Gak tau kenapa yang tadi malam isinya kosong -_-
Saat Alex menemui Richard didalam ruangannya, Alex tidak lagi terkejut melihat ruangan itu berantakan. Beberapa benda pecah berserakan, kursi dan meja yang sudah tidak lagi berada ditempatnya. Rak buku yang terbalik menelungkup diatas lantai dan juga Richard yang berdiri menatap jendela.
Alex melirik punggung tangan Richard yang terluka, lalu matanya beralih melirik sebuah cermin yang retak. Kepala Alex menggeleng pelan begitu saja. "Anda membutuhkan sesuatu, sir?"
"Kenapa kau tidak mengantarnya seperti yang kuperintahkan, Alex?"
"Olivia menolaknya."
"Olivia?" Richard menoleh pada Alex dan menatapnya sengit. "Sejak kapan aku memperbolehkanmu memanggilnya seperti itu?"
"Maaf, sir. Olivia baru saja bilang padaku kalau dia sudah tidak lagi bekerja padamu dan ya, mulai hari ini kami berteman. Jadi dia memintaku memanggilnya seperti itu."
Richard menggeram dan langsung menerjang Alex hingga Alex sedikit terhuyung kebelakang.
"Kau tidak akan pernah bisa menjadi temannya, Alex! Sialan, kau!"
Alex kembali pada posisi awalnya, berdiri dengan rasa hormat didepan Richard. "Sayangnya Olivia bukanlah anda, sir. Jadi saya bisa bersahabat dengannya tanpa harus memusingkan siapa diri saya untuknya."
Bugh.
Satu pukulan kembali Alex dapatkan. Kali ini diperutnya.
"Jaga ucapanmu, Alex! Kau hanya anak buahku. Kau hanya seorang pelayan bagiku."
"Saya mengerti, sir. Tapi bukan berarti saya tidak bisa berteman dengan Olivia, mantan pelacur anda."
Kini Richard bukan lagi memukul salah satu bagian tubuh Alex, melainkan memukuli Alex membabi buta. Dia memukul Alex bertubu-tubi, sesekali menendang dan Alex hanya diam menerima semua pukulan itu.
Sampai saat kepalan tangan Richard kembali terayun didepan wajah Alex yang terlihat kacau, tiba-tiba saja Richard menahan kepalan tangannya, menatap Alex lama sebelum melepaskan cengkramannya dari kerah baju Alex dan mendorongnya kasar.
Richard mengusap wajahnya. Melangkah gontai mendekati rak minumannya. Dia mengambil satu botol minuman dan menegaknya begitu saja. "Keluar dari ruanganku."
"Ya, sir." Jawab Alex patuh.
Sepeninggalan Alex, Richard menjatuhkan dirinya keatas lantai. Satu kakinya berselonjor sedangkan satunya lagi tertekuk. Masih ada botol minuman ditangannya.
Demi Tuhan, Richard tidak pernah menyangka akan terpuruk sehebat ini lagi dalam hidupnya. Dia pernah terpuruk amat parah saat ayahnya memukulinya tanpa ampun saat dia mencari tahu kenapa ibunya pergi meninggalkannya begitu saja. Dia pernah terpuruk dan hancur saat harus melepaskan Helena setelah menyuruh Helena menggugurkan bayi mereka.
Dia pikir dia sudah mampu menghadapi keterpurukan dalam hidupnya. Dia pikir, setelah mengusir Olivia dari hidupnya dia akan baik-baik saja dan kembali melanjutkan hidupnya seperti biasa.
Tapi ternyata tidak. Bahkan dia tahu semua rencananya tidak akan berjalan dengan baik saat tadi pagi Olivia mencium pipinya dengan wajah bahagia. Dia tidak bisa memandang Olivia terlalu lama karena takut akan memeluk wanita itu saat dia melukainya lagi.
Dia terpaksa harus duduk dengan sombongnya dibalik meja demi menahan diri untuk tidak menerjang Olivia dan melarangnya pergi.
Dan yang lebih membuatnya gila adalah saat Olivia berkali-kali merendahkan diri dihadapannya. Seolah-olah apa yang dikatakan wanita itu adalah caranya memandang Olivia selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistresses
RomanceSebagian cerita sudah di hapus, cerita lengkap bisa di baca di dreame. Mencintai kegelapan adalah hal yang mustahil di lakukan oleh wanita. Tetapi tidak dengan Olivia. Karena kegelapan memang telah menjadi teman hidupnya sejak lama.