Seperdelapan hatiku

4.3K 174 0
                                    

Semalaman aku tidak bisa tidur tenang. Pikiranku bercabang dua.
Aku tidak lagi khawatir dengan mas Daniel, karena jujur saat ini aku lebih tenang setelah mendengar penjelasannya waktu di Singapore.

"Dia lebih memilihku!" kuyakinkan diriku sendiri.

Sakit hati yang kurasakan ketika mendengar mas Daniel mencium mantan kekasihnya telah hilang sejak kejadian yang kualami dengan Nakazato san.

Sejenak aku termenung diam di kursi meja makan. Juice jeruk apel yang kutuang sejak tadi, belum setegukpun kuminum.

Lamunanku buyar ketika mendengar dering telepon ponselku dari dalam kamar. Aku sama sekali tak berniat untuk mengangkatnya, tapi penasaran juga siapa yang meneleponku!

Aku jalan menuju kamar dengan membawa segelas juice. Duduk di pinggiran kasur dan melihat ponsel sambil meminum juice perlahan.

"My Honey"

Aku diam saja, tidak mengangkatnya sampai suara deringnya berhenti.

Sejak tadi malam, mas Daniel terus menelepon dan mengirimkan WA. Aku membacanya tapi enggan membalasnya. Dari kata-kata yang ditulisnya, dia sangat mengkhawatirkanku.

Tapi, sekarang yang selalu terlintas di kepalaku adalah wajah Nakazato san.
Aku mengusap seluruh wajahku, mencoba untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi denganku saat ini.

Dan kembali, aku dikagetkan dengan dering telepon lagi. Tapi kali ini, bukan dari mas Daniel!

Nakazato san!!!

Akupun tetap tak ingin mengangkatnya. Karena aku bingung harus berkata apa dengannya.

Dering telepon itupun tak berlangsung lama. Tetapi langsung disusul dengan WA yang datang bertubi-tubi.

"Daniya san, ohayou. (Daniya san, pagi.)"
"Yube no koto, gomennasai. (Saya minta maaf atas apa yang terjadi tadi malam.)"
"Saya tidak bisa menahan diri sendiri bahwa saya suka kamu."
"Saya benar-benar minta maaf."
"Chotto atte mo ii desuka?... (Bolehkan sebentar saja kita bertemu?)"

Aku menghela nafas panjang membaca pesannya. Ingin sekali aku menjawabnya dengan "Ya! akupun ingin bertemu!" 

Tapi aku tidak mau memperpanjang permainan hati ini kepadanya. Sudah kuputuskan untuk mengakhiri semuanya. Aku tidak ingin rumah tanggaku hancur.

Aku sadar, bahwa Nakazato san telah mencuri 1/8 hatiku. Kukatakan begitu karena aku tidak ingin memberinya ruang lebih di hatiku.

Aku tidak ingin!

Aku takut! Takut kalau nanti malah jatuh cinta kepadanya!

Dan, 1/8 hatiku itu seperti sebongkah puzzle yang hilang....

*****************

Malam telah datang, seharian aku hanya berada di rumah. Do nothing, hanya tidur-tiduran dan menonton TV. Makananpun kupesan dengan jasa delivery.

Badanku terasa sangat lelah. Hati dan pikiranku pun terasa sangat letih. Rasanya aku memang butuh banyak waktu untuk mengembalikan semangat dan kebugaran tubuh ini.

Aku juga tak mengerti, kenapa tubuhku bisa menjadi sangat lemah. Dan aku baru menyadarinya beberapa bulan terakhir ini.

"Aahh....mungkin karena begitu banyak kejadian yang memang menguras tenaga dan pikiran," yakinku dalam hati.

Pencahayaan yang temaram di kamar tidur, dengan sayup-sayup suara TV dan hembusan AC yang sejuk, membuat mataku kembali terpejam sekejap.

Entah berapa lama aku terlelap, aku tidak ingat!  Yang kutahu, aku terbangun dengan ciuman di pipi dan keningku. Sejenak aku lihat mas Daniel ada disamping tubuhku dengan masih memakai seragam lengkap pilotnya.

"Apakah aku bermimpi?...." gumamku dalam hati.

"Hai, Humairah." kata mas Daniel dengan suara pelan dan lembut seraya mengusap rambut di keningku.

Tangan satunya memeluk pinggangku dengan erat. Kurasakan hangat di sisi kiriku yang menjalar pelan ke seluruh tubuh.

Setelah beberapa detik, akhirnya aku menyadari bahwa itu memang mas Daniel.
Kutatap wajahnya yang sangat dekat dengan wajahku. Aku bisa melihat bibirnya, hidungnya dan tatapan matanya yang membuatku selalu merasa nyaman.

Kusentuh pipinya perlahan, dengan cepat mas Daniel memegang tanganku dan menciumnya.

"I love you, Hum." bisiknya dengan mata berkaca-kaca.

Aku masih memandangi wajahnya, kuyakinkan diriku bahwa aku sangat beruntung memiliki dia sebagai suamiku, dan aku tak mau kehilangannya!

"I love you too, mas." balasku dengan suara parau.

Mendengar ucapanku, mas Daniel langsung memeluk tubuhku erat dan menghujani ciuman di wajahku sampai ke leher.

"Aku sayang kamu, Daniyaaaa....." mas Daniel membisikkannya di telingaku sambil terus memelukku kencang.

Hatiku pun terasa sangat lepas. Aku membalas semua gerakannya dengan spontan. Kuambil kendali, kurebahkan mas Daniel di bawah dan membalas ciuman mesranya. Kuhujani  balik mas Daniel dengan ciuman.

Kutatap wajah mas Daniel yang juga terpancar perasaan lega. Kami berdua tersenyum dengan hidung yang saling bersentuhan.

"I miss you so much, Humairah."
"I miss you too, mas Daniel."

Daniel memelukku kembali. Dan malam itu terasa begitu sangat indah.

Lampu temaram, TV yang masih menyala, selimut yang tersingkirkan dan seragam lengkap pilot yang berserakan di sisi tempat tidur, menjadi saksi melihat sepasang suami istri yang menjadi satu kembali, dipenuhi dengan cinta di hati masing-masing.

Dan melupakan masalah yang pernah terjadi.....

*************************
****************************
Haiiiiii.... 😎

Info aja, cerita diatas masih belum selesai lhooo...

Ada kelanjutannya yang pastinya lebih seru!! 💟

Jadi tetep dibaca yaaa 😉

Dan kuucapkan terima kasih untuk kalian yang sudah vote 😘

Have a nice day to you all 🍸🍸

My husband My PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang