-dengan cara apapun itu, bagaimanapun keadaanmu, kapanpun itu, dan seperti apa caraku, akan kulakukan walau aku dan kau harus tersakiti-
***
"Pagi yang indah untuk baeku tersayang" ucap Martin mengeratkan pelukannya pada pinggang Intan yang masih tertidur.
"Yaampun Martin, 15 menit lagi" Kesal Intan ikut membalas pelukan Martin sambil mengadahkan kepalanya diatas dada Martin,
"Kita akan ke Berlin" ucapan Martin sontak membuat Intan terkejut dibarengi tawa.
"Hahaha yang benar saja, jangan menginggau bae" ucap Intan mengelus rambut Martin walau matanya masih terpejam,
"Aku serius, kau tidak aman disini, lagipula aku sudah menghubungi Ayahmu bahwa kau akan ikut bersamaku, semua demi keselamatanmu sayang!"
Bisik Martin sambil menggoyang-goyangkan pipi Intan,"Aku baik-baik saja, kenapa posesivemu kambuh lagi, huh?" Dengus Intan masih dengan nada lemah dan serak khas orang baru bangun,
"Bangun atau aku berikan hadiah!" Tegas martin dibalas datar Intan yang masih stay terpejam,
"Siapa yang tak ingin diberikan hadiah sayang, jangan bercanda hahaha"
Cup,
Sontak, kedua mata itu terbuka dengan cepat menatap Martin yang terbangun tersenyun sambil mengangkat kedua tangannya.
"Morning kiss..."
Ucap Martin menghindari tatapan membunuh dari Intan, gadis itu cepat terbangun kemudian mengejar Martin yang kini terpojok dibalkon, dengan tatapan membunuh gadis itu mendekat."I love you"
Bisik Intan sambil memeluk Martin."More for you"
Ucap Martin membalas pelukan itu sambil menghirup aroma khas Intan dalam-dalam."Martiiinnn!!!!!!!! CELANAMUU!!" teriak Intan saat menyadari bahwa lelaki itu hanya menggunakan celana um.
"Pemandangan yang indah bukan?"
Ucap Martin dengan alis sebelahnya yang menaik sensual.Bught..
"Aww!" Ringis martin disaat dadanya dilempar celana jins.
"Dimana kau mendapat jins pria? Kau tida—"
Tanya martin dengan tatapan tajam, dan rahang yang mengeras kepada Intan yang berada didalam kamar mandi,"Dasar aneh! Kau sendiri yang meninggalkannya, lihat lemariku, kopermu dua bulan lalu tertinggal, sayangku.."
Ucap intan dengan suara tinggi membuat Martin dengan sifat posesivenya segera memeriksa lemari, dan memang benar adanya, dan ia ingat bahwa 2 bulan lalu ia sempat meninggalkan kopernya karena membatalkan tournya sebagai seorang penyanyi karena Intan sedang demam dan ayahnya sedang diluar kota."Maafkan aku sayang!"
Ucap Martin tersenyum kecil menatap Intan yang sudah menyelsaikan ritual permandiannya dengan baju boho style dan bootz ditengah udara dingin."Kau terlalu posesive bae, seharusnya kau memberikan sedikit kepercayaanmu padaku, termasuk aku baik-baik saja jika kau harus pergi ke Berlin, aku tidak akan sakit atau apapun yang bisa membuatmu khawatir dan seje—"
Ucap Intan membuat Martin menyatukan alisnya kesal,"Kali ini ikuti kataku Intan, kali ini masalahnya berbeda, akan rumit jika aku meninggalkanmu sendirian bahkan efeknya bisa membuatku kehilanganmu jika aku lengah barang sedikit saja" ucap Martin dengan penekanan tiap kata-katanya membuat Intan tertegun bahkan terdiam,
Kehilangan?
"Baiklah, aku akan mandi, jangan pikirkan ucapanku tadi bae, aku tak mau kau pusing diperjalanan nanti,"
"Hm, aku mengerti dengan sikapmu yang masih ingin menyembunyikan sesuatu dariku karena takut aku terluka bahkan kepikiran, tapi Martin, akan sakit bagiku melihatmu memikirkan semuanya sendirian, aku ada disampingmu karena aku mencintaimu"
Ucap Intan pelan membuat Martin ikut menunduk, sedikit menundukan kakinya menyamakan tingginya dengan gadis berambut hitam dihadapannya,"Disaat waktunya nanti, aku akan membaginya bersamamu, namun tidak sekarang"
Ucap Martin dengan senyuman memasuki kamar mandi Intan ditambah wajah berseri-serinya,***
"Ini apartemenmu, bae?"
Tanya Intan menatap keseliling setibanya diapartement Martin di Berlin setelah melewati jam-jam perjalanan, bukannya merasa kagum tetapi gadis itu malah menelan ludah kasar, apartement dengan desain gelap, hanya ada dua warna didalamnya hitam keabu-abuan kemudian, merah gelap."Sementara untuk di Berlin sayang, setelah konserku berakhir, kita kembali ke Norge atau..." ucap Martin memperlambat kata-katanya membuat Intan terdiam mengacuhkan lelaki itu dengan duduk disalah satu sofa.
"Aku tau, setiap atau diucapanmu pasti meragukan, tidak ada atau ataupun tapi-tapian, setelah selesai konser, kita akan kembali ke Norge!"
Ucap Intan menatap Martin yang tersenyum kikuk sambil mendekati Intan dan membelai rambut gadis itu dari atas kebawah, beralih kedagu kemudian mendekatkan bibir gadis itu dengan cepat melumatnya."Ini sudah ketiga kalinya kau menciumku" Kesal Intan karena menikmati ciuman tadi
"Kau ingat yang pertama?" Pertanyaan sekaligus pernyataan bahwa Intan akan memerah setelah ini mengingat ciuman pertamanya diambil Martin didalam pesta topeng, dan semenjak saat itu Martin selalu mengikutinya dan mulai posesive serta memaksanya untuk berkencan, dan anehnya dulu Intan adalah gadis yang polos yang sangat mendabakan cinta, dan kini ia telah mendapatkan semuanya dari seorang pencuri ciuman.
"Jangan mengingatnya!" Sergah Intan menutup mata Martin kemudian memeluk Martin erat,
"Sudah malam, ayo tidur, sebaiknya gunakan ini sayang" ucap Martin mengangkat tubuh Intan memasuki kamar dalam apartement temaram ini, perlahan Martin melepas sweeternya sambil memakaikannya pada Intan yang tersenyum menatapnya.
"Kau manis, bae!" Bisik Intan menatap Martin sambil tersenyum yang sedang membenahi selimutnya agar tetap hangat.
"Hanya untukmu!" Bisik Martin mengecup dahi Intan kemudian beralih kesofa disisi ranjang,
"Night bae, bsok kita akan mengelilingi Berlin"
Ucap Martin membuat Intan mengangguk pasrah dalam keadaan mengantuk berat, walaupun gadis itu mengangguk dalam gelap tetapi Martin masih dapat melihatnya dengan jelas, sangat jelas, wajah gadis manis yang kini tertidur tenang diatas ranjangnya,
Dengan perlahan Martin beranjak dari sofa menuruni balkon dengan sekali lompatan menuju kesatu jalan kejalan lainnya dengan waktu singkat hingga ia menemukan mangsanya."Darah hangat, dimusim dingin"
Gumamnya sambil menelan salivanya tak sabar.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesif Vampire
VampirgeschichtenBagaimana perasaanmu apabila memiliki kekasih yang Posesive? Terlebih keposesive'annya itu beralasan! Anehnya, alasan itu tak masuk akal, namun begitu nyata, yang sulit dicerna otak karena kau tau rahasia terbesar kekasihmu yang merupakan seorang, V...