Chapter Four

46K 1.2K 68
                                    

Meski Olivia tahu kalau Alex memang sudah mengetahui segala tentangnya, termasuk alamat rumahnya, Olivia masih sulit untuk tidak memandangi Alex dengan wajah kagumnya. Entah mengapa, dimata Olivia, Alex merupakan pria yang terlalu pendiam dan juga cukup jenius. Sejak mereka bertemu, ia hanya akan mendengar suara Alex jika Richard yang bertanya padanya. selebihnya, pria itu bagaikan sebuah robot yang selalu berdiam diri.

Alex membukakan pintu untuk mereka, tubuhnya selalu sedikit membungkuk sebelum Richard melewatinya.

"Terima kasih." Olivia tersenyum kecil padanya dan Alex hanya mengangguk sekedar.

"Ini rumahmu?" Richard memandang rumah yang tampak sederhana itu dengan dahi mengernyit. Kemudian Olivia bisa melihat Richard yang melirik Alex dengan tatapan penuh tanya, dan ketika Alex mengangguk, Richard tampak menghela napas.

"Ayo, masuk." Ajak Olivia.

Mereka bertiga berjalan beriringan melewati pekarangan rumah Olivia. Langkah Olivia begitu tak sabar, bahkan Richard juga menyadarinya. Ia melirik sekilas pada Alex yang mengulum senyum.

"An..." teriaknya kuat.

Richard menatap sekeliling rumah Olivia, sederhana, tapi nyaman. Saat ia kembali melirik Olivia, gadis itu sudah melompat cepat dalam pelukan Angela, yang ia ketahui adalah adik Olivia.

"Kau baik-baik saja? Apa mereka menyakitimu? Bibi Jane ada dimana?" gadis itu memborbardir adiknya dengan rentetan pertanyaan bernada cemas.

Namun yang dilakukan Angela adalah memandangi Richard dan Alex dengan tatapan aneh. Kedua pria itu tampak asing dimatanya, tak terkecuali Alex yang pernah datang kerumah itu dan membantunya dari amukan para lintah darat itu. Saat itu, Alex tidak menjawab satupun pertanyaan Angela mengenai siapa dirinya.

"An." panggil Olivia pelan.

Angela menoleh padanya, "Siapa mereka?" tanya gadis itu. Ia melirik Alex sejenak. "Kemarin dia datang kesini dan membantu kami. Aku tidak mengenalnya, Oliv. Apa dia temanmu? Lalu, siapa pria yang bersamanya itu?"

Melihat bagaimana cara Angela menatapnya, Richard berdehem pelan, "Richard William," ucapnya memperkenalkan diri. Ia bisa melihat kedua alis Angela yang saling bertaut ketika mendengar namanya. "Dan aku adalah_"

"An," potong Olivia cepat. Ia melemparkan tatapan penuh artinya pada Richard, seakan melarangnya untuk memberitahukan adiknya mengenai siapa dia bagi Olivia. "Eum, dia adalah pacarku."

Bukan hanya Angela yang melotot terkejut, Jane yang entah sejak kapan berada didalam ruangan itu memekik kuat dan segera berhambur menghampiri Olivia.

"Benarkah? Pria ini adalah kekasihmu?" tanya Jane dengan wajah berseri penuh bahagia.

Oliv meringis pelan dan mengangguk kaku. Diliriknya Richard yang masih tidak berekspresi ditempatnya, pria itu sepertinya tidak tergangu dengan pernyataannya barusan. Bahkan Alex, pria itu masih setia berdiri bagaikan patung disisi Richard.

"Pria disampingnya adalah Alex, asistennya. Dia menyuruh Alex membantu kalian kemarin setelah mendengar ceritaku tentang...kita."

Baiklah, entah berapa oksigen yang dibutuhkan Olivia saat ini karena harus membohongi keluarganya mengenai Richard. Olivia tidak mungkin membiarkan Angela dan Jane jatuh pingsan jika saja mereka tahu yang sebenarnya. Kalau dia adalah wanita yang disewa Richard untuk memenuhi kebutuhan seks pria ini, lalu menerima bayaran yang luar biasa.

Olivia menatap cemas Angela yang sejak tadi memerhatikan Richard, meski saat ini pria itu juga membalas tatapannya, tapi Angela tidak tampak takut, padahal Olivia saja mengakui bagaimana mengintimidasinya kedua mata Richard.

MistressesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang