Pegangan seperti cengkraman, gendongan terasa seperti cekikan diseluruh tubuh Intan, dimana Matt membawanya berlari sangat-sangat cepat dari biasanya, membelah kerumunan orang yang tak dapat melihatnya karena saking cepatnya, Matt beralih kejalanan sepi, membawanya memasuki sebuah pemakaman, dimana nama Hens tertera pada Nisannya.
"TURUN!!" Bentak Matt melempar Intan dalam pelukannya hingga gadis itu terjerembab ketanah, menatap Nisan ayahnya dengan sendu hingga air matanya merembes berjatuhan,
"Ayah....lihatlah aku." Gumam Intan berceceran air mata, gadis itu menyeka air matanya sebanyak-banyaknya sembari menatap nisan tersebut, suara Intan terdengar jelas oleh Matt yang kini tersenyum evil dibelakangnya.
"Lihat baik-baik makam itu, lihat baik-baik ayahmu, Intan. Lihatlah, sebagai putri kau sangat tak berguna! Kau bahkan tak tau siapa yang membunuhnya, hingga kini ia berakhir dibawah sana, hahahhaha.." tawa Matt menggelegar, menatap Intan yang bersimpuh dengan air mata, tanganya mengepal kemudian berdiri mensejajarkan dirinya dengan Matt, nafasnya menggebu, dengan bekas air mata yang tersisa.
Plakkk, "Shit!" Pekik Matt dengan mata memerah dan taring memanjang menatap Intan yang dengan beraninya menampar Matt.
"Tidak seharusnya aku diam saat kau menyakitiku, Matt, aku mendengar kata-katamu!! Apa maksudmu soal ayahku tadi? Aku yakin kematian ayahku ada hubungannya denganmu." lemah, suara Intan melemah diakhir kalimat, memandang Matt dengan tatapan tajam penuh amarah.
"hahahhahah AKU YANG MEMBUNUHNYA...." ucap Matt tanpa beban, lelaki itu menatap remeh Intan, gadis itu kehilangan kekuatannya seketika, tangannya yang awalnya mengepal kini melemas pelan.
Sakit? Sangat, Intan merasa sebagai seorang putri yang bodoh, yang lemah dihadapan sang ayah saat ini.
"Aku akan membalasnya." Gumam Intan, dibalas tawa oleh Matt, kemudian mencekik Intan dengan segala kekuatannya, mengangkat tubuh Intan tinggi-tinggi hingga gadis itu terbatuk serta kehabisan nafasnya.
"Kau membenciku jika aku berlaku kasar! Kau menolaku jika aku berlaku lembut! Baiklah, tak ada pilihan lagi selain aku harus dan wajib untuk menyakitimu." Ucap Matt dengan tatapan nyalang, lelaki itu menarik nafasnya sembari memejamkan matanya, kemudian membuka kelopak matanya dengan mata yang jauh lebih merah daripada sebelumnya, mengarahkan taringnya yang memanjang ke permukaan leher Intan.
"Dulu aku sangat ingin melakukan ini karena ingin membunuhmu, karena ingin melenyapkan kekuatan Martinus, Tapi sekarang aku melakukan ini untuk menyeretmu menjadi mahkluk nista sepertiku." Bentak Matt tepat dihadapan Intan, lelaki itu semakin mencengkram Intan.
"MATT LEPASKAN AKU, LEPASKAN!!!" Ronta gadis itu sebisa tenaganya yang masih tersisa, walaupun itu menyakitkan.
"HUKKK...UHUK..TOL...TOLONG" teriak Intan, nafasnya hampir habis, matanya terpejam pelan, sangat pelan, dibarengi dengan denyutan di kepalanya yang semakin mengeras hingga semakin lama semakin tak terasa.
'Ini akhir hidupku, kau tak mau memberi ucapan perpisahan, Bae?'
