D.U.A.P.U.L.U.H

10.7K 1.3K 96
                                    

"Giesele?" Rachel kaget.

"Lo kemana aja?!?" Seru Rachel.

"Gue bisa jelasin. Yang lain mana?" Tanya Giesele.

Rachel heran. Mengapa saat semua orang sibuk mencari Giesele, dianya malah nyantai kaya dipantai.

Eh, emang lagi dipantai ya?

Dion diam. Sedari tadi dia tidak membuka mulutnya.

"Rendy baik aja kan?" Tanya Giesele.

Rachel menggeleng.

"Dia kekeuh nyariin lo. Jadi kita pisah." Sahut Dion.

Giesele diam.

"Disini gak aman. Kita harus pergi." Kata Giesele.

"Gue ketemu seseorang yang udah ngejelasin semuanya ke gue." Lanjutnya.

"Siapa?" Tanya Dion.

"Seorang nenek. Gue bakal bawa kalian ke rumahnya." Ucap Giesele.

"Emang dia terpercaya?" Tanya Dion.

"Yakin seratus persen." Jawab Giesele.

"Yaudah. Ayo kita kasih tau yang lain." Kata Rachel sambil menarik tangan Giesele.

Dion mengikutinya.

***

#Rendy story.

Udah hampir dua hari gue gak temuin Giesele. Gue harus gimana?

Gue duduk sambil nyender di batang pohon. Terus ngelap kacamata gue yang udah butek parah.

Pas gue pake lagi kacamatanya, gue ngeliat cewek berdiri. Berdiri di tempat yang gak jauh dengan keberadaan gue. Gue bangun. Lalu berjalan menghampiri cewek itu.

Gak-gak. Dia bukan Giesele. Bukan juga temen cewek gue yang lain. Dan yang bikin gue lebih penasaran, dia bukan Gita.

Rambutnya lumayan panjang sepunggung, kulitnya putih banget, putih pucet. dan juga, dia cantik banget.

Kalo kemaren gue bilang Gita cantik banget, gue salah. Cewek ini jauh lebih cantik.

Gue heran, kenapa cewek disini cakep cakep semua sih?

Cewek itu ngeliat gue kaget. Dia yang tadinya lagi megang bunga melati, langsung gercep ngejauh dari gue.

Pas dia pengen lari, tangan gue reflek narik tangannya.

Gila, tangannya alus pisan. Tapi kok, dingin banget?

"Tunggu." Kata gue.

Dia gak jawab. Dia masih ngeliat gue ketakutan.

"Lepas." Tangannya gemeteran. Bahkan gue liat mata dia berkaca-kaca.

"Tenang. Gak bakal gue apa-apain kok." Ucap gue sambil ngelepasin tangan dia perlahan.

"Kamu siapa?" Tanya dia.

"Rendy. Gue kesini sama temen-temen gue. Dan salah satu temen cewek gue ilang. Lo tau, gue harus cari kemana?" Tanya gue langsung tanpa basa-basi.

Matanya kembali berkaca-kaca. Malah gue liat air matanya netes ke pipi dia.

Emang barusan gue nanyain pertanyaan menyedihkan ya?

"Kalian harus pergi dari sini." Kata dia.

"Nama lo?" Tanya gue.

"Sisi. Aku Sisi. Dan kalian harus cepat pergi dari sini." Ucap cewek yang namanya sisi ini.

"Atau gak, kalian semua akan mati."

Perkataannya barusan. Sontak membuat badan gue menegang.

Bersambung....

***

hehehehe.

Masi ada yg baca?

Maaf deh udah ngegantungin hampir 3bulanan. WKWKWK.

VOTE AND COMMENT❤️💜

Dont Believe (School Horror 3) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang