26
♥❤♥❤♥❄
🎧Zia - Want To Want🎵
🎧 Hyolyn - I miss You🎵🐥🐤🐤🐣
Yoorin tidak tahu apa yang sebenarnya tengah menimpa sahabatnya yang mungil itu. Ya, Yaewon beberapa hari belakangan ini lebih banyak bungkam ketimbang bicara. Yoorin sudah mencoba berbagai cara untuk menghibur Yaewon namun hasilnya nihil. Gadis mungil itu jangankan tertawa, senyumpun sepertinya sangat mustahil. Yaewon seolah seperti kehilangan belahan jiwanya. Ia sering kedapatan oleh yoorin tengah melamun dan sesekali menangis tanpa suara. Ketika ditanya mengapa, gadis itu malah berpura-pura menyibukkan diri dan mengatakan bahwa ia baik-baik saja. Persetan! Baik-baik saja kah jika sahabatmu menangis diam-diam dan menolak menceritakan masalahnya? Dan ini bukan satu dua hari melainkan sudah belasan hari terhitung sejak berita kecelakaan Jungkook. Namjachingu-nya.
Dan ini hari ke delapan belas(mungkin), yoorin menemukan sahabatnya itu dalam keadaan yang sama. Yaewon terlihat tengah mengelap cangkir-cangkir dengan pandangan kosong. Ia melamun(lagi). Ketika ia selesai membuat permukaan camgkir mengilap bersih dan hendak meletakkannya, cangkir itu tergelincir dari tangannya dan hancur berkeping-keping terbanting ke lantai.
PRANGG
Yaewon mengerjap sadar. Ia memandang pecahan cangkir yang berserakan dilantai dengan sendu seolah puingan itu adalah kekasihnya yg nahas. Yaewon segera menunduk hendak memungut pecahan kaca itu namun tiba-tiba sebuah tangan mencengkal lengannya. Yaewon mendengak dan itu ternyata sahabatnya, yoorin.
"Cukup, Yaewon."
"Sekarang kita perlu bicara!" tegas yoorin."Tidak, aku harus membersihkan ini yoorin. Aku tak mau kita kena marah nyonya sajangnim." jawab Yaewon dengan nada seratus delapan puluh derajat berbeda dengan yang digunakan yoorin. Yaewon hendak menepis cekalan yoorin namun gadis naughty itu kelihatannya enggan melepasnya.
"Yoorin.."
"Yaewon!"
Yaewon menatap sahabatnya dengan mata lesu sekaligus redup seperti seseorang yang kehilangan tujuan hidupnya.
"Ada apa? Apa yang harus kita bicarakan?" tanya Yaewon.
"Apa? Kau bilang 'apa'? Banyak Yaewon! Banyak yang perlu kita bicarakan!"
"Salah satunya, kau belum menjawab pertanyaanku hari ini dan hari-hari sebelumnya. Apa yang terjadi Yaewon? Apa yang sedang kau coba tak ceritakan padaku?!" sembur yoorin."Tidak ada apa-apa, yoorin. Aku baik-baik saja——"
"dan tak ada yang bisa kuceritakan." sambung yoorin menyelesaikan kalimat Yaewon. Itu kesekian kalinya ia menerima jawaban yang sama.
Gadis mungil itu menghela nafas sambil menatap pecahan cangkir yang masih berserakan itu dengan sendu. Lalu kembali menatap yoorin dengan wajah kosong. Ia baru saja hendak membuka mulut tapi yoorin lebih dulu menyahuti.
"Dan kau akan berkata. 'Yoorin, aku harus kembali berkerja.'..."
Yaewon mengatupkan bibirnya Kembali. Yoorin menatapnya dalam namun segera Yaewon menghentikan kontak matanya dengan memandang arah lain. Entah mengapa ia tak berani menatap mata lembut sahabatnya itu. Ia takut bila menatap mata itu maka ia akan melihat betapa rapuhnya dirinya. Ia takut bila menatap mata yoorin lama-lama maka gadis itu akan melihat kesedihan terbesarnya saat ini.
Yoorin meraih kedua tangan Yaewon. Sehingga membuat Yaewon mau tak mau beradu pandang dengan sahabatnya itu.
"Yaewon aah, apa ini tentang Jungkook?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Nun Wangja
Ficción General[FICTION + FANFICTION] ________________________________________ "Ada seribu satu alasan mengapa seseorang melakukan kejahatan. tapi hanya ada satu alasan seseorang melakukan kebaikan..dan Aku tahu kau bukanlah orang jahat.." ~Jeon Jung-kook. _______...