T.I.G.A.S.E.M.B.I.L.A.N

5.6K 737 65
                                    

#Cero, Rachel, Rio story.

Paham dengan keadaan, Rio dan Cero seketika berlari. Meninggalkan Rachel yang kakinya sedang terkilir.

"AAAAAAAA WOI TOLONGIN." Teriak Rachel sekencang mungkin. Berharap Rio dan Cero mendengarnya.

Rachel mencoba berdiri. Namun gagal. Ia terjatuh lagi. Ia melihat ke arah kakinya. Kakinya terlihat memar kebiruan.

Walaupun gagal, ia tetap mencoba berdiri sambil berpegangan pada batang pohon di sebelahnya.

"Jahat banget gue ditinggalin." Ucap Rachel pelan.

Saat ia sudah berhasil berdiri sambil memegangi batang pohon, ia melihat seseorang dari kejauhan. Berjalan mendekatinya sambil memegang sebuah

Sabit?

"Gak. Gak. Gak." Ucap Rachel gemetar sambil meyakinkan dirinya bahwa orang yang dilihatnya tidak nyata.

Saat bayangan itu semakin dekat, jantung Rachel berasa berhenti berdetak. Ia langsung ambruk dari posisinya. Matanya langsung mengeluarkan air mata.

Rachel menendang-nendang tanah menggunakan kakinya agar ia bisa sedikit mundur menjauh. Namun sia-sia. Orang itu semakin dekat.

Rachel ingin sekali berteriak minta tolong saat ini. Namun mulutnya tidak bisa mengeluarkan suara sedikitpun. Yang keluar dari mulutnya hanya sebuah isakan kecil. Nafasnya tersenggal-senggal seperti orang yang lehernya tercekik.

Saat orang itu sampai di depan Rachel, Rachel menggelengkan kepalanya berulang sambil mencoba mundur. Tangannya meraba ke sekitarnya. Mencoba mencari sesuatu untuk berlindung. Seperti batu. Namun ia tidak menemukan apapun.

Orang itu tersenyum.

Melihat orang itu bersiap mengayunkan sabitnya, Rachel menutup matanya.

Bersiap untuk rasa sakit yang akan ia terima.

Namun dalam beberapa saat, ia tidak merasakan apapun. Yang ia rasakan malah sebuah cipratan air yang muncrat ke tubuhnya.

Saat Rachel membuka matanya, yang langsung terlihat adalah Rio yang sedang memukuli orang tadi dengan sebuah batu besar. Memukulinya hingga darahnya muncrat kemana-mana.

Rachel mengusap wajahnya. Tangannya langsung dipenuhi oleh darah segar.

Tubuh Rachel langsung melemas. Ia tidak pernah melihat kejadian seperti ini sepanjang hidupnya. Tangannya gemetar. Apalagi saat ia sadar bahwa darah orang tadi memenuhi tubuhnya.

Cero tiba-tiba jongkok di depan Rachel. Menutupi Rio yang sedang melakukan hal itu.

Rachel masih melihat ke arah Rio. Namun tiba-tiba Cero menarik dagunya. Membawa Rachel untuk melihat ke arahnya.

"Liat gue." Ucap Cero. Namun Rachel menghiraukannya. Ia tetap mencoba melihat ke arah Rio dengan tubuh bergetar menahan nangis.

Rachel terisak. Ia tidak dapat menahan tangisnya lagi.

"Cel-cel. Liat gue." Mendengar ucapan Cero. Rachel melihat ke arahnya sambil menangis.

"Jangan liat kesana." Kata Cero dan tanpa aba-aba, Cero memeluknya.

***

Bersambung...

VOTE AND COMMENT💛💚

Dont Believe (School Horror 3) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang