Ana ada yang mencarimu

6.3K 307 4
                                    

       Mobil mami berhenti tepat di depan WRD. Terparkir rapi dengan sederetan yang lain. Sepanjang perjalanan mami tak henti-hentinya mengomel.

Apa yang dikatakan mami seperti berlalu begitu saja. Bagaikan angin musim panas yang masuk keujung cerobong asap dan keluar ke ujung yang lainnya.

"Mami nanti jemput seperti biasanya ya" kataku pada mami. "Kalau kamu ada apa-apa lagi mami gak mau tanggung jawab" kata mami sambil menunjuk padaku. "Ya mi" jawabku singkat sambil menutup pintu mobil.

Aku berjalan dengan ragu kesana.

Ku buka pintu WRD

Terdengar deritan pintu yang lumayan panjang.

Membuat semuanya menoleh padaku.

"Hai semua" sapaku pada orang-orang disana.

"Hello" sahut ko William dengan tangan melambai di meja admin. "Doffi,Rino gak les kah?" Tanyaku.

"Oh les, mereka sudah datang dari tadi" jawab ko William. "Kamu sudah baikan kah" tanya ko William.

"Sudah ko" sahutku pelan sambil menelisik sesuatu. Ada yang aneh dengan raut wajah ko William saat dia bertanya tadi. Atau semua itu hanya perasaanku saja.

"Itu siapa ko, putri?" Tanyaku sambil menunjuk daftar hadir di papan yang berada meja admin.

Papan itu selalu terpasang disana. Memperlihatkan siapa saja yang akan masuk pada hari itu.

"Murid baru dia, free trial, sementara di kelasmu dulu. Linda hari ini gak masuk soalnya" jawab ko William.

"Iya ko, ko aku naik dulu" jawabku sambil melangkah keruang atas.

"Linda gak masuk lagi" fikirku. Sambil melangkah cemas kelantai dua. Semoga Doffi dan Rino gak melakukan hal yang aneh-aneh di atas.

Namun harapanku salah.

Di kelas E

"Hei kamu Mey kan" tanya Doffi. "Iya pasti kamu Mey" tambah Doffi lagi. "Bukan, aku Putri" jawab seorang anak yang duduk di ujung bangku itu.

"Gakk kamu bohong" jawab Doffi. "Heh kamu jangan bohong ya" Kata Calvo.

Aku hanya bengong melihat apa yang terjadi. Bisa-bisanya mereka seperti itu. Terus bagaimana dengan rencana yang kemarin.

"Hei Na" sapa Rino yang tidak ikut-ikutan kedua temannya itu. "Gila tu mereka" tambah Rino.

"Hei Na, kita sudah menangkap Mey" jawab Doffi. "Pasti kamu menyamar jadi Putri kan" tambah Doffi. "Tanyain terus sampai ngaku" sahut Calvo.

"Menurut teori hantu itu tidak pernah ngaku kalau ditanya dia hantu apa bukan" tambah Doffi dengan teori-teori anehnya itu.

"Tuh kan na, mereka jadi gila. Kerasukan kali mereka" kata Rino.

"Udah-udah gak kasian apa kalian, murid baru ini, sana-sana" kataku membubarkan Doffi dan Calvo yang mengerumuni anak itu.

Aku duduk di tengah-tengah Calvo dan Doffi. Dari tadi kedua anak itu seperti bodyguard yang memperhatikan apa yang aku lakukan.

"Doff, Vo sudah-sudah" kataku sebal. "Kami ini mau melindungi kamu" kata Calvo.

"Ana gak perlu kamu lindungi kayak gitu, kamu harusnya melindungi dirimu sendiri" sahut Rino.

"Hantu tu kan menurut penelitianku di internet suka anak yang badanya agak besar kayak Calvo" tambah Doffi.

"Hehhh merinding nih, awas ya" sahut Calvo sambil mengepalkan tangannya.

Sebuah tangan dengan halus memegang pundak belakangku.

"Naaa anaaaa"

Suara itu terdengar tiba-tiba menelisik ketelingaku.

"Haahhhh" kami semua hampir meloncat terkaget-kaget.

"Na ada orang cari kamu di bawah" ternyata itu Ko William. "Siapa ko?, mami kah?" Tanyaku.

"Bukan kayaknya" jawab Ko william. "Papi bukan?" Tanyaku lagi.

"Bukan juga kayaknya" ko William menjawab sambil menggelengkan kepalanya.

"Terus ko?" Aku tak henti-hentinya bertanya-tanya di dalam hati.

Aku turun bersama ko William.

Di lorong itu sesekali aku menoleh ke belakang untuk mengantisipasi apapun yang terjadi.

Duduk di ruang tunggu seorang wanita berambut hitam panjang dan memakai sweater abu-abu telah menungguku disana.

Aku tidak tau siapa dia.

Kenapa dia tau aku? Siapa sebenarnya wanita itu?

Langkah kakiku membuatku sudah berada di depannya sekarang.

Dia berdiri tepat di depanku dan . . .

The Last Student (murid terakhir)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang