang mengikat tangannya.

"Kenapa kita jadi diiket gini." Kata Rendy heran.

"Karena kalian mencoba bermain-main dengan kami." Jawab seorang ibu tua.

"Maen apaansi. Kenal aja enggak." Sahut Rezky.

"Rez..."

"Temen gue mana? Lo kemanain dia?" Tanya Dion dengan sedikit berteriak.

"Dia udah bunuh Vela. PEMBUNUH. LO PEMBUNUH. PEMBUNUH SIALAN!!"

BYUR!!

Satu ember air membasahi tubuh Dara. Dia lagi-lagi menangis karenanya.

"Jambul gue." Ucap Rendy sambil memegangi rambutnya yang juga terkena air.

"Ren, masih aja mikirin jambul." Bisik Giesele ke Rendy.

"Kalian siapa? Dan kenapa bunuh cewek itu?" Tanya Giesele.

Dilain tempat...

"Cel, mau kemana coba?" Tanya Cero yang sudah lelah mengikuti Rachel.

"Diem dong. Gue lagi pokus nih." Jawab Rachel sambil memperhatikan jalannya.

Mereka berdua melanjutkan jalannya. Namun terhenti karena mereka melihat sebuah rumah tua. Dengan berjalan perlahan, mereka menuju ke rumah tersebut.

"Eh, pelan pelan oi jalannya. Nanti ke-gap." Bisik Cero pelan.

"Iya anjir. Berisik lo." Rachel kembali berbisik.

Mereka sekarang berada di depan rumah tersebut.

"Lepasin gue. Apa sih mau kalian?" Itu Elyn. Suara Elyn.

"Mereka didalem." Bisik Rachel.

"Kok bisa ya?" Tanya Cero.

"Ah diem."

"Ok jadi gue gak boleh ngomong." Ucap Cero sambil menutup mulutnya rapat-rapat.

"Cer, kita harus ngapain?"

Bersambung...

Next or no?

Dont Believe (School Horror 3) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang