Investigasi kecelakaan pesawat yang dikendalikan Mas Daniel berlangsung lebih dari sebulan. Setiap harinya, Mas Daniel pulang ke rumah tanpa banyak bicara. Dia bagaikan mayat hidup yang menjalani semua kegiatan tanpa merasakan apapun.
Setiap pagi, Mas Daniel bangun, lalu berangkat lagi untuk pemeriksaan selanjutnya. Dan, malamnya, dia pulang dengan wajah yang sangat lelah. Dia duduk di kursi makan berhadapan denganku tanpa bicara sedikitpun. Dia juga makan masakan yang aku sediakan tanpa berkomentar apapun. Seakan-akan, tubuhnya ada di sini tapi pikirannya entah ada dimana.
Keadaan ini, membuat hubunganku dengan Mas Daniel semakin merenggang. Kelelahan fisik Mas Daniel dan buntunya ingatan dia, membuatnya menjadi semakin putus asa.
"Bagimana tadi investigasinya, Mas?" tanyaku memulai komunikasi di meja makan.
"Yah begitu lah.... Andaikata aku cerita-pun, kamu pasti tidak akan mengerti." jawab Mas Daniel seraya menghela nafas panjang.
Mendengar jawabannya, aku tidak berani berkata apa-apa lagi. Aku hanya memperhatikan wajahnya yang terlihat sangat lelah. Alhasil kami berdua hanya berdiam diri.
Ingin rasanya akupun marah dengan kondisi pasif seperti ini. Tapi untuk apa?... Itu malah akan memperburuk keadaan dan memperburuk kesehatanku juga.
Aku tahu dia amat tertekan. Apalagi setelah pemberitahuan, dia dikenakan sanksi grounded atau larangan terbang untuk beberapa bulan ke depan, jiwanya menjadi sangat rapuh.
"Aku tidak tahu, harus melakukan apa selain terbang..." ucap Mas Daniel menangis pada malam itu, dengan wajah yang tertunduk. Ingin kupeluk tubuhnya yang bergetar. Tapi aku tidak sanggup membayangkan akan sikapnya terhadap perlakuanku nanti. Dan, aku hanya bisa menyentuh tangannya lalu mengusapnya pelan.
Aku sangat mengerti akan kondisi Mas Daniel, karena dia pernah bilang, bagi seorang pilot, "terbang" sudah menjadi kehidupannya. They love flying so much! Lalu kenyataan di grounded selama hampir lebih dari 5 bulan ini, membuatnya menjadi putus harapan.
Apalagi ditambah banyak media yang memberitakan kabar simpang siur mengenai kecelakaan tersebut. Ada beberapa opini publik yang mengucapkan terima kasih kepada pilot atas selamatnya banyak penumpang, tetapi tidak sedikit pula yang menghakiminya dengan tegas.
Aku sendiripun kesal mendengar beberapa opini yang menyudutkan pilot pada kecelakaan ini. Well, aku memang bukanlah orang yang mengetahui banyak tentang penerbangan. Aku hanya seorang istri Pilot. Tapi aku tahu betul bahwasanya seorang pilot akan mengutamakan keselamatan dan keamanan penumpang dalam melaksanakan tugasnya.
Dan, andaikata aku bukanlah istri seorang pilotpun, menurutku bukanlah hal yang bijak, kalau kita menuduh semua kesalahan hanya kepada pilot semata. Karena kecelakaan pesawat itu, pasti ada banyak faktor yang harus dilihat, seperti cuaca, pesawat yang rusak, atau memang sudah kehendak yang di atas.
Ah...andai semua orang merasakan apa yang istri pilot rasakan....
*******
Setelah putusan grounded diumumkan, Mas Daniel tidak tahu harus melakukan apa di setiap harinya. Aku sangat kasihan melihatnya, ia bagaikan orang linglung.
Seminggu ini, sengaja kubiarkan dia beristirahat di rumah, untuk melepas lelah tubuhnya selama investigasi yang ketat sebulan setengah yang lalu.
Mas Daniel selalu bangun siang hari, lalu makan sebentar dan kembali tiduran di kamar. Di sore harinya, dia hanya duduk di ruang tamu, sambil memperhatikan aku yang sibuk dengan Defian. Terkadang dia menatap Defian lama sekali. Aku tidak tahu apa yang dipikirkannya. Dan ketika malam hari tiba, dia hanya sibuk dengan ponselnya dan tidur larut malam.

KAMU SEDANG MEMBACA
My husband My Pilot
RomansaMenjadi istri dari seorang Pilot, tidaklah sekeren dugaan orang lain. Isyu perselingkuhan antara Pilot dan Cabin (*baca pramugari) kerap kali mengganggu kehidupannya. Cinta saja tidaklah cukup untuk menjalankan sebuah perkawinan layaknya pangeran da...