Perlahan mata Kanya membuka memberi celah untuk sinar merambati matanya, teringat kilas-kilas kejadian yang membuatnya tertidur dalam keadaan menyakitkan, dengan langkah cepat, Kanya menghampiri Ron dengan luka tusukannya meraba nadinya,
"Ron, maafkan aku, ayahku pasti menemukanmu, aku harus menyelamatkan Intan, kau pasti akan melakukan hal yang sama jika kau berada diposisiku." Ucap Kanya meraih kantong celananya, meraba ponselnya menatap lama nama yang tertera diatas kolom chat,
Kau dimana? Aku membutuhkanmu, keadaan disini benar-benar buruk, ini aku Kanya,
Send.Setelah mengirim pesan, tak butuh waktu lama, pesan itu terbalas,
MarcusG : Swedia, mencarimu, aku tau kau tidak lagi didalam penjara bawah tanah, aku merindukanku, temui aku, gunakan Gps.
Balasan Marcus cukup membuat Kanya tenang, gadis itu berjalan cepat mengikuti Gps yang tertera diponselnya hingga ia tiba disebuah jalanan sepi, memanjang, hanya beberapa mobil yang melewati jalanan yang tenang ini, tak jauh dari lokasi Kanya menuju tempat yang dituju, gadis itu sudah sangat hapal wilayah di Swedia, selain lahir disana, gadis itupun tumbuh remaja ditempat yang dimaksud.
Mata Kanya membulat menatap mobil hitam terparkir disisi jalan, "ayah?" Gumamnya yakin menatap kode yang tertera diplat mobil itu,
Langkahnya cepat memasuki hutan lebat dikedua sisi jalanan sepi itu, jantungnya berdetak tak karuan sambil berharap bahwa apa yang dilakukan ayahnya tak berhubungan dengan letak dimana Marcus kini berada,
"Marcus!" Pekik Kanya menatap lelaki dengan rambut terikat itu dalam kondisi tidak baik,
"Marcus? Ada apa denganmu? Mengapa ini terjadi." Menatap Marcus yang tengah bersandar dipohon dengan luka tusukan dilengannya.
"Peluk aku Kanya, peluk aku!!!" Suara Marcus membentak, tanpa pikir panjang, Kanya segera memeluk Marcus,
Brakk, tubuh Kanya jauh terpental menjauh dari Marcus, Sean tengah berdiri dengan pisau berwarna perak digenggamannya,
"Kau tidak akan mati dengan pisau bajaku, namun kali ini, dengan senjata perakku, kau akan lenyap, Jauhi putriku." Sean menatap tajam tubuh Marcus yang melemah, tanpa pelukan Kanya, lelaki itu akan sekarat selama-lamanya,
"Ayah!!! Apa yang kau lakukan!!" Ucap Kanya mendekat sambil tertatih, "apa yang kulakukan? Aku menyelamatkanmu, kau yang buta karena cinta dimasa remaja, kau bisa bertemu laki-laki yang jauh lebih tampan darinya." Bentak Sean mendorong tubuh Kanya lagi, sehingga gadis itu kembali terjerembab, untuk kesekian kalinya, air mata Kanya, jatuh.
"Aku bisa menjelaskannya padamu Ayah, aku tak hanya mencintainya." Teriak kanya menggila sambil mencoba bangkit menatap ayahnya yang mendekat akan melayangkan pisau perak yang akan memusnahkan Marcus.
"Kau sudah gila, tak ada cinta untuk mahkluk bengis sepertinya." Bentak Sean,
"Tidak ayah, kau tidak bisa membunuhnya." Teriak Kanya lagi dan lagi, "tentu aku akan membunuhnya, kau seharusnya tau dan sadar jika aku, ayahmu, merupakan vampire hunter, ayahmu ini memiliki tugas untuk membunuh kaum mahkluk penghisap darah ini, dan kau, sebagai putriku, malah mencintainya, sungguh, aku tak percaya." Bentak Sean dengan tatapan tajam kini menatap jantung Marcus tajam, siap melayangkan pisau peraknya,
"Ucapkan selamat tinggal, kawan." Sindir Sean mengangkat tangannya tinggi-tinggi kemudian,
Brash, pisau perak itu terlempar seketika, saat Kanya melempar ranting ke tangan Sean.
"Ayahhhh!!! Aku pasangan takdirnya!" Lirih Kanya menunduk, menangis, mendekati Marcus dan memeluknya erat, sedangkan Sean membeku mendengar pernyataan Kanya,
"Kau pasangan takdirnya?" Gumam Sean tak terdengar, "aku pasangan takdirnya, dan kami telah mengucap janji." Balas Kanya dipelukan marcus, perlahan terlihat luka Marcus memudar, pelan, namun terlihat lenyap dan tiada.
"Tidak..." gumam Sean, "itu kenyataannya, jika kau membunuh Marcus, maka aku? Tidak lagi disini."
Balas Kanya pelan,"Ak..aku."
"Lupakan ayah, aku disini memikiki tugas, Marcus, kau bisa membantuku." Ucap Kanya,
"Akan kulakukan." Balasnya singkat,
"Bantu aku menyelamatkan Intan dalam genggaman Matt." Lirih Kanya,
"Intan?" Alis Marcus mengernyit,
"Dia temanku, dia tanggung jawabku, aku telah berjanji pada Martinus." Ucap Kanya membuat Marcus membulatkan matanya cepat,
"Berjanji?" Ulang Marcus dengan tatapan tak suka,
"Iya, tanpa janji itu, aku tak akan ada disini, dan tak akan membiarkanmu terluka untuk menyelamatkanku." Ucap Kanya dengan nafas gusar dan pandangan menunduk, lelah. Itu yang dirasakannya, "untuk apa?" Dingin, Marcus adalah pria yang dingin, namun jangan diragu, Marcus adalah pencinta yang tangguh.
"Untuk apa?" Kembali mata Kanya menatap Marcus kecewa, "untuk apa? Semua itu kulakukan karena aku,
Mencintaimu"
Teriak Kanya dihadapan Marcus, Vampire itu tersenyum memperlihatkan taringnya, memeluk Kanya erat.
"Bahaya," lirih Marcus aneh, melepas pelan pelukannya.
"Maksudmu?" Tanya Kanya pelan, "Pegang tanganku, dan kau Sean! Kau akan berguna." Mendengar namanya disebut Marcus, Sean menatap lama, kosong dan dalam, kemudian mengangguk meraih uluran tangan Marcus.
Kita udah deket ama Ending nih, Martintan scene udah deket juga.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesif Vampire
VampirBagaimana perasaanmu apabila memiliki kekasih yang Posesive? Terlebih keposesive'annya itu beralasan! Anehnya, alasan itu tak masuk akal, namun begitu nyata, yang sulit dicerna otak karena kau tau rahasia terbesar kekasihmu yang merupakan seorang, V...