"Makasih ya ka." Alvina turun dari motor Alvaro saat mereka sudah sampai di depan rumahnya.
"Iya sama-sama." ucap Alvaro seraya melepaskan helmnya.
"Mau mampir dulu ka?" tawar Alvina.
"Lain kali aja," jawab Alvaro.
Alvina hanya mengangguk "Ya udah.... gue masuk ya," ucapnya dan langsung berbalik berniat memasuki pekarangan rumahnya.
"Tunggu!" langkah Alvina terhenti mendengar teriakan Alvaro. Ia pun berbalik dan menatap Alvaro dengan tatapan ada apa.
Alvaro turun dari motornya, menghampiri Alvina. "Eng... nama lo siapa?" tanya Alvaro dengan gugup. Karna kalo boleh jujur saat ini ia sedang sangat malu karna tidak tahu nama kekasihnya sendiri.
Entah Alvina harus tertawa atau sedih karna pacarnya sendiri tak mengetahui namanya. Lalu tiba-tiba Alvaro tertawa membuyarkan lamunannya.
"Lucu ya? kita udah berkali-kali ketemu tapi gue sama sekali ga tau nama lo," canda Alvaro yang malah membuat Alvina tersenyum miris.
Itu karna lo ga pernah perduli sama gue ka.
"Jadi?" tanya Alvaro.
Alvina terkekeh "Alvina," jawabnya dengan senyuman "Alvina Florien lengkapnya."
Alvaro mengangguk mengerti "Oke Alvina, kenalin gue Alvaro Argi Rafael." Jelasnya seraya menjulurkan tangan.
"Jadi ceritanya kita kenalan nih?" tanya Alvina. Tangannya sudah menyabut uluran tangan cowo di hadapannya. Alvaro terkekeh mendengar pertanyaan Alvina karna ini terdangar lucu dan juga... aneh.
"Kalo gitu gue masuk ya ka?"
"Oke," jawab Alvaro. lalu ia menaiki motornya dan pergi meninggalkan rumah Alvina, sebelum itu ia sempat membunyikan klakson dua kali.
Sambil bersenandung kecil Alvina berjalan memasuki rumahnya. Senyuman pun tak pernah lepas dari wajahnya. Saat sudah sampai di depan pintu, ia dikagetkan oleh seseorang yang tiba-tiba muncul. Menatapnya dengan tatapan menyelidik.
"Din bisa ga sih lo ga ngagetin gue?!" bentak Alvina kesal.
"Eh kucrut tadi siapa? Cowo lo? Ko sampe ketawa-ketiwi segala?" tanya Aldino masih setia dengan tatapannya.
"Mau itu cowo gue atau bukan apa urusannya sama lo?" bukannya menjawab Alvina malah balik bertanya dengan sarkatis.
"Oh gitu. Oke gue bilangin mama," Dino beranjak dari tempatnya menuju ke dalam rumah.
"Anjir Dino berenti lo!" Alvina berlari mengikuti Dino dan terjadilah aksi kejar-kejaran diantara dua kaka beradik itu.
Dino berlari ke dapur. Di sana terlihat Risa sedang memasak. Merasa punya tameng, ia pun bersembunyi di belakang mamanya untuk menghindari amukan Alvina.
"Dinosaurus sini ga lo!" teriak Alvina. Di tangannya sudah ada sepatu yang tadi ia pakai siap di lemparkan kapan saja.
"Selow Vin selow gue ga akan bilang ke mama kalo lo udah punya pacar," ucap Dino so polos di balik punggung Risa.
"DINOOOOOO BEGO BANGET SI LO!!!" teriak Alvina sangat keras sampai Risa dan Dino menutup kuping mereka. "Ya Alloh gue punya ade kenapa mulutnya lemes banget ya kaya cewe." gumamnya.
"Ck kalian ini ya ade kaka berantem mulu kerjaannya," omel Risa. Ia heran melihat kedua anaknya yang setiap hari selalu bertengkar. "Vina kamu ganti baju bersih-bersih. Kamu Dino sana ke kamar jangan ganggu kaka kamu lagi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pain
Teen FictionAlvina Florien menyukai kaka kelasnya sendiri. Memang itu hal yang lumrah. Ia hanya bisa memandanginya dari jauh dan berharap suatu saat nanti ada keajaiban yang membuatnya dekat dengan sang pujaan hati. Sampai suatu hari permainan Truth or Dare ya...