Diluar hujan. Dan Olivia selalu betah bergelung dalam pelukan hangat Richard. Yeah, hari ini dia berhasil merayu Richard untuk bolos bekerja dan menemaninya bermasalan dirumah seharian. Richard menyanggupinya, dengan syarat, mereka tidak akan keluar dari kamar selama dua puluh empat jam. Philip yang akan mengantarkan makanan kalau-kalau mereka lapar.
Sambil tertawa geli Olivia menyanggupinya. Dan sejak pagi hingga siang ini, Olivia sudah menghitung sebanyak apa mereka bercinta. Mereka bahkan masih saling telanjang dibawah selimut. Richard bilang hari ini mereka tidak perlu pakaian. Karena kalau Richard menginginkannya lagi, akan mudah baginya untuk menyentuh tubuh Olivia tanpa penghalang.
Yeah, tubuh Olivia adalah candu bagi Richard.
"Kau tidak ngantuk?" tanya Olivia.
Kepalanya berbaring miring diatas perut dengan enam kotak yang Richard miliki. Membiarkan pria itu mengurai-urai rambutnya. Entah kenapa Richard senang sekali melakukannya saat mereka sedang berduaan. Dengan satu tangan yang terlipat dibalik belakang kepalanya, Richard yang duduk menyandar ditempat tidur sambil menonton televisi melirik Olivia. Wanita itu sedang menatapnya dengan wajah mengantuk.
"Tidak. Tidurlah, aku tahu kau kelelahan." Richard membungkuk, kemudian mengecup puncak kepala Olivia hingga kedua mata wanita itu terpejam.
Olivia hampir saja terlelap, tapi suara pintu yang diketuk dari luar membuatnya terjaga. Richard memindahkan kepalanya keatas bantal. Lalu memakai celana panjang dan kaosnya sebelum membuka pintu kamarnya.
Sudah lima menit berlalu dan Richard belum kembali. Olivia merasa ada yang sedang terjadi diluar kamarnya. Jadi, dengan hanya memakai kimono, dan membiarkan rambutnya tergerai, Olivia keluar dari kamar untuk mencari keberadaan Richard.
Dan pria itu ternyata sedang duduk diatas sofa bersama Helena. Kedua mata Olivia menyipit begitu saja saat melihat pria yang baru bercinta gila-gilaan dengannya tadi sedang memeluk wanita itu. Olivia mendengus, rasa cemburu merayap dihatinya. Dia bersedekap, lalu berdehem pelan untuk membuat kedua orang itu menyadari keberadaannya.
Richard adalah orang pertama yang menoleh padanya. Kemudian Helena, yang langsung menjauhi Richard setelahnya. Olivia tersenyum kecil padanya. "Maaf. Hm... hai, Helena." Sapanya.
"Hai, Olivia." Balas Helena. Suaranya terdengar serak, melihat dari kedua matanya yang merah dan sembab, sepertinya Helena baru saja menangis.
Olivia ingin memaki dirinya karena sudah cemburu pada seseorang yang mungkin saja baru mendapatkan hal buruk. "Aku hanya ingin mengambil air minum. Kalian lanjutkan saja mengobrolnya." Sambil mengusap-usap lehernya canggung, Olivia melarikan dirinya kedapur. Dia tidak haus, hanya beralasan saja.
Saat Olivia melihat Richard menghampirinya, Olivia cepat-cepat mengambil gelas dan menuangkan air kedalamnya. "Hm... kau mau?" tawarnya pada Richard saat pria itu berdiri disampingnya.
"Tidak." Jawab Richard. Pria itu mengambil napas panjang. "Aku akan pergi keluar sebentar bersama Helena." Ujarnya. Sebelah alis Olivia terangkat, seolah-olah apa yang Richard katakan mengganggunya. Dan Richard menyadari itu. "Helena membutuhkanku. Sesuatu baru saja terjadi antara dia dan Liam."
"Kalian akan pergi kemana?"
"Entahlah. Mungkin ketempat yang bisa membuatnya tenang."
"Kenapa tidak disini? Kudengar kalian sering menghabiskan waktu berdua disini. Aku yakin tempat ini menjadi salah satu tempat yang menenangkan untuk Helena. Yeah, kupikir semua tempat akan menenangkan asal kau ada disana."
Olivia dan sindirannya.
"Oh, maaf. Mungkin dia tidak nyaman denganku. Kau mau aku pergi keluar sebentar sampai..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistresses
RomansaSebagian cerita sudah di hapus, cerita lengkap bisa di baca di dreame. Mencintai kegelapan adalah hal yang mustahil di lakukan oleh wanita. Tetapi tidak dengan Olivia. Karena kegelapan memang telah menjadi teman hidupnya sejak lama.