"Kau bisa menjemput kami besok pagi, Alex."
"Ya, sir." Jawab Alex kemudian pergi.
Richard dan Olivia sudah berdiri didepan rumahnya. Richard menemukan binar bahagia diwajah Olivia saat wanita itu memandangi rumahnya. Apa lagi saat Olivia menarik tangannya tidak sabar. Richard hanya bisa mengulum senyumnya melihat itu.
"Oliv?!" tegur Jane tidak percaya melihat keponakannya berada dirumahnya pagi ini. Dia memeluk Olivia rindu. Dan mencium pipi Olivia. "Bagaimana kabarmu, sayang?"
"Aku baik, Jane. Kau bagaimana?"
"Aku terlihat semakin tua." Keluh Jane hingga mereka berdua tertawa.
"Sepertinya aku mendengar suara... OLIV?!" Angela berteriak histeris sebelum meloncat kepelukan Olivia. Dia berceloteh apa saja mengenai betapa rindunya dia melihat Olivia berada dirumah mereka. Dan Olivia hanya tertawa geli sambil mengusap punggung adiknya.
Semua itu tidak lepas dari pengamatan Richard.
Ada kehangatan yang asing disana. Kehangatan yang tidak pernah Richard rasakan sebelumnya. Membuat dia diam-diam merasa iri.
Richard melihat Angela yang mulai menyadari keberadaannya. Gadis itu tersenyum canggung padanya. "Hai, Mr. William." Sapanya.
"Richard saja. Bagaimana kabarmu?"
"Baik. Kalau kau mau tahu, aku baru saja masuk ke Klub renang dikampusku." Celoteh Angela. Richard hanya menganggukkan kepala sebagai tanggapan. Bingung harus menanggapi celotehan gadis yang terlihat sangat aktif itu.
"Oh, ya?" tanya Olivia.
"Ya. Awal musim panas nanti sepertinya aku akan mengikuti pertandingan."
Olivia tersenyum senang. Dia mengacak rambut Angela penuh sayang.
"Kalian akan menginap disini, kan?" tanya Jane.
Olivia mengangguk. "Ya, Jane. Tapi besok pagi kami sudah harus pulang."
"Cepat sekali?"
"Richard tidak bisa meninggalkan pekerjaannya terlalu lama." Jawab Olivia berbohong. Dia hanya tersenyum samar melihat adiknya mengeluh kesal.
"Oke, kalau begitu berikan tas kalian. Biar aku simpan didalam kamar hm... kalian tidur bersama, kan?" goda Jane membuat Olivia merona.
Richard menyerahkan koper kecil yang mereka bawa. "Ya, Jane. Terima kasih."
"Jangan sungkan. Oh, ya, An. Tolong siapkan teh untuk tamu kita."
Setelah itu, Olivia dan Angela terlibat percakapan menyenangkan dimeja makan dengan teh yang Angela siapkan untuk mereka. Sementara itu Richard yang duduk bersama mereka hanya menghabiskan waktunya dengan ponsel ditangannya. Meski begitu dia masih bisa mendengar percakapan mereka berdua dan sesekali mengamati mereka.
Dari sana Richard bisa merasakan kasih sayang Olivia yang sangat besar untuk adiknya. Dari cara Olivia menatapnya dan memperlakukannya, Richard bisa melihat wanita itu menggantungkan kebahagiaan pada Angela. Seolah-olah Angela adalah pusat kebahagiaanya.
Dan entah kenapa, Richard cemburu.
Dia merasa tidak nyaman dengan fakta yang baru saja dia temukan. Ya, Richard tahu alasan Olivia menjual tubuh padanya adalah demi kelangsungan hidup Angela. Awalnya dia tidak peduli, toh dia hanya butuh tubuh Olivia tetap bisa menghangatkan ranjangnya.
Tapi semakin lama, apa lagi sejak Olivia hidup bersamanya dan Richard mulai merasakan arti kehadiran Olivia dihidupnya, Richard seolah tidak mau membagi Olivia pada siapapun.
![](https://img.wattpad.com/cover/12845190-288-k367793.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistresses
RomanceSebagian cerita sudah di hapus, cerita lengkap bisa di baca di dreame. Mencintai kegelapan adalah hal yang mustahil di lakukan oleh wanita. Tetapi tidak dengan Olivia. Karena kegelapan memang telah menjadi teman hidupnya sejak lama.