E.N.A.M.B.E.L.A.S

18.9K 1.9K 267
                                    

"WOY!" Seruan itu membuyarkan lamunan mereka berempat.

Rezky, Varo, Dara, dan Cero.

"Lama lo anjir. Lumutan gue nunggunya. Lo ga liat nih kulit gue mulai meng-ijo." Cero langsung nyerocos panjang.

"Rendy mana?" Tanya Dion sambil melihat sekeliling. Mencari Rendy.

"Turunin." Ucap Rachel dan dengan cepat Dion menurunkannya.

"Cari Giesele." Sahut Varo.

"GIESELE ILANG?" Teriak Rachel langsung. Membuat Elyn yang di sampingnya kaget bukan main.

Mereka diam. Tidak ada yang menjawab.

"Kenapa jadi kacau gini?" Tanya Dion.

"Gak tau." Jawab Rezky sekenanya.

"Pantai, hutan, sama warga desa sini gak bener. Bahkan kita gatau kenapa pantai sini keliatan sepi banget. Seharusnya kan banyak pengunjung." Sahut Rio.

"Mereka mengambil darah perempuan. Untuk sesuatu yang sakral." Dara tiba-tiba berbicara. Membuat semuanya melihat ke arahnya.

"Sakral?" Rachel terlihat heran namun beberapa saat dia melihat ke arah Elyn karena kaget dengan switer Rezky yang berada di badan Dara.

Tetapi Elyn hanya menatap datar. Seperti tidak ada apa-apa.

"Terus kita harus gimana?" Tanya Varo.

"Woy gue rindu mcd." Sahutan itu tiba-tiba terdengar. Suara siapa lagi kalau bukan suara Cero yang sibuk ingin makan ayam goreng.

"Gila gue belom makan dari kemaren terus kemarennya." Lanjutnya sambil terlihat mengusap perutnya. Padahal tadi dia sudah memakan beberapa makanan yang ditaruh didalam tas.

"Bodo cer."

"Kita disini aja. Tunggu Rendy sama Giesele dateng." Ucap Rio sambil duduk di hamparan pasir.

"Ga-ga. Kalo mereka kenapa kenapa gimana? Lo mau tanggung jawab? Kita harus susul Giesele sama Rendy. Temen macem apa yang ngebiarin temennya di hutan sendirian.." Cerocos Rachel langsung.

"Iya gue tau cel. Gak sekarang. Besok pagi kita berangkat." Kata Dion sambil mengusap-usap batu di depannya karena terlihat banyak pasir lalu duduk di atas batu tersebut.

"Iiihh kelamaan. Kita harus berangkat sekarang." Rachel bersikukuh ingin berangkat mencari Giesele sekarang.

Elyn sedari tadi terlihat diam. Tidak mengucapkan satu kata sedikitpun.

"Yaudah sana pergi sendiri." Rio ikutan duduk.

"Ih jahat. Kalo gue diculik lagi gimana? Kalian mau tanggung jawab?" Tanya Rachel sambil bersingut.

"Baguslah lo diculik. Jadi gaada kaleng rombeng yang nyerocos mulu." Jawab Rio sambil nyengir.

Tiba-tiba Cero tertawa. Tertawa sangat kencang. Seakan akan yang tadi dikatakan Rio adalah lelucon terlucu sepanjang masa.

"Diem lo!" Rachel melotot ke arah Cero. Ceropun langsung berhenti tertawa.

"Kalian istirahat sekarang. Besok kita cari mereka." Sahut Dion.

"Kenapa lo sok peduli?" Tanya Rezky. Yang langsung mebuat Dion melihat ke arahnya.

"Rez." Elyn bersuara. Menegur Rezky.

"Karena lo semua bantu gue juga. Dan lo, makasih udah repot-repot kasih switer lo ke Dara." Dion membuang arah pandangan, lalu tersenyum.

Dan setelah itu, hening.

"Woy kok diem sih. Mending maenan. Maen uno kuy." Ajak Cero dikala semua pada diam.

"Sok-sokan bisa enggak lo maennya." Sindir Rio.

"Maen taplak aja kalo gak." Ajak Cero lagi.

"Gak." Sahut Varo.

"Yaelah bete gue."

***

"Lo kenapa sih ikutin gue terus?" Tanya Rendy ke cewek di hadapannya ini. Gita.

"Kenapa emangnya? Kamu takut? Gita bukan setan kok. Liat aja. Kaki Gita napak." Jawab Gita sambil menyuruh Rendy melihat ke arah kakinya.

Rendypun menyenterkan kaki Gita menggunakan senter yang dia pegang.

Bener, kakinya nyentuh tanah.

"Lo liat temen gue gak? Cewek." Tanya Rendy.

Tapi Gita langsung menggelengkan kepalanya cepat.

Rendy melanjutkan jalannya lagi. Dan Gita masih saja mengikutinya. Ya walaupun sebenarnya Rendy tidak perduli.

Dan setelah beberapa waktu berlalu, sampailah Rendy di depan gubuk tua itu.

Tapi saat Rendy melihat ke belakang, Gita tidak ada.

Tidak ada.

Rendy juga langsung melihat ke sekelilingnya. Cewek itu benar benar hilang tanpa jejak. Padahal tadi Rendy masih mendengar suara kakinya menginjak daun yang berserakan di tanah.

"Gita?" Panggil Rendy pelan.

Tidak ada yang menyahut.

Sampai akhirnya dia maju dan perlahan membuka pintu gubuk tua tersebut.

Kosong. Didalamnya tidak ada siapa-siapa.

Giesele tidak ada disitu.

***

Bersambung...

Garing ya?
VOTE AND COMMENT💛💜

Dont Believe (School Horror 3) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang