9

6.8K 274 10
                                    

-Begitulah kenyataan, selalu bermain dengan kepahitan, terkadang pula ditemani oleh manisnya cinta-

Tidak ada celah bagi Intan untuk keluar dari mansion tua itu, sesekali Intan mencuri-curi pandang kearah Kyra disampingnya, kini Intan berada diruang perpustakaan tua milik mansion ini bersama Kyra, hal itu tentu dilakukannya karena tak ingin mati bosan didalam kamar temaran diatas,

"Eh, kau tadi kenapa ikut terkejut disaat Matt berkata itu padaku." Tanya Intan sambil membolak-balikan buku tebal diatas meja,

"Dasar manusia, apa kekasihmu tak pernah memberi taumu soal pasangan takdir?" Balas Kyra yang masih setia membaca buku dihadapannya,

"Pasangan takdir, maksudmu? Ah, lupakan aku tak perduli dengan itu, aku datang kemari bukan untuk mencari tau mengenai apalah yang kau maksud tadi, tapi aku ingin bertanya sesuatu dan aku perlu jawaban!" Sambil mendekati Kyra, Intan duduk disebelah vampire itu.

"Apa?" Jawabnya simple.

"Apa kalian benar-benar vampire?" Tanya Intan, mungkin bagi Kyra itu adalah pertanyaan bodoh, tapi bagi Intan itu sangat penting, dia tak bisa percaya begitu saja sebelum ada yang menyatakannya, "aku jadi semakin yakin, kau ini gadis bodoh, benar-benar membuatku heran, bagaimana bisa Matt ingin menikahimu," balas Kyra tenang, masih dengan mata yang terpaku pada buku tebal itu,

"Apa kau cemburu vampire twintal?" Tanya Intan dengan kedua alis yang dinaikan bergantian, sungguh senang rasanya membuat vampire berambut twintal pirang itu kesal, sungguh sebuah hiburan.

"Hei, dia adiku, enak saja kau mengataiku cemburu dengan pria semacam Matt." Balas Kyra menatap Intan kesal, "ternyata kau bisa marah juga, dasar! ternyata presepsiku salah mengenai vampire yang menyeramkan!" Tawa Intan menggelegar ditengah ruangan luas dan temaram itu,

"Kau bercanda pada vampire yang salah, manusia!" Balas Kyra masih dengan wajah merah padam,

"Baiklah-baiklah, aku berhenti tertawa, kini aku beralih pada untuk apa aku datang kemari, oke! Pertanyaan kedua, kenapa kalian ingin membunuhku?" Tanya Intan sambil menyilangkan tangannya didada,

"Karena kau manusia, kau memiliki darah, dan kami vampire, mahkluk yang haus akan darah." Jawabnya kembali tanpa ekspresi, dingin.

"Bukan begitu maksudku, aku tau vampire memang haus akan darah, tetapi kenapa kalian malah menculiku diantara jutaan manusia? Benar-benar menyebalkan." Desis Intan berhasil mengalihkan perhatian Kyra,

'Kenapa manusia ini sama sekali tak takut pada auraku? Apa derajatku sebagai vampire tidak berlaku lagi pada gadis ini?' Pikir Kyra sambil mendekati Intan,

"Karena kau manusia yang berbeda, kau adalah manusia yang berbeda, berbeda!" Tegas Kyra, "jangan membuatku bingung, jelaskan saja, apa hubunganku dengan semua ini?" Tanya Intan dengan nada cepat, membuat Kyra menatap lama pada sampul buku dihadapannya kemudian memutuskan untuk menutup buku tersebut sambil menatap Intan,

"Karena kau adalah pasangan takdir dari salah satu vampire terkuat didunia!" Bisik Kyra, membuat Intan bergidik,

"Maksudmu?" Tanya Intan pelan, perlahan ia merasakan aura disekitarnya mencekam,

"Sebelum kau ingin tau semuanya, selidiki dulu Intinya, inti dari kenapa kau bisa disini, dan inti kenapa kau bisa mencintai Martinus walau Matt sudah melamarmu." Bisik Kyra,

Deg, Martinus?

"Kenapa kau selalu memaut pautkan semuanya pada kekasihku, Martin?" Ucap Intan penuh penekanan, tak terasa senyum tipis tertoreh dibibir simpul Kyra,

"Intinya adalah Pasangan takdir," bisik Kyra dihadapan Intan, sambil memainkan lilin dengan jemarinya,

"Pasangan takdir adalah, pasangan dari setiap kaum vampire bertahta, setiap vampire memiliki pasangan takdir abadinya, seperti Martinus yang sudah ditakdirkan bersamamu di keabadian," ucap Kyra jelas membuat Intan menelan ludah kasar, sungguh,

ia tak percaya ini,

'Aku takan bisa percaya, sebelum Martin menyatakan semua ini dihadapanku' batin Intan sambil meremas ujung gaunnya,

"Aku tidak percaya," ucap Intan tegas sambil berdiri dari tempat duduknya, menyeret gaun biru tua panjang itu hingga kepintu besar berbahan kayu tua itu,

"Suatu saat nanti, kaulah orang pertama didunia yang menyesali sebuah kenyataan yang sudah kau dengar secara berulang-ulang, Intan." Kata Kyra sambil menatap kepergian Intan,

"Apa yang kau katakan padanya!" Sosok berbadan tegap, dengan mata memerah, rambut almond yang setia menambah kesan arogan lelaki yang menatap tajam Kyra saat ini,

"Sedikit kenyataan, Matt, apa aku salah?" Sergah Kyra polos seakan tak berbuat kesalahan apapun, dengan kesal Matt menatap keseliling hingga,

Blep, padam, semua lilin diperpustakaan padam seketika,

"Akan sia-sia jika kau menghabiskan waktumu untuk menghakimiku, sebaiknya tenangkan hati madumu yang sedang-, entahlah! Kau lihat saja sendiri." Sergah Kyra,

"Aku akan menagih semuanya,"

"Aku menunggumu, adiku,"

My Posesif VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang