PART 11

76 22 5
                                    


Alvina mengerjapkan kedua matanya berkali-kali saat mendengar suara bising dari jam weker yang berada di nakas. Karena kesal tidurnya terganggu, ia pun melempar jam itu ke lantai dan melanjutkan tidurnya kembali. Itulah kebiasaannya selalu melempar jam weker saat pagi hari. Ia termasuk cewe yang suka tidur.

Tak lama terdengar suara teriakan seseorang membuat Alvina ingin sekali menumpahkan sumpah serapahnya kepada orang itu.

Kalo yang ini tak mungkin akan ia lempar atau memakinya. Siapa lagi kalau bukan mamanya orang yang mengganggu tidurnya.

"Alvina!" teriak mamanya.

"Apaan sih ma teriak-teriak,"

"Kamu itu cewe tapi kebonya kebangetan, ga malu apa sama pacar!"

"Ish apa coba bawa-bawa pacar orang masih jones."

"Terus Alvaro siapanya kamu?"

Alvina yang sedari tadi masih berbaring di atas kasur langsung duduk dan mencondongkan wajahnya ke arah mamanya.

"Mama tau Alvaro dari mana?"

"Orangnya ada di bawah,"

Jawaban dari Risa membuat Alvina membelalakan matanya tak percaya.

"Kenapa ga bilang dari tadi!" teriaknya dan langsung berlari kearah kamar mandi. Beberapa detik setelah masuk ia kembali keluar menghampiri mamanya yang sedang membuka jendela "Mah ka Varo ngapain ke sini?" tanyanya.

"Katanya mau berangkat bareng, emang kamu ga di kasih tau?" tanya Risa. Dan Alvina tak menjawab pertanyaannya. Ia langsung berlari lagi ke kamar mandi.

Hanya cukup waktu 20 menit untuk Alvina bersiap berangkat sekolah. Ia berjalan menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Saat di anak tangga terakhir ia melihat Alvaro tengah berbincang dengan papanya di ruang tamu dengan sangat akrab.

Papa sama ka Varo ngomongin apaan?

"Vin ngapain bengong di situ? Sarapan sana, ajakin Alvaro sekalian." Kata Risa membuyarkan lamunannya.

Alvaro pun menoleh saat mendengar ucapan Risa. Ia memberikan senyuman manisnya kepada Alvina membuat gadis itu menunduk malu.

"Ayo Var ikut sarapan masih jam 6.30 ga akan telat," ajak Alvin papa Alvina.

"Iya om," jawab Alvaro.

Sekarang di sinilah Alvina duduk di samping orang yang kemarin baru saja resmi menjadi kekasihnya. Jantungnya benar-benar bedegub tak karuan. Ia gugup setengah mati bahkan untuk sarapan saja rasanya tak berselera. Siapa yang tidak gugup di saat pacarmu duduk di sebelahmu sedangkan di depannya ada orangtuamu. Pati sangat gugup bukan?.

"Jadi Varo ini anaknya pak Kevin?" tanya Risa memecahkan keheningan di antara mereka.

"Iya tante." Jawab Alvaro diiringi dengan senyuman di wajahnya.

Alvina mengernyit bingung. Ia tak mengenal siapa pak Kevin dan apa hubungannya dengan Alvaro.

"Em Pak Kevin siapa ma?" tanyanya.

"Pak Kevin itu papanya Varo dan dia juga temen papa sekaligus CEO di kantor papa." Jelas Alvin papa Alvina.

Penjelasan dari papanya itu membuat Alvina tersedak makanannya. Dengan segera ia meneguk habis air mineral yang di sodokan Risa.

"Kamu kaget ya sampai tersedak gitu?" tanya Alvin diiringi dengan kekehan dari yang lainnya. "Papa juga ga nyangka kamu bisa pacaran sama Varo." Jelasnya lagi.

Blush. Alvina merasakan pipinya memanas menimbulkan warna kemerahan. Spontan ia menunduk menyembunyikan wajahnya.

Tiba-tiba saja sebuah teriakan terdengar dari lantai dua. Lebih tepatnya kamar Dino.

The PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang