saat ini andre tenga duduk diruangan yang penuh dengan alat musik. duduk dengan sebuah gitar ditangannya. andre menatap gitar yang dahulunya iya akan dengan senang hati bernyanyi untuk orang yang sangat disayanginya. namun kini andre hanya bisa menatap dan mengenang masa lalu itu
"hey kax re nyanyikan lagi untuk ku lagu itu, aku ingin mendengarnya lagi"
"suaramu bagitu merdu"
"ayo kax nyanyikan lagi"
andre tersenyum getir ketika kilasan masala lulunya melintas dibenaknya. gadis kecilnya yang meminta dirinya terus bernyanyi. andre mengelap air mata yang mengalir dipipinya ketika merasa seseorang membuka pintu ruang musiknya.
"apa gue mengganggu?" ucap rival,lalu berjalan perlahan mendekati andre yang meletakkan gitarnya.
"dasar gak sopan lo ,main nyelonong aja" rival tersenyum ,memang kebiasaanya kalau masuk kekamar ataupun ruang pribadi andre tanpa mengetuk terlebih dahulu. rival menatap andre yang tengah sibuk membolak balik majala. rival tahu andre tidak memfokuskan fikirannya dimajala itu.
"sudahlah jangan sok sibuk begitu" andre mengerut saat rival merebut ajala itu.
"hey apa yang kau inginkan huh??" rival berdecak kesal.andre sangat kesal dengan sikap sahabatnya ini. selalu mengganggu ketenangannya.
" re gue penasaran dech ,sebenarnya raya itu siapa?" rival berdecak lagi karna andre mengacuhkannya.
"re gue serius "
"emangnya apa pentingnya gue menanggapi lo yang membicarakan gadis sialan itu." jawab andre santai .
lalu beranjak dari duduknya ,lalu melangkah menuju pintu dan keluar. melihat hal itu rival berdiri dan melangkah mengikuti andre keluar dari ruangan itu."lo akan menyesal sudah mengacuhkan informasi dari gue.." tutur rival saat mereka sudah jalan berdampingan. rival sudah tidak mood lagi untuk mengatakannya pada andre. nantinya andre pasti akan menanyakan padanya. rival tersenyum membayangkan andre yang akan mengemis padanya. asik dengan pemikirannya sendiri rival tidak menyadari andre menghentikan langkahnya membuat dirinya menubruk punggung andre.
"kenapa lo berhenti mendadak sih,sakit tahu" andre hanya menatap rival sebentar lalu kembali menatap pada seseorang yang membuatnya menghentikan langkahnya.
raya dan daniel sedang berbincang disudut koridor. terlihat raya begitu menikmati obrolannya dengan daniel. tak lepas tawa yang selalu menghiasi wajah raya. saat daniel mengingatkan tentang yang mereka lakukan di amerika dulu.
"apa kau masih ingat, saat itu kita dihukum hanya karna tertidur dikelas" raya mengangguk dengan tawa yang ditahannya , kilasan kejadian itu melintas dibenaknya.
"hahaha,, apa sibotak mengkilat itu masih bernapas" danielpun ikut tertawa namun matanya menangkap seseorang yang tenga memperhatikannya dengan emosi yang memuncak.
"heyyy dia itu guru kita,jangan mengejeknya" raya mengangguk mengejek daniel yang sok sok membelah sibotak itu,padahal daniel yang memberi julukan itu pada guru kiler itu. raya melihat arloji yang melingkar cantik di pergelangan tangannya.
"kak gue ada janji,gue pergi dulu ya by" daniel melambaikan tangannya pada raya yang sudah pergi.lalu daniel melangkah mengarah pada andre dan rival memperhatikannya.
" waw sepertinya raya sudah memiliki penggemar yang selalu enguntitnya" andre menatap daniel yang juga menatapnya namun tatapan mereka berbeda.andre enatap daniel marah sedangkan daniel menatap andre mengejek.
"heh lo fikir gue menguntit gadis sialan itu, cih kurang kerjaan banget gue" rival memegang lengan andre menahan agar andre sadar dan tidak terbawa emosi.
![](https://img.wattpad.com/cover/99888988-288-k186615.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
loh itu musuh gue!!!!
Romancegadis itu berlari terus berlari berharap menemukan sebuah tempat yang bisa menyembunyikan dirinya dari dunia."hikss hikssss rere jahat,rer jahattttt" gadis itu memukul dadanya terasa sesak didalam sana.sesekali ia mengelap air mata yang sudah memban...