Bagian 9

8 1 0
                                    


AUTHOR POV

raya memasuki ruangan manager yang sudah ada perdi dan anaknya dengan senyum yang mengembang raya melangkah mendekati ayah dan anak itu.

"nah ini ni pa biang keroknya. ray cepat jelaskan semuanya sama papa " raya yang berdiri sedikit jauh dari perdian dan papanya melangkah lebih dekat mengitari perdian lalu berdiri disamping papanya perdian

"OMG kak mau jelasin apa lagi gue sama papa perdi kan papa perdi sudah tahu... iya kan pa...." raya menatap perdi dengan menaik turunkan alisnya perdian yang melihat itu mengerti bahwa mereka berkeja sama" jadi papa tahu dan sewaktu diluar tadi papa hanya pura pura gak tahu?" perdi hanya mengangguk sambil menahan tawanya melihat wajah anaknya yang jarang jarang sekali dilihatnya begini hanya rayalah yang mampu membuat perdian kacau maka dari itu readers raya menjadi tamu istimewah di kafe atau dirumahnya bahkan raya sudah dianggap sebagai anak oleh perdi

"ahhhh sebenarnya aku atau dia yang anak papa??? aduhhh mau dimana ditaro muka ku didepan pegawai nanti..." perdian mengusap rabutnya gusar merasa sangat sangat prustasi.raya mendekati perdian lalu menjitak keningnya"makanya jangan sesekali ngerjain gue kemakan batunya lo kan" perdian mengusap keningnya yang memerah akibat jitakan raya "loh harus bertanggung jawab dek gue gak mau yah dikira bos cabul,dan ingat jika pelanggan gue berkurang siap siap noh ATM loh gue porotin" raya menganggukkan kepalanya setiap ucapan yang dikatakan perdian seakan akan mengejeknya.lalu raya mendekati perdi untuk memeluknya raya akan berpamitan untuk pulang.

"pa per ray pulang dulu yah " perdian mencekal lengan raya saat raya melewatinya membuat langkah riang raya menjadi tertunda

"apa laggi sich kakax gue yang ganteng.............eh amit amit deh" raya pura pura muntah setelah mendengar ucapan sok manisnya

"kalo muji yang iklas dong..... hmm loh gak boleh pergi" raya mengerut mendengar tihtah perdian melarangnya pulang

"lah kenapa per? nanti bundanya nyariin loh...." perdi melepaskan cengkraman tangan perdian dari lengan raya.

"makasi papa ku........dan buat loh tenang ajah gue udah bersihin nama lo kok dari kejadian tadi jadi gak usah taro digot ya mukanya" dengan ekspresinya yang dibuat manis raya berlari keluar ruangan itu sebelum perdian kembali menangkapnya.sementara perdian hanya tersenyum melihat tingkah adik angkatnya itu sedah lama sekali raya tak mengusilinya .

"heiiii nanti bibir mu itu akan longgar jika tersenyum selebar itu" perdian semakin tersenyum lebar mendengar ucapan ayahnya .



andre pov

setelah gue pulang dari taman bermain itu gue merasa kelupaan sesuatu dan gue tidak tahu apa itu.

"re mana pesanan mama apa kamu sudah membelinya?" ah iya jus kesukaan mama gue lupa membelinya .ah ini pasti karna gue selalu mengingat tutu gue jadi lupa sama pesanan mama gue sendiri.

"ah anu ma rere lupa" gue lihat mama cemberut dan tentu saja itu berarti gue harus keluar untuk membeli pesanan mama .sesegerah mungkin gue sampai di kafe perdian karena hanya jus dikafe inilah yang mama suka.

"brakkks " saking buru burunya gue gak melihat seorang gadis keluar dari kefe ini dengan posisi gue yang akan memasuki kafe ini ,gue menbraknya eh tunggu ini bukan sepenuhnya salah gue dia juga tidak memeperhatikan jalannya jadi ini gak salah gue.gue tidak menghiraukan gadis itu yang gue lihat dia terduduk dilantai sambil sedikit meringis kesakitan.

"hei apa kau tidak punya hati? atau perasaan huh?" gue berbalik melihat siapa gadis yang berbicara itu apa sama gue,tapi itu benar dia berbicara sama gue.lihat saja matanya yang jelek itu menatap gue tajam.

"kau???"

"kau??" gue dan gadis itu dengan serentak saling menunjuk.kalian ingatkan gadis yang mebentak gue kemarin dan kesalahannya persis sama dengan hari ini ditempat yang sama dan kejadian yang sama .ohhh tuhan kesialan apa ini..

"lagi lagi loh?? ditempat dan kadian yang sama loh sama sama gak bertanggung jawab.malang sekali orang tua lo mempunyai anak seperti lo" setelah berbicara panjang lebar gadis itu pergi begitu ajah.emang dia siapa berani beraninya menceramahi gue dengan kesal gue berbalik menuju pelayan tempat gue biasa memesan jus.

"hey bro... kelihatannya lo lagi kesal kenapa??" itu perdian teman masa kecil gue dan sampai sekarang pun kami masih berteman perdian teman yang baik dan juga sewaktu kecil dulu perdian selalu mengusili tutu ,gue jadi senyam senyum sendiri mengingat masa lalu itu

"WOYYY... masih disini gak sich lo re ditanyain juga mala senyam senyum dasar aneh lo re" gue kembali mengerut gue jadi lupa dimana gue sekarang

" loh nanya apaan tadi sory gue gak dengar tadi" gue mengambil pesanan gue yang diserahkan pelayan itu lalu menyerahkan katu kredit gue.

"sudah lah dasar aneh ya mau gimana lagi sampai berbusa pun mulut gue lo juga gak bakal denger" gue hanya nyengir sekilas meliht perdian yang tengah menggerutu entah apa yang diucapkannya dan gue gak perduli gue lagi buru bur entar mama semakin marah jika gue terlalu lama memberikan pesanannya ."per gue cabut dulu yah lagi buru buru nih" gue melangkah lebih cepat engingat mama akan mengamuk gue lihat perdian akan mengatakan sesuatu tapi gue gak ada waktu untuk sekedar berbincangdengannya hari ini mungkin lain kali

"tapi re gue mau bilang kalo.." tukan apa gue bilang dia pasti mau ngobrol dan jika gue ladeni bisa bisa mama nyetop kartu kredit dan ATM gue."sory per mungkin lain kali gue harus pulang " gue berlari keluar dari kafe itu lalu memasuki mobil dan segerah menjalankan mobil gue
dengan kecepatan tinggi.


author pov

"dasar cowok aneh cowok gila gak bertanggung jawab !!!!" setibanya dirumah raya masih saja menggerutu dan menyumpahi cowok yang telah membuat dirinya kesel setengah mati selama dua hari ini.

"bunda apa ini gak terlalu cepat ?" raya menghentikan langkahnya lalu bersembunyi dibalik tembok yang membatasi ruang dirumahnya .secarah berhati hati raya mengintip menguping pembicaraan antara ayah bunda dan juga kakaknya.raya tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan keluarganya mereka sangat serius dan itu adalah tentang dirinya.

tak sengaja raya menjatuhkan tas selempangnya membuat persembunyiannya ketahuan

"hehehe ketahuan dech" raya nyengir lalu berjalan menghampiri keluarganya yang sudah berhenti membicarakannya.



para pembca cerita ku harap tinggalkan jejaknya ya votmentnya ditunggu ya.

#sabar:D

loh itu musuh gue!!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang