E.M.P.A.T.E.M.P.A.T

3.7K 603 35
                                    

Special update: happy eid adha all🤍

***

Rachel menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya. Ia merasa sangat ketakutan saat ini. Air mata yang sedari tadi ia tahan bahkan jatuh tanpa seizin darinya.

Tiba-tiba ia merasa seseorang berjalan mendekat ke arahnya. Sungguh, saat ini Rachel sudah tidak perduli lagi. Dia sudah tidak sanggup. Rachel menutup matanya rapat-rapat.

"Hei kamu,"

Suara barusan reflek membuat Rachel membuka matanya. Dan hal yang pertama kali Rachel liat adalah telapak kaki seseorang yang sangat putih pucat. Rachel menenguk ludahnya pelan.

"Jangan takut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan takut."

Dengan memberanikan diri, Rachel mengangkat wajahnya. Dilihatnya seorang gadis yang memakai dress berwarna putih. Gadis itu tersenyum. Rachel merasa gadis itu seumuran dengannya.

"Ayo ikut aku, akan kutunjukan sesuatu." Ucap gadis itu sambil mengulurkan tangannya.

Rachel tidak percaya. Dia tidak mau percaya. Dia tidak ingin lagi hal buruk terjadi kepadanya. Yang harus dia lakukan saat ini hanya menunggu Rio datang menjemputnya.

"Aku tidak jahat seperti mereka. Aku sama sepertimu." Kata gadis itu lalu tersenyum.

Rachel menatap gadis itu lurus. Memang saat ini Rachel tidak merasa terancam atau apapun. Dia merasa aman berada didekat gadis itu. Dengan berhati-hati, diraihnya tangan gadis itu.

Gadis itu tersenyum.

"Sisi," katanya.

Sisi membantu Rachel bangkit dari posisinya. Lalu dia membawa Rachel ikut bersamanya.

"Pejamin mata kamu." Ucap Sisi dan Rachel menurutinya.

Rachel memejamkan matanya. Pasrah mengikuti kemana Sisi pergi.

Namun tiba-tiba Rachel merasa angin menerpa dirinya dan suara bising tiba-tiba hadir. Dengan cepat Rachel membuka matanya. Dan begitu kagetnya ketika ia berada di sebuah tempat yang ramai sekali.

Dia berada di sebuah pasar pada siang hari. Pasar itu terasa ramai sekali. Banyak orang berjalan kesana-kemari. Namun Rachel dapat melihat jelas semua senyuman itu.

Rachel masih menggenggam tangan Sisi yang terasa dingin.

"Dulu disini semua bahagia." Sisi mulai berbicara.

"Semua menjalani hidupnya seperti orang-orang pada biasanya."

"Semua orang tersenyum dan bahagia."

Rachel mengerti. Yang dilihatnya saat ini sangat berbeda dengan yang dilihatnya kemarin. Kemarin semuanya terasa sunyi. Tidak ada senyuman. Bahkan desanya tidak seramai ini.

Dont Believe (School Horror 3) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang