Bab 8 Truth from Yae-won

41 5 5
                                        

🔊 lee ji young- lie🎵

♥❤♥❤♥

"Tolong aku....." isak gadis itu seraya menatap jung-kook melalui matanya yang membasah.

"Yae-won aa...wae? Ada apa?"

"Har...haraboji.....haraboji dalam bahaya....aku harus...." yae-won terbata akibat sesenggukkannya.

Melihat itu jung-kook segera meraih bahu mungil yae-won, lelaki itu menatapnya intens mencoba mencurahkan seluruh ketenangan di matanya.

"Tak apa..kau pasti terlalu syock sehingga bicaramu melantur..."

"Tidak! Aku melihatnya....aku harus pergi..." tepis yae-won berlari secepat kaki kecilnya melesat. Jung-kook bergegas menyusulnya. Ada apa dengan gadis itu? Apa dia mengidap gangguan kejiwaan? Mungkin itulah yang akan dikatakan orang normal tentang gadis itu saat ini.
Tapi percayalah, saat yae-won membasuh wajahnya di toilet, ia mendapat visi nasib buruk yang barusaja menimpa harabojinya, persis seperti visi saat yoo-rin dalam bahaya kemarin.

Hap! Jung-kook berhasil meraih tangan yae-won. Gadis itu menoleh dengan wajah murka.

"Lepaskan! Aku harus menemukan haraboji !"

"Yaa...bagaimana kau tahu harabojimu dalam bahaya? Kau hanya berhalusinasi yae-won. Tenanglah.."

"Jung-kook! Terserah kau bilang ku ini berhalusinasi atau gila !! Jangan halangi aku! Aku harus pergi ke sasana beladiri harabojiku sekarang!" tegas yae-won menghempas tangan jung-kook dengan kasar.

Lelaki itu mendesah. Baiklah, aku tahu ini konyol, mempercayai perkataan gadis yang sedang shock. Tapi akan kulakukan untuknya, karena dia satu-satunya orang yang tulus dan satu-satunya orang yang berhasil menyentuh hatiku dengan sikapnya yang seadanya.

"Aku akan mengantarmu kesana." cetus jung-kook.

®®®®®®

Mobil yang di kemudikan jung-kook terus melaju di jalan. Dengan gesit menyalip di antara mobil-mobil lainnya. Yae-won di sebelahnya terus memprotokoli arah jalan yang harus di lalui. Gurat kekhawatiran tak henti-hentinya merundungi paras imutnya. Gadis itu terus menerus meminta jung-kook menambah kecepatan hingga lelaki itu tak habis pikir biasanya gadis-gadis normal akan menjerit-jerit lebay saat dibawa berkendara dengan kecepatan setinggi ini. Tapi yae-won justru menyuruhnya menambah kecepatan lagi.

"Belok kanan..lurus lalu berhenti di depan banner sebelah kiri restorant mie itu.." yae-won memberikan petunjuk jalan.
Jung-kook menurut dan mengatur kendaraannya sesuai seperti yang di katakan gadis itu. Ia pribadi tak percaya dengan pernyataan gadis itu bahwa kakek gadis itu dalam bahaya. Semua ini ia lakukan semata-mata hanya untuk menghibur gadis itu. Yae-won sudah banyak terluka, dan ia tak mau menyakiti gadis itu dengan bersikeras tak percaya padanya.
Sejurus kemudian, mobil yang di kemudikan jung-kook berhenti tepat di depan bangunan dengan arsitektur bergaya kedinastian. Bangunan itu di pagari pagar tembok dengan ujung berbentuk seperti atap rumah. Di sana terdapat pula gerbang dengan lonceng dan patung prajurit tegap. Sangat mencerminkan tempat pendidikan beladiri.

"Kita sam---" belum sempat jung-kook menyelesaikan kalimatnya, gadis disebelahnya itu sudah menghambur masuk ke dalam sasana beladiri tersebut.

Nun WangjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang