"Happy Birthday." Richard memeluk Rachel yang hari ini sedang berulang tahun. Saat Brian meneleponnya dan mengajaknya kerumah Rachel untuk membuat perayaan kecil bagi Dokter menyebalkan itu, Richard langsung bergegas.
Lagipula dia butuh untuk bersenang-senang.
Richard disambut dengan wajah cemberut Rachel karena dia terlambat setengah jam dan melewatkan momen dimana dia meniup lilinnya. Padahal Kate, Brian, Daniel dan Helena sudah datang lebih dulu.
"Aku tahu kau menyebalkan! Tapi apa kau harus terlihat lebih menyebalkan dengan melewatkan ulang tahunku." Rutuk Rachel yang masih berdiri berhadapan dengan Richard.
Richard hanya ternyum malas. "Aku hanya terlambat, bukannya tidak datang." Lalu dia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Sebuah kotak persegi panjang. "Ini hadiahmu."
Rachel mengambilnya dan langsung membukanya. Sebuah gelang cantik. "Oh Richard William, aku mencintaimu." Rachel menghadiahi sebuah kecupan singkat dipipi Richard sebelum memamerkan perhiasan itu pada Helena dan Kate.
Begitulah Richard, sangat royal pada orang-orang terdekatnya dibalik sikap dinginnya.
Beberapa saat setelahnya, mereka semua duduk santai sambil mengobrol ditemani minuman pilihan mereka masing-masing.
Rachel duduk ditengah-tenga Brian dan Helena, Kate berada dipangkuan Daniel. Sedangkan Richard memilih duduk dikursi tunggal, menikmati minumannya dalam diam.
"Oh ya, kenapa kau tidak datang bersama Olivia?" tanya Rachel pada Richard yang langsung menghentikan kegiatannya menatap gelasnya yang sesekali dia goyangkannya di tangannya.
Richard melirik teman-temannya sekilas. "Dia sudah tidak tinggal bersamaku lagi."
Keempat sahabatnya saling melirik satu sama lain.
"Kenapa?" tanya Brian.
"Aku sudah bosan dengannya." Jawab Richard seringan yang dia bisa sebelum menuang minuman lagi kedalam gelasnya.
"Kupikir kau menganggapnya berbeda." Sahut Daniel.
"Kupikir juga begitu." Gumam Rachel. "Padahal kau terlihat serasi dengannya."
Diantara celotehan sahabat-sahabatnya, hanya Kate yang malah melirik pada Helena dan menemukan wanita itu memandangi Richard dengan tatapan yang sulit diartikan.
Brian berdehem dan mencoba membuat suasana mencair dengan candaannya. "Tapi sepertinya saat ini Olivia sedang kesal padamu. Kehilangan tambang uang akan membuat wanita itu meratapi kesedihannya."
"Come on, Brian. Dia bisa mencari tuannya yang lain setelah lepas dari Richard."
Kedua lelaki itu tertawa dengan lelucon yang mereka buat. Sama sekali tidak menyadari bagaimana Richard sedang menatap mereka dengan emosinya yang lagi-lagi mudah sekali tersulut.
"Sayangnya Olivia bukan jalang yang sering kalian pakai untuk menghangatkan ranjang kalian, dude." Richard tersenyum dingin. "Uang bukan segalanya bagi Olivia."
Brian dan Daniel tersentak. Mulai menyadari kalau mereka baru saja salah bicara. Kate mendelik pada kekasihnya, sedangkan Rachel langsung menyikut perut Brian.
Hanya Helena yang terus saja mengamati Richard.
Richard berdiri dari tempatnya. "Aku pulang lebih dulu." Pamitnya.
"William," panggil Helena menghentikan Richard. "Kau keberatan kalau aku menumpang dimobilmu?"
Richard menggelengkan kepalanya dan menunggu Helena yang berpamitan dengan teman mereka yang lain.
Selama Richard mengendarai mobilnya, Helena kerap kali menatap lelaki itu yang terus saja membungkam bibirnya. Helena jelas menemukan sosok Richard yang jau berbeda dari sebelumnya. Wajah murung Richard tidak bisa lepas dari pengamatan Helena.
"Kau merindukannya?" tanya Helena pelan.
"Siapa?"
"Olivia."
"Omong kosong apa yang kau katakan?"
Helena mengulum senyum mendengar cibiran Richard. Dia selalu suka dengan ekspresi Richard saat dia menggodanya.
"Kau marah saat mereka menjadikan Olivia sebagai lelucon."
"Karena Olivia memang tidak seperti yang mereka katakan."
"Lalu kenapa kau malah mengusirnya?" Helena tersenyum penuh kemenangan saat akhirnya Richard menatapnya. "Karena dia menemuiku dan mengetahui segalanya?"
"Thomas menemuinya." Gumam Richard dengan rahang mengeras.
Helena memang mengetahui mengenai Olivia yang sudah tidak lagi bersama Richard saat ini. Tepat setelah malam itu Richard menemuinya dan menanyakan tentang pertemuannya bersama Olivia, lelaki itu memberitahunya tentang apa yang akan dia lakukan pada Olivia selanjutnya.
Hanya saja Helena tidak mengetahui tentang Thomas. Bagaimana lelaki yang pernah Richard ceritakan padanya yang ternyata adalah ayah kandungnya bisa menemui Olivia? Helena bahkan belum pernah bertemu dengannya.
"Dia menemui Olivia? Untuk apa?"
Untuk membuatku kembali melakukan hal sialan seperti yang pernah kulakukan dulu padamu.
"Apapun itu, aku tidak suka kalau berhubungan dengan setiap orang yang mengenalnya." Richard menghentikan mobilnya didepan rumah Helena. Kemudian dia menyandarkan kepalanya lelah dengan mata terpejam.
Helena menatapnya lembut. Hatinya terenyuh setiap kali melihat Richard yang lemah dan murung. Sama seperti bertahun-tahun lalu, saat lelaki itu terlihat semenyedihkan ini dihadapannya, Helena selalu ingin merengkuhnya dan memberikannya ketenangan.
Helena menyentuh sisi wajah Richard dan mengelusnya lembut. "William." Panggilnya lirih.
"Hm?"
"Jangan begini, aku tidak suka kau terlihat seperti ini."
Richard membuka matanya, dia menggeliatkan kepalanya ditangan Helena saat membalas tatapan wanita itu. "Aku kacau, Helen." Bisiknya parau.
"Aku tahu." Helena tersenyum kecil. Kemudian entah keberanian dari mana, dia mulai mendekat pada Richard yang masih menatapnya lirih. Kini kedua tangannya merangkum wajah Richard saat bibirnya mengecup lembut dan lama bibir dingin Richard. "Ada aku disini." Bisiknya tepat diatas bibir Richard yang kini menyambut ciumannya.
Helena pasrah dalam rengkuhan Richard saat bibir mereka saling melumat. Dia menghisap bibir Richard yang dulu selalu memujanya. Rasanya Helena sangat merindukan sentuhan bibir Richard hingga dia mendekap kepala lelaki itu agar ciuman mereka tidak terlepas.
Saat pasokan oksigen mereka menipis, dengan berat hati Helena melepaskan pagutannya. Tangannya masih melingkari leher Richard, dan matanya masih setia menatap Richard yang masih memejamkan mata hingga dia kembali membuka matanya.
Ada keresahan dikedua mata Richard saat mereka kembali bertatapan. Dan itu membuat Helena tersenyum canggung.
Helena menyentuh ujung bibir Richard yang basah dengan ibu jarinya. "Pulanglah. Hati-hati dijalan. Kabari aku setelah kau sampai dirumah."
Tanpa menunggu jawaban dari Richard, Helena langsung keluar dari mobil dan melangkah masuk kedalam rumahnya. Menyisakan Richard yang masi terpaku dengan apa yang baru saja mereka lakukan. Mereka berciuman, setelah begitu lamanya Richard enggan melakukannya lagi bersama Helena.
Satu hal yang Richard tahu setelah ciuman mereka berakhir. Dia menemukan sedikit ketenangan saat bersama Helena.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistresses
RomanceSebagian cerita sudah di hapus, cerita lengkap bisa di baca di dreame. Mencintai kegelapan adalah hal yang mustahil di lakukan oleh wanita. Tetapi tidak dengan Olivia. Karena kegelapan memang telah menjadi teman hidupnya sejak lama.