-akupun mengerti, karena kau, akupun milikmu, cintamu dan nafasku yang telah lama hilang dan tenggelam-
***
"Sayang? Tadi pagi kenapa kau tak membangunkanku, huh!" Tanya Intan menyadarkan Martin yang tengah duduk disofa sambil menikmati wine untuk menghangatkan tubuhnya dari cuaca dingin,
"Semalam perjalanan yang panjang bae, aku tak ingin kau sakit ataupun lelah lagipula kau aman disini!"
Ucap Martin membuat Intan sedikit kesal, kenapa lelaki itu selalu mencemaskan keamanannya? Padahal ia sedang baik-baik saja, sambil berjalan mendekat, gadis itu memegangi dahi Martin sambil menyentuh permukaan rambut goldnya."Kau dingin bae, ah aku lupa, kaukan selalu dingin walaupun dimusim panas sekalipun!" Ucap Intan membuat Martin tersenyum sekilas, ada alasan bahwa tubuh Martin selalu dingin dan Intan tak tau alasan itu semuanya masalah waktu sayang, nanti kau akan mengerti-pikirnya.
"Dan kau harus hangat, supaya kau bisa menghangatkanku nantinya, aku bergantung pada cintamu sayang!" Bisik Martin menarik Intan dibelakangnya dengan sekali tarikan, gadis itu terjerembab dengan posisi sempurna diatas Martin yang kini santai meminum Winenya.
"Baee...kau mengaggetkanku" Ucap Intan membenarkan posisi duduknya yang dirasanya kurang pas.
"Jangan bergerak, atau kuberi hadiah kedua yang sama" pinta Martin membuat Intan terdiam, tentu ia tau apa yang dimaksud hadiah oleh kekasihnya itu.
"Jangan mengancamku bae, atau aku yang akan memberikanmu hadiah!" Jawab Intan dengan telunjuk menghadap tepat diwajah Martin dengan senyuman lelaki itu menginggit telunjuk Intan memperhatikan gadis itu yang kesakitan dengan nada kesal.
"Sepertinya hadiah mu menarik, sayang" bisik Martin ditelinga Intan sesekali membuat Intan meremang disaat lelaki itu mengiggit telinga Intan sensual.
"Kau mau hadiahmu, bukan?" Martin mengangguk dengan alis terangkat,
Bught,
Sontak mata Martin membulat saat melihat Intan melemparkan sesuatu padanya, bukan celana melainkan sebuah baju kaos berwarna gelap, bukannya takut jika baju itu mengenai wajahnya melainkan tak jauh dari letak Intan mengambil baju kaos milik Martin, ada sebuah cairan merah kental didalam gelas yang kini bertengger indah dibelakang Intan yang tengah mendekati dapurnya.
"PAKAI BAJUMUU!!" Teriak Intan mendekati dapur, Martin yakin gadis itu sedang mencari air, bagaimana jika Intan itu meminum minumannya?
'Sial, kenapa aku ceroboh'
"Sayang? Ka..kau, kauu..haus, bu..bukan?" Gagap Martin menghampiri Intan,
"Martin pakai bajumu, apa kau tak sadar ada seorang gadis dihadapanmu! Cepat!!" Teriak Intan membuat Martin semakin bingung dan mengabaikan gadis itu yang sepertinya tertarik dengan minumannya
Dengan langkah cepat, Martin segera mengangkat Intan kepelukannya, mengendongnya ala bridal style kebalkon, mengabaikan kekesalan gadis itu yang kini memukul-mukul dada bidangnya yang terekpos sempurna,
"PAKAI BAJUMU, KAU...KA..U TID..TIDAK AKA..AKAN.." ucap Intan mencoba turun dari dekapan Martin yang berjalan mengabaikan semua perlakuan Intan yang kini tengah berpikiran liar.
"Sayang! Aku akan mengambilkanmu air, bagaimana?"
Ucap Martin menurunkan Intan dari pelukannya setibanya dibalkon, dapat terlihat jelas raut bingung diwajah Intan, ada apa dengan kekasihnya?-pikir Intan menaikan sebelah alisnya,"Kau sehat sayang? Aku bisa mengambil airnya sendiri" balas Intan,
"Sayang, ini berlin, lihat dihadapanmu, pemandangan Pagi dikota Berlin, indah bukan?" Ucap Martin mengabaikan pertanyaan Intan, dengan senyuman aneh Intan akhirnya menatap keseliling dengan pandangan takjub, hal itu dimanfaatkan Martin untuk berlari dengan kekuatan secepat angin membuang minumannya kemudian mengambil air putih untuk kesayangannya.
"Airnya sayang, aku tau kau haus!" Bisik Martin membuat Intan terkesiap dengan wajah terkejut,
"Tadi kau tak membawa gelas? Dimana kau dapatkan ini?" Martin tersenyum menanggapi kelakuan Intan, ia paham gadis itu pasti bertanya-tanya, dengan senyuman semanis mungkin, Martin mengabaikan tatapan Intan.
"Minum sayang!" Bisik Martin membuat Intan meminum air itu kemudian kembali menatap dibawahnya, kota Berlin dengan segala kegiatannya dipagi hari dimusim dingin, hal itu dimanfaatkan Martin mengeratkan pelukannya dibelakang Intan.
"Yatuhan Martin...PAKAI BAJUMU!" Sambil mendelik Intan mendorong Martin yang tersenyum lebar.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesif Vampire
VampirosBagaimana perasaanmu apabila memiliki kekasih yang Posesive? Terlebih keposesive'annya itu beralasan! Anehnya, alasan itu tak masuk akal, namun begitu nyata, yang sulit dicerna otak karena kau tau rahasia terbesar kekasihmu yang merupakan seorang, V...