-Dingin pun memiliki kehangatan, Dingin yang indah dibekali cinta-
Tubuh lemah dengan balutan selimut itu kini tengah meringkuk dalam ranjang King size milik penghuni Mansion tua bergaya modern itu, lelaki dipojok ruangan yang masih setia menatap tenangnya tidur sang gadis manusianya dalam kegelisahan,
"Wajah tenangmu tidak menjamin keadaan hatiku bae, sadarlah.." berjalan mendekat, lelaki itu mengelus pelan anak rambut lebat berwarna gelap itu,
Langkah kaki cepat tertangkap pendengaran sang vampire, langkah kaki menuju kearah kamarnya, dapat dirasakan Martin ketika salah satu penjaganya mengetuk pelan pintu kamarnya,
"Ada apa?" Tanya Martin menatap dalam penjaga dihadapannya, "Nona Kyra menunggu Tuan dibawah." Balas penjaga itu, "tahan dia, dan katakan, untuk sementara waktu gadis itu menjadi tahanan mansionku!" Tegas Martin berhasil mengejutkan penjaga itu, dengan secepat kilat penjaga itu pergi dari hadapan Martin,
"Hm," mendengar deheman pelan dari Intan diranjangnya, dengan cepat Martin beralih kesisi ranjang, berharap untuk harapan yang sama pada gadis itu, "Martin?" dan harapan itupun terkabul.
"Iya aku disini," jawabnya cepat, menatap Intan yang kini mengalihkan pandangannya keseisi ruangan,
"Aku dimana?" Pertanyaan polos, yang membuat bibir Martin tersenyum, "di Mansionku, kau aman disini, bae." senyum Martin berhasil membuat hati Intan menyejuk seketika, dan dalam waktu yang bersamaan, Intan memeluk erat lelaki dihadapannya,
"Aku merindukanmu, kau..kau tak tau apa yang aku alami, entahlah itu semacam mimpi yang terasa..aku tak ingin mengingatnya lagi," seketika tangis gadis itu pecah diruangan temaram milik Martin, kedua alis Martin mengernyit sambil nenyesali perbuatannya untuk pergi jauh dari gadisnya,
"Maafkan aku, aku pergi begitu jauh dan meninggalkanmu sendiri," sergah Martin meyakinkan Intan sambil mengenggam kedua jemari Tangan gadis itu,
"Disana laki-laki itu, hampir membunuhku, dii..dia-" kembali tangis itu pecah dalam dada Martin, Pilu rasanya mendengar semua tangisan gadisnya, mengingat semua ini terjadi karenanya,
"Tenanglah, jangan takut lagi, aku berjanji aku akan selalu berada didekatmu, aku janji!" Ucap Martin memeluknya erat, hingga akhirnya Intan berhenti menangis dan kembali tersenyum menatap wajah penyesalan dari Martin,
"Dan aku bahagia, akhirnya aku kembali bertemu dengamu," lirih Intan dibalas senyuman oleh Martin, "aku mencintaimu bae, aku takan meninggalkanmu lagi seperti kejadian itu, kali ini aku tak akan lagi mengecewakanmu, aku bahagia dan aku ingin kita merayakan ini semua," sambil menuntun tubuh lemas Intan menuju arah balkon menatap pagi yang cerah dengan hamparan air terjun yang indah,
"Aku menyukai ini, bae! Kita turun ke bawah, bagaimana?" Tawar Intan memeluk Martin sambil berharap lelaki itu berkata, oke.
"Tidak untuk saat ini, tubuhmu lemah, tapi aku berjanji, setelah kau kembali sehat, kita akan menghabiskan waktu di air terjun itu," balasnya sambil memberikan air putih pada Intan,
Tok..tok suara ketokan pintu yang berdurasi lama namun terdengar jelas dari arah balkon berhasil mengalihkan perhatian Intan,
"Aku akan membukakan pintu," ucap intan dibalas gelengan oleh Martin,
"tidak, aku yang akan membuka," dengan senyuman Martin membuka pintu hingga menampakan sosok pelayan paruh baya membawa tumpukan kain yang diyakini Intan berupa gaun,
"Gaun?" Tanya Intan heran,
"setidaknya kau telah mendengar beberapa kebeneran tentangku, bae!" Jawab Martin ragu, berhasil membuat Intan teringat beberapa fakta yang ia alami beberapa hari yang lalu,
"Jadi, semua itu bukan mimpi?" Intan menatap Martin dengan pandangan tak percaya, kemudian menjauh beberapa langkah darinya.
"Tidak, Bae, maafkan aku, inilah jati diriku yang sebenarnya." Martin menunduk, tak terasa kini Intan mendekat, meraih tangannya, dan mengenggamnya.
"Kau benar seorang vampire, bae?" Tanya Intan dengan tegas, "seperti yang terlihat!" Jawab Martin dengan anggukan, Intan tersenyum sekilas, kemudian mengeratkan pegangannya pada jemari Martin.
"Aku tau, ini sebuah kenyataan pahit bagimu, namun inilah diriku, bae, aku berdarah dingin, namun memiliki cinta dan pasangan takdir, yaitu kau."
'Pasangan takdir!'
"Kau bisa menolak untuk mengenakan gaun ini, aku tak akan memaksa jika kau tak ingin, tapi-" ucapan Martin terhenti seketika, Intan memeluk lelaki itu erat, seakan tak ingin kehilangan lelaki itu walaupun dengan alasan tak masuk akal sekalipun.
"Aku mempercayaimu Bae, aku menerimamu apa adanya!" Bisik Intan dipelukan Martin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesif Vampire
VampiroBagaimana perasaanmu apabila memiliki kekasih yang Posesive? Terlebih keposesive'annya itu beralasan! Anehnya, alasan itu tak masuk akal, namun begitu nyata, yang sulit dicerna otak karena kau tau rahasia terbesar kekasihmu yang merupakan seorang, V...