"Tunggu kita ke kelas bareng." Kata Alvaro tangan yang satunya sibuk membuka helm yang ia pakai. Setelah itu ia pun turun dari motornya.
Mereka berjalan berdampingan menuju ke kelas dan masih di iringi dengan berbagai macam tatapan dari para siswi.
"Varo," panggil seseorang dari belakang mereka.
Keduanya menoleh untuk memastikan siapa yang memanggil. Alvina tersentak kaget saat melihat orang di belakangnya.
Dia adalah Diana, mantan pacar Alvaro.
Alvina sekarang merasa sedikit takut karna ini pertama kalinya mereka berhadapan. Ia berfikir sebentar lagi Diana pasti akan melontarkan makiannya sama seperti teman-temannya yang lain.
Sebelum itu benar terjadi, gadis itu mundur beberapa langkah. Namun, tiba-tiba saja Alvaro mengenggam tangannya dan menariknya untuk tetap berada di sisinya.
"Kenapa?" tanya Alvaro.
"Gue boleh minjem cewe lo sebentar?"
Alvaro mengerutkan dahinya, bingung dengan permintaan Diana. "Ngapain?"
"Gue cuman mau kenalan,"
"Ya udah di sini aja."
"Ga bisa gitu Var, ada hal yang mau gue omongin juga." Diana menunjukan muka memelasnya. Membuat Alvaro menghela nafas dan akhirnya mengangguk. Ia menoleh ke samping, melihat Alvina yang sekarang sudah berkeringat dingin.
"Aku duluan ya, kamu ga usah takut." Alvaro pergi meninggalkan mantan dan pacar barunya.
Tunggu, sejak kapan Alvaro menggunakan kata aku-kamu? Biasanya juga Gue-elo. Terus kenapa dia harus meninggalkannya dengan Diana? Pikir Alvina bingung dengan sikap Alvaro.
Ka Varo kenapa ninggalin coba? Kalo gue di terkam ka Diana giman?! Gerutunya dalam hati.
"Hei! Ko malah bengong? Ga usah takut, gue ga akan ngapa-ngapain lo ko." Diana tersenyum manis, menampilkan deretan gigi putihnya.
"Kita ngobrolnya sambil jalan ke kelas aja," lanjut Diana sambil menarik lengan adik kelasnya itu.
Alvina menelan ludahnya sambil menyamakan langkahnya dengan Diana.
"Oh ya nama Alvina kan?" tanya Diana dan di jawab anggukan dari Alvina.
"Vin, mungkin lo ngira gue ngejudge lo sama kaya yang lain, tapi sumpah gue ga kaya gitu. Gue malah seneng lo jadian sama Varo." Jelas Diana masih dengan senyumannya.
Alvina tertegun mendengar ucapan Diana. Ternyata Diana tak seperti teman-temannya. Ia merasa bersalah karna telah berpikiraan yang buruk tentang Diana
"Gue kira lo kaya kaka kelas yang lain, tapi ternyata lo baik."
Diana tiba-tiba menatap Alvina sendu "Vin maafin temen-temen gue ya, mereka emang suka gitu."
"Iya ka udah gue maafin ko." Jawab Alvina.
Sepanjang perjalanan menuju kelas, Alvina menyadari bahwa dirinya kembali menjadi pusat perhatian para siswa-siswi lainnya. Mungkin mereka heran melihatnya sedang berjalan beriringan bersama Diana-mantan dari kekasih barunya.
"By the way, longlast ya. Lo cocok sama Varo." Mereka telah sampai di depan kelas Diana atau bisa di bilang juga kelas Alvaro.
Ucapan Diana barusan sukses membuat pipi Alvina terasa panas. Ia memalingkan wajahnya malu seraya menggaruk tenguknya yang tak gatal.
Diana tertawa melihat Alvina yang salah tingkah. Gadis itu terlihat lucu saat sedang salah tingkah.
"Ya udah gue masuk kelas," Diana berjalan ingin memasuki kelasnya, namun ia kembali berbalik dan berucap dengan alis yang di naik turunkan "Mau gue salamin ke Varo ga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain
Teen FictionAlvina Florien menyukai kaka kelasnya sendiri. Memang itu hal yang lumrah. Ia hanya bisa memandanginya dari jauh dan berharap suatu saat nanti ada keajaiban yang membuatnya dekat dengan sang pujaan hati. Sampai suatu hari permainan Truth or Dare ya...