-Bahkan api pun dapat membakar yang dingin, melenyapkan yang panas, bersanding dengan kekakuan dan menukarnya dengan kehangatan-
Pandangan Intan menyapu pemandangan Indah pada hutan lebat dari arah balkon kamar dalam mansion Vampire tua milik Matt, hanya dibalkon ini ia dapat merasakan terangnya matahari. Matanya perlahan memejam merasakan sinar di sore hari yang menentramkan sedikit kegelisahan hatinya,
'Martin vampire? Hm, dia tak pernah mengatakanya padaku! Dan aku harus percaya pada kekasihku'
"Tapi, bagaimana ji—" gumaman Intan terhenti disaat sebuah lengan kekar mengeratkan pelukannya pada perut Intan,
"Martin—" pekiknya tersenyum hingga senyuman itu perlahan pudar beralih akan rasa takut yang kini menyelimutinya,
"Matt, bi..bisa...le..lepaskan..ak..aku?" Sambil meronta, Matt hanya diam memaku melihat pemberontakan Intan yang menggila, pemberontakan yang sama sekali tak berefek apapun padanya,
"Aku ingin kau menikmatinya," ucap Matt dingin, alih-alih semakin membuat Intan ketakutan dengan taring Matt yang selalu menyembul keluar disaat lelaki itu berbicara,
"Ta..tapi..ak..aku..tak..bi..bisa" ucap Intan menunduk, membuat Matt diam kemudian menarik dagu Intan pelan,
"Apa yang dikatakan Kyra padamu? Jika kau memiliki pertanyaan, kau bisa tanyakan padaku, madu." Ucap Matt dibalas anggukan cepat oleh Intan,
"Apa kau meragukanku?" Tanya Matt lagi,
"Aku tak tau, aku hanya takut setiap kali kau berada didekatku," jelas Intan,
"Tetapi aku merasa nyaman dan tenang berada didekatmu, madu? Salahkah jika aku mulai mencintaimu?" Ucap Matt menatap Intan dalam-dalam,
"Tidak, hanya saja, aku ragu, jika kau dapat menerima bahwa aku sama sekali tak mencintaimu," jelas Intan pelan,
"Aku akan memaksamu, seakan aku ad—" ucapan Matt seketika terhenti, menatap kepulan asap tak jauh dari hutan, dihadapannya asap diikuti kobaran api itu sudah berjarak beberapa meter dari mansionnya, pergerakan api itu sangat cepat bahkan dalam hitungan detik kobaran api kini tengah mengelilingi mansionnya.
"Aku tau ini bukan kobaran biasa," desis Matt.
"Matt! api itu sebentar lagi akan menghanguskan mansion ini." Gumam Intan pelan, tubuh Intan terasa melemas menatap kobaran api yang kian mengepungnya,
"Martinus kembali, Matt!! dan kau harus mengembalikan Intan sebelun api itu benar-benar melahap semuanya!" Seru Kyra panik, gadis itu seketika sudah ada dihadapan Matt dengan mata memerah,
"Apa yang harus kulakukan?" Shock, Matt benar-benar shock saat ini, tak mungkin ia menyerahkan Intan pada Martinus, tak mungkin juga ia menyerahkan dirinya pada api itu,
"Lempar Intan kekobaran api itu, Matt" Teriak Kyra.
"Apa!" Sontak gadis dalam pelukan Matt itu berteriak kencang,
"Apa kau gila? Kau mau membakarku hidup-hidup!" Bentak Intan pada Kyra dibelakang Matt,
"Aku tidak akan melakukan apa yang kau ucapkan Kyra, aku akan mencari jalan lain." Desis Matt, "Jalan lain? apa sampai api itu melahap semuanya? Apa sampai kita berdua menjadi abu?" Bentak Kyra dengan mata menyala-nyala, taringnya semakin mencuat dan hal itu benar-benar membuat Intan shock karena ketakutan,
"Api itu milik Martinus, dan gadis dalam pelukanmu itu pelengkapnya! Yang api itu inginkan hanya dia!! walaupun kita sebagai taruhannya, yang Martinus inginkan gadis ini, Intan." Bentak Kyra semakin menggila sambil menunujuk Intan,
"Apa dia akan mati?" Pertanyaan bodoh dari Matt benar-benar membuat Intan mati ketakutan,
'Apa mereka gila? Akan menyerahkanku pada kobaran itu!' Batin Intan,
Suasana panas kini semakin menyengat, dimana setengah Mansion telah terbakar, menuju kearah kamar Intan, balkon.
'Dia takan mati, Matt.'
'Maksudmu?'
'Dasar, apa kau lupa bahwa Martin pasangan takdirnya, api itu hanya ingin menjemput Intan.'
'Tapi aku tak bisa menyerahkannya begitu saja, kau tau, aku mencintainya.'
'Lupakan dulu cintamu itu, sekarang pikirkan dulu nyawamu, walau kita tau, kita takan benar-benar mati dalam kobaran api, tetapi, api dihadapan kita bukanlah api biasa, api ini berbeda, kau bisa mengerti itu? Api itu memang tak melukai Intan tapi Api ini bisa membunuh kita,'
'Ak—,'
'Setelah api ini reda, aku akan membantumu bertemu kembali dengan Intan.'
'Baik.' Jawab Matt yakin sambil membenarkan posisi Intan dihadapannya,
"Apa!! Apa kau akan benar-benar membakarku?" Sergah Intan dirasanya kini Matt menatapnya dalam,
"Maafkan aku," lirih Matt, mengangkat tubuh Intan kepembatas balkon, Intan berteriak membuat denyut jantungnya menggila,
"Apa yang kau lakukan! Apa! Lepaskan! Turunkan aku!! Hei, hei, apa ini!!" Teriak Intan, kemudian terdiam disaat merasa api dibawah balkon itu semakin berkobar-kobar, ditatapnya pelan kemudian matanya kembali menatap mata Matt yang diam dan datar,
"Kuharap aku tidak lagi bertemu dengan seseorang seperti kalian nantinya," ucap Intan datar tanpa ekspresi,
Tubuhnya kini yang siap terjun dalam lengan Matt kebawah kobaran api yang membara, tangisan dan isakan takan bisa menghalangi niat Matt untuk benar-benar menjatuhkan Intan kedalam kobaran api.
Brakkkk, dan dapat dipastikan tubuh Intan bergaun biru tua itu, sudah jatuh dalam kobaran api,
'Martin, kau masih belum ingin menjemputku? Meski aku sudah dijemput kematianku?'
Batinya sambil menutup mata, merasakan badanya terhuyung dari ketinggian bermeter-meter jauhnya,
"Aku disini, bae!" Suara serak familiar itu kini terdengar, berhasil membuat segores senyuman dalam bibir ranum Intan,
'Dalam kematianpun, aku masih ingin mendengar suaramu, hm'
"Buka matamu, bae." Suara itu kembali terdengar, hingga membuat Intan terkesiap, dibukanya kedua mata itu secara perlahan, perasaan bingung kini menghampirinya, dirinya berada di dalam kobaran api yang sama sekali tak melukainya, sama sekali tak membakar tubuhnya, sedangkan dihadapannya, lelaki berbadan tegap dengan rambut messy itu menatapnya dalam penuh harapan,
"Martin?" Desis Intan sebelum akhirnya kegelapan menghampiri gadis itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesif Vampire
VampireBagaimana perasaanmu apabila memiliki kekasih yang Posesive? Terlebih keposesive'annya itu beralasan! Anehnya, alasan itu tak masuk akal, namun begitu nyata, yang sulit dicerna otak karena kau tau rahasia terbesar kekasihmu yang merupakan seorang, V...