Degg, perasaan kalut yang tadinya menyerang Intan kini tergantikan dengan perasaan pasrah dan ikhlas, dia tak menginginkan apa-apa lagi selain menutup matanya saat ini.
Dengan sekali tarikan nafas, Intan terpejam membiarkan Matt mendekatkan taring mengerikannya bertengger dileher jenjangnya,
"Kau siap?" Kata-kata mengerikan itu menyapa ketakutan Intan, Intan membeku dengan gelengan, dan teriakan yang tercekat karena kehabisan nafas.
Brakkkk!!!
Brashhh!!!
Tubuh Matt terhempas tiba-tiba, sedangkan tubuh Intan terpelanting diakar pohon besar, Matt akhirnya terjerembab keras di bebatuan hingga darah hitam mengalir dipelipisnya, Matanya memburam, sebagai Vampire, hal itu adalah hal yang menyakitkan. Belum sempat Matt kembali memulihkan kekuatannya, namun Tendangan menerjangnya bertubi-tubi meremukan tulang-tulangnya dan hawa sedingin es menusuk tulang-tulang dan membekukan penglihatannya, sangat menyakitkan.
Hingga bibir Matt tak mampu lagi sekedar bergumam, Tubuh Matt kaku sementara, membiarkan es itu menyesap relungnya.
"Intan!! Bangun!!" Guncangan kasar pada bahu Intan dibawah pohon tak lekas membuat Intan sadar, gadis itu masih terpejam seakan masih menikmati rasa sakit dan ketakutan yang diberikan Matt pada dirinya, membuat Kanya yang entah datangnya darimana semakin menggeram marah kepada Matt.
"BUNUH SAJA DIA, MARC!!" Teriak Kanya marah. Entahlah, ia tak mengerti, melihat keadaan Intan yang mengenaskan membuat hatinya begitu sakit dan marah. "Aku yang akan melenyapkannya, Dia telah membunuh Hens, lalu ingin membunuh putrinya!! Biadab." Ucap Sean membawa sebuah belati yang tadinya dipergunakan untuk membunuh Marcus kini diarahkannya ke dada Matt, lelaki itu sudah siap menghujamkan belati itu pada Matt, namun sosok secepat kilat, memyambar belati itu hingga terpental kian jauh, sosok itu mendekati Matt dan membawanya pergi.
"Jangan bunuh dia!" suara lirih itu, menyadarkan Marcus dan Kanya yang tak percaya menatap siapa yang berbicara, dia adalah Kyra. Vampire itu, entah kenapa tiba-tiba menatap sendu Marcus, Kyra yang sudah beratus tahun lamanya, kini menatap Marcus tepat dimanik matanya, ada sesuatu yang berbeda dari Kyra biasanya yang selalu menatap benci pada Marcus.
"Kakak...." gumam Marcus begitu pelan, ia tau, Kyra takan memaafkannya, walau itu sama sekali bukan kesalahannya. Kyra sadar bahkan mendengar gumaman sepupunya itu, ia semakin menyesal akan dirinya sendiri.
AUTHOR NOTE.
GUYS MAAF BANGET YA BAGI KALIAN YG BENER BENER NUNGGU CERITA AKU, aku bener bener lagi sibuk sama tahun terakhir aku disekolah, dari beberapa bulan lalu jadwal ujian aku penuh banget, belum lagi ujian praktek, simulasi, ujian sekolah, ini aku dapet waktu senggang karena diliburkan corona dan lagi #dirumahaja. Kalian semua jangan pada maen keluar rumah terlalu lama ya, jangan lupa selalu cuci tangan dan pakai masker!
Semangat guys! Kalian pasti bisa😀
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesif Vampire
VampirBagaimana perasaanmu apabila memiliki kekasih yang Posesive? Terlebih keposesive'annya itu beralasan! Anehnya, alasan itu tak masuk akal, namun begitu nyata, yang sulit dicerna otak karena kau tau rahasia terbesar kekasihmu yang merupakan seorang, V...