Itu di atas ceritanya es krim nya si Alvina tapi kalo kalian punya imajinasi lain juga ga papa 😂
Happy reading guys 💕
-----
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 30 menit yang lalu, tetapi itu tidak berpengaruh bagi Alvina dan teman-temannya. Mereka masih betah berada di kelas yang sudah sepi.
"Jadi ini kita kapan pulang?" tanya Alvina kepada kedua temannya.
"Bentaran aja deh gue males di rumah sendirian," sahut Adara.
"Lah emang lo biasanya sendirian kan?" ucap Rain asal membuat raut wajah Adara berubah sendu.
Alvina yang mendengar ucapan asal Rain dengan segera langsung memukul lengannya hingga gadis itu memekik kesakitan.
"Bego lo!" Alvina berbisik agar tidak terdengar Adara.
Rain hanya memberengut merasa bersalah. "Maaf ya Dar, mulut gue emang ga bisa di kontrol."
Adara hanya mengangguk. "Selo gue ga baper ko,"
"Eh dari pada gabut di sini mending makan es krim di kedai yang depan Rumah Sakit itu," Alvina mengalihkan topik pembicaraan untuk mencairkan suasana.
"Ide bagus tuh, gue juga lagi pengen yang seger-seger," Rain menyahut dengan antusias. Dan langsung diangguki oleh Alvina dan Adara.
***
Setelah menempuh waktu hampir 15 menit, mereka sampai di kedai ice cream. Kedai yang bernuansa modern khas anak muda zaman sekarang, menjadikan tempat ini tak pernah sepi pengunjung. Di kedai ini pun tak hanya menjual ice crem tetapi ada berbagai macam makanan ada di sini.
Setelah memesan ice cream yang diinginkan, mereka pun mencari tempat duduk dan semua tempat penuh dan hanya ada satu tempat duduk di paling pojok dekat kaca besar yang langsung menghadap ke luar kedai.
"Vin lo masih hutang penjelasan sama kita." Ucap Rain dengan tangan yang sibuk menyendok ice cream
"Oh yang tadi gue sama ka Varo?"
Alvina terdiam berfikir sejenak.
"Jadi gini, tadi itu kan gue telat tuh, terus tiba-tiba ada ka Varo ternyata dia juga telat kan. Nah udah upacara kan gue dihukum ternyata gue dihukum bareng sama dia disuruh bersihin ruang galeri. Di ruang galeri itu ada piano, ya... kalian tau lah gue kalo liat piano gatel pengen mainin. Akhhirnya gue mainin satu lagu dan pas udah selesai ka Varo muji gue katanya bagus keren. Tamat."
"Oh." Jawab Rain dan Adara bersamaan.
Alvina menganga mendengar jawaban itu. "Gue ngomong panjang lebar dan lo berdua cuman jawab oh?!" tanya Alvina tak percaya.
"Lah terus kenapa? Harus bilang wow gitu?" Tanya Adara dengan tampang meledek.
Alvina hanya memutar bola matanya jengah. Matanya tak sengaja melihat seseorang yang tadi pagi berada di kelasnya.
"Eh itu Dissa bukan sih? Cewe yang tadi ke kelas?" tanya Alvina.
"Mana?" Rain mengikuti arah pandang Alvina. "Dia suruh duduk di sini aja, masih ada bangku kosong ko." Saran Rain dibalas anggukan oleh Alvina.
"Dar panggil deh Dar," Alvina melirik Adara yang sedaritadi hanya sibuk memakan ice crem. Begitulah Adara jika bertemu makanan yang manis nan dingin itu. Ia tidak akan memedulikan sekitar dan hanya sibuk dengan ice creamnya.
"Kenapa harus gue?"
"Lo kan punya suara yang khas Dar,"
"Lagi gini aja baru ke gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain
Teen FictionAlvina Florien menyukai kaka kelasnya sendiri. Memang itu hal yang lumrah. Ia hanya bisa memandanginya dari jauh dan berharap suatu saat nanti ada keajaiban yang membuatnya dekat dengan sang pujaan hati. Sampai suatu hari permainan Truth or Dare ya...