7

7.5K 310 5
                                    

-Gelap mungkin akan menyelamatkanmu dari terangnya sang pemangsa-

Keadaan hangat langsung menyelimuti Intan dalam penerangan redup disekitarnya, lilin-lilin yang berjejer rapi tak tersentuh menandakan malam masih bertengger bersama sang rembulan, belum ada tanda-tanda dimana pagi dan matahari menyambut peristirahatan gadis itu, berbeda dengan Intan yang terkejut dalam kebangunannya pada dini hari, tepatnya pukul 02.00 am,

"Aku dimana? Yatuhan, bajuku? Aku tak memiliki dress seperti ini." cibir Intan dengan cepat melompat kesisi ranjang, menyadari ini bukan kamarnya, pakaiannya yang telah berganti dengan drees selutut berwarna peach sedada.

"Maduku, kau sangat cantik." sebuah suara mengerikan kembali terdengar 'yatuhan, apalagi ini!'

"Apa maumu?" Bentak Intan terkejut, bagaimana tidak? Matt, lelaki itu tiba-tiba merangkulnya dari belakang,

"Le..lepaskan." risih, tentu saja.

"Maduku, kau manis sekali, berikan aku darahmu, kumohon, aku sudah tak tahan!" Ucap Matt memohon sambil menarik jemari Intan dan mengecupnya perlahan, kebingungan menyerang Intan perlahan 'shit, aku lupa bahwa mereka vampire, pantas saja darahku membuatnya menggila'

"Aku harus pulang, sebenarnya siapa yang kau maksud madu!" Kesal, Intan berhasil mendorong Matt, ternyata lelaki itu tak tinggal diam, keputusan Intan untuk mendorong Matt sepenuhnya salah, terlihat kini taring Matt kembali memanjang dengan mata darahnya.

"Kumohon, biarkan aku pergi!" Lirih Intan, kedua matanya kini berair.

"Jika kau ingin pergi, bawa Martinus, kekasihmu kembali kemari!" Ucap Matt tegas, seketika matanya terpejam dan berubah normal, taringnyapun tak sepanjang tadinya.

"Martin? Apa hub—" ucapan Intan seketika terhenti disaat merasakan pintu dibelakangnya berderit,

"Matt, kau harus menanggung segala perbuatanmu malam ini, entah kau akan bertahan atau tidak, tetapi kabar ini telah sampai padanya!"

Deg, terlihat dalam raut wajah Matt menegang sempurna, lelaki itu memucat di wajah pucatnya, ia mencengkram ujung meja dengan keras sehingga membelah menjadi dua, dan hal itu sontak membuat Intan terpekik.

"IKUT AKU!" Dengan segala kekuatannya, Intan masih tak bisa melepaskan pegangan Matt yang menariknya dengan santai namun berkesan memaksa, menuruni tangga dengan kasar bahkan hampir membuat badan Intan terguling karena kekuatan Matt berlari cepat tak dapat menyeimbangi jalannya Intan.

"Eh..eh..kau..ka..aka..akan..membawa...aku..kemana?" Kini tak ada yang bisa dilakukan Intan selain menangis, badan gadis itu benar-benar sakit ditarik paksa menuruni tangga dengan brutal,

"Kau akan menikmati ini, madu!" Sambil menuruni tangga dengan kecepatan vampirenya, Matt menarik Intan tanpa memperdulikan bahwa gadis itu merupakan seorang manusia.

Tengah malam didalam mansion yang kuno akan gaya victorya sangatlah indah dan mewah, berbeda dengan keadaan tengah malam diluar mansion, suasana hutan lengkap dengan suara-suara alamnya sedikit membuat kuduk Intan dalam gendongan Matt merinding sempurna,

"Kau akan membawaku kemana? Tolong, bawa aku kembali." ucap Intan tak menyurutkan niat Matt untuk berjalan membelah pepohonan pinus, lelaki itu masih berlari secepat angin membuat mata Intan beralih pusing, kini mereka berada diluar, memasuki inti hutan.

"Turun." Sergah Matt menurunkan Intan dengan sekali lepas, hampir saja gadis itu terperosok kejurang, karena Matt menurunkannya ditepi jurang yang curam.

"Sayangnya aku masih menginginkan darahmu malam ini, aku takan membiarkanmu mati begitu saja dijurang ini, mungkin setelah ini." sambil menatap mata gelap Intan yang tengah ketakutan, ada sesuatu yang sulit dimengerti Matt saat ini, entah apa perasaanya? Namun hatinya luluh melihat tatapan memohon gadis itu, sikap Matt berubah 100 persen, awalnya manis berubah menjadi kejam.

"Jangan menatapku seperti itu." Bisik Matt dengan mata terpejam beralih kepermukaan lekukan leher Intan mengecupnya perlahan,

"Sedikit kau bergerak maka kau akan berakhir dibawah tebing."bisiknya seakan meyatakan bahwa tak ada pilihan lain untuk Intan selain menerima semuanya,

'Martin kau dimana? Tolong aku, entah mahkluk ini akan membunuhku malam ini, tetapi dia mengenalmu, kali ini tolong...'

"Kau akan terbebas madu dari dunia abadimu kali ini." Sambil mengeratkan pegangannya pada bahu Intan sedikit mencengkram leher Intan membuat Matt sedikit takut untuk menyakiti Intan, walau ia tau bahwa detik ini ia akan mengakhiri nyawanya dengan cara menyakitkan.

"Akan menyakitkan." Ucap Matt membuat Intan sedikit bersiaga untuk mengucapkan segala hal, ia sadar bahwa detik ini, detik terakhirnya melihat dunia dan mati dihisap vampire gila.

"Hent..hhentikan...hiks...hiks." sambil menahan sakit akibat cengkraman dari kuku Matt yang memanjang dilehernya, membuat Matt yang mendengar tangisan itu berhenti cepat dan menarik Intan kesisi yang jauh dari jurang.

"Kumohon hentikan...hik...hikss." mendengar tangis Intan, dengan senyuman ragu Matt memeluk Intan dengan erat menghirup aroma darah Intan, dan menggagalkan niatnya untuk membunuh intan sekarang,

'Oke, kau membuatku luluh, manusia.'

"Sekarang kau selamat, namun tidak lain kali" sergah Matt mengendong Intan menjauhi jurang ditengah malam,

"Kenapa kau menyelamatkanku?"

"Karena kau menangis,"

"Aku tida— emm, terimakasih!" Ucap Intan mengeratkan pegangannya dirasanya gerakan Matt semakin menggila, lelaki itu semakin cepat dan membuat Intan benar-benar pusing dan dingin, dress sutra selutut dengan model yang memperlihatkan bahunya sangat tidak sesuai jika digunakan untuk membelah malam dalam hutan, sekelebat pikiran tentang Martin mengisi pikirannya saat ini,

"Martin," gumam Intan berhasil membuat gerakan cepat Matt berhenti diam, entah sesuatu yang mengiris hati kini dirasakannya, sakit

'Ada apa denganku? Tidak..tidak..dia mangsaku'
Batin Matt sambil menatap wajah Intan lekat-lekat, gadis berambut hitam senada dengan matanya itu kini tertidur dalam dekapannya, ada rasa bersalah melihat wajah polos gadis itu, kembali terbayang ekspresi ketakutan Intan dipinggir jurang tadi, membuat batin Matt beradu dengan kenyataan bahwa Intan hanyalah musuh yang harus ia ambil darahnya,

"Aku pasti akan membunuhmu."

My Posesif VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang