"Singapore, please be nice with me!" doaku dalam hati.
Keluar dari Changi Airport, aku langsung naik taxi menuju hotel. Biasanya, aku paling senang naik MRT. Selain murah, bisa sekalian jalan-jalan. Tapi, kali ini aku sedang tidak mood untuk exploring! Walau sangat mahal memakai taxi, tapi biarlah...
Setelah check-in hotel pun, aku tidak ada keinginan untuk melihat-lihat sekitar. Rasanya aku hanya ingin cepat-cepat menyelesaikan masalahku dengan mas Daniel. Dia akan landing jam 5 sore ini.
*******
Pip..pip..pip..pip....
"Oo...!" Aku membuka mata perlahan setelah mendengar suara dering WA di ponsel yang berada tepat di samping wajahku.
Ternyata tadi aku ketiduran.....!
Pesan dari mamih, dia menanyakan aku ada dimana. Memang tadi aku tidak sempat memberitahu ibuku tentang kepergianku ke Singapore. Nanti saja kalau keadaan sudah terkendali, aku akan memberitahunya.
Kruk...krukk.... tiba-tiba terdengar suara dari dalam perutku. "Ahhhh, perutku lapar."
Setelah mencuci muka dan merapihkan dandanan, aku turun ke lobby. Rencananya hanya ingin membeli makanan di dekat stasiun MRT. Disana pastinya banyak makanan yang enak.
Aku berjalan dengan santai untuk menjaga nafasku agar tidak tersengal-sengal. Sore itu, cuaca masih sangat cerah. Dan keadaan jalan masih sangat lenggang. Setelah berjalan sekitar 7 menit, akhirnya aku tiba di dalam gedung area stasiun. Dan, kuputuskan untuk makan di Kaya Toast.
Jam sudah menunjukkan pukul 6 sore, ketika aku menyadari sudah mulai banyak orang yang lalu-lalang disekitarku. Aku bergegas pergi menuju hotel dimana mas Daniel biasa tinggal. Kupilih duduk di sofa agak ujung agar bisa melihat orang yang datang di pintu utama tanpa terlihat diriku dengan jelas. Dadaku berdegub kencang, aku sendiri pun takut dengan kenyataan yang akan terjadi nanti.
Agar tidak terlihat jelas, aku memakai kacamata tanpa minus untuk menipu penampilan. Pasti banyak teman sejawatnya, atau senior Captain-nya yang juga stay di sini.
Dan, aku tak berniat membuat keributan di sini. Karena yang aku inginkan hanya kejelasan dari semua kebohongan, yang selama ini ditutupi oleh suamiku dengan sangat rapih!
1 jam telah berlalu dengan beribu pikiran yang mendera di otakku. Tak terasa hari telah berganti malam, suasana di luar menjadi gelap dan lampu warna warni menghiasi tampilan depan hotel.
Setiap kali pintu utama terbuka, hatiku berdetak dengan cepat. Aku terus memantau pintu itu dari kejauhan.
19.12 menit waktu Singapore, akhirnya aku melihat sosok yang sangat kukenal dengan baik. Yah! Itu mas Daniel dan kru memasuki lobby hotel. Aku memperhatikan mereka sambil pura-pura membaca majalah.
Mereka check-in dan dapat kulihat mas Daniel sibuk dengan ponselnya. Setelah sekitar 10 menit berlalu, mereka memasuki lift bersamaan. Terdengar samar-samar pembicaraan mereka yang mengatakan akan makan malam di luar hotel.
Aku tetap mencoba untuk tenang. Sambil tetap menunggu mereka keluar lagi untuk makan malam.
Setelah 20 menit berlalu, sekumpulan awak cabin datang dan duduk di sofa lobby dekat area lift. Kelihatannya mereka masih menunggu mas Bima dan FO-nya. Selang 5 menit kemudian, salah satu dari mereka sepertinya menelepon ke atas menggunakan telepon room to room.
Tiba-tiba suara ponselku berdering, dan..... ini telfon dari mas Daniel! Aku segera mereject telepon itu dan secepatnya membuat menjadi silent voice.
![](https://img.wattpad.com/cover/104986335-288-k73354.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My husband My Pilot
RomanceMenjadi istri dari seorang Pilot, tidaklah sekeren dugaan orang lain. Isyu perselingkuhan antara Pilot dan Cabin (*baca pramugari) kerap kali mengganggu kehidupannya. Cinta saja tidaklah cukup untuk menjalankan sebuah perkawinan layaknya pangeran da...