Ruangan itu kira-kira berukuran 4 kali 3 meter. Dengan potongan-potongan surat kabar dan foto-foto yang menempel di dinding sebelah kanan.
Hanya sebuah lampu berwarna orange remang-remang yang memberikan penyinaran ke seluruh penjuru ruangan.
Aku duduk di ruangan itu sendirian. menghadap ke pintu yang merupakan satu-satunya jalan keluar dan masuk kesana.
Tidak ada jendela, tidak ada lubang secuilpun. Hanya hembusan dingin dari AC yang berhembus bagaikan angin pagi.
Tante Sylva yang sedari tadi pergi, kini telah kembali ke ruangan itu. Membuka pintu dan melihat ke arahku.
"Sudah kamu lihat yang di dinding itu Na?" Kata tante Sylva sambil menutup kembali pintu ruangan.
Aku hanya menggeleng sambil menoleh ke gambar-gambar yang ada di dinding.
Tante Sylva mengambil beberapa potongan surat kabar dan foto dan memberikannya kepadaku.
"Baca" kata tante Sylva.
Aku melihat-lihat tumpukan yang diberikan tante.
Beberapa potongan surat kabar menceritakan tentang rumah yang ada di mimpiku.
Namun keterkejutanku membuncah tatkala ku melihat sebuah foto.
Itu Mey.
Dan seorang wanita yang menggenggam tangannya.
"Darimana tante tahu semua ini?" Sergahku.
"Hal-hal aneh terjadi setelah sebuah kejadian terjadi di rumah itu Na, dari apa yang terjadi di rumah itu hingga sesuatu yang lain tentangnya" tante Sylva menceritakan tentang apa yang telah terjadi.
"Apa hubungannya denganku tan?" Aku mulai penasaran.
"Beberapa orang yang mencoba menempati rumah itu berakhir tragis" kata tante Sylva sambil memberikan foto-foto lain.
Aku mulai melihat-lihat foto yang diberikan tante sylva. Sebuah foto mayat terlihat membusuk di ujung ruangan membuatku menolehkan pandang ke penjuru yang lain.
"Semua itu berkaitan dengan kenangan anak yang menampakkan diri padamu Na, itu berkaitan dengan kenangan Mey" tante Sylva menambahi.
"Itu sebabnya dia muncul di WRD?" Tanyaku. "Entahlah, sudah lama aku menyelidikinya" jawab tante Sylva.
"Bagaimana aku bisa lepas dari Mey tan?" Tanyaku kembali.
"Aku kuatir itu bukan Mey, ada sesuatu yang lain. Yang lebih berbahaya. Yang sekarang mengancam nyawamu" kata tante Sylva sambil membolak-balik tumpukam-tumpukan foto.
Aku hanya bisa menelan ludah.
"Kita harus cepat Na, ini mungkin sebuah keberuntungan atau sebaliknya" tante Sylva kembali menambahi.
"Apa maksud tante?" Tanyaku dengan nada yang meninggi.
"I just want to help you. Aku sudah lama melacak siapa target selanjutnya" tante Sylva kembali memberikan foto-foto orang yang belum pernah aku kenal.
"Lalu kenapa harus aku? Kenapa Mey harus muncul di WRD?" Aku mulai bertanya-tanya.
"Itu yang aku ingin tau jawabanya Na" tante Sylva menjawab.
"Ini kesempatanmu, bantu aku. Aku akan membantumu lepas dari Mey" tante sylva menambahi dengan memegang bahuku.
Aku tahu tante Sylva pasti tau semuanya. Aku merasa ini satu-satunya jalan untuk lepas dan kembali ke kehidupan normalku.
"Lalu bagaimana caranya aku bisa membantu tante?" Tanyaku.
"Mamamu cerita tentang rencana gila bocah-bocah ingusan yang mau menangkap hantu" tante Sylva menjawab.
Aku hanya mengerutkan dahi. Itu ide Doffi.
"Aku ikut rencana kalian" tambah tante Sylva.
"Hahhh tante mau nangkap hantu gitu? Masukin dalam botol gitu?" Tanyaku keheranan.
"Aku akan menyingkirkannya Na, aku butuh bantuanmu dalam rencana ini" tante Sylva menjawab dengan yakin terlihat dalam sorot matanya.
"Trus aku harus apa?" Tanyaku.
"Kamu akan jadi umpan" tante Sylva menjawab dengan menatap lamat bola mataku.
"Kamu mau terima resiko ini atau aku tidak bisa menjamin kalau ada sesuatu yang terjadi padamu" tante Sylva semakin yakin dengan kata-katanya.
Aku hanya terdiam tak percaya dengan apa yang aku dengar. Aku tak tahu apa yang harus aku katakan.
Itu gila.
Ini gara-gara ide Doffi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Student (murid terakhir)
HorrorTempat itu selalu ramai dengan suara canda murid, namun ketika kelas telah usai dan pintu utama di tutup, tidak ada yang mengira apa yang tengah terjadi disana.