Bagian 23

6 0 0
                                        

"Bun apa ini tidak terlalu cepat untuk raya bun?" ani mengawatirkan keadaan adiknya yang pasti akan sangat menderita. Ditambah lagi raya baru menyadari kalau selama ini musuhnya adalah orang yang dibencinya.

"tidak, jika kita melakukannya sampai kapan raya akan menjadi seperti ini terus . lihat apa yang dilakukannya saat di amerika. kita harus mengembalikan ratu kita sayang." ani mengangguk apa yang dikatakan bundanya benar.

"aini benar sayang, jika kita tak mulai dari sekarang maka hati raya akan membeku selamanya." ucap rasti.

***

Raya duduk di salah satu ayunan di taman bermain. raya mengayunkan dengan kakinya secara perlahan.

"kenapa ini seakin rumit??? dulu aku bersyukur tidak mengingat wajahnya. bahkan dia menjadi musuhku. aku sedikit menikmati hidupku meski mimpi buruk sering menghantuiku. mimpi buruk itu bertambah sejak dia kembali hadir di hiupku." raya mmenunduk menatap tanah yang dipijaki kakinya. setetes air mata jatu tepat diantara kakinya membasahi tanah.

"menangis??? apa itu yang bisa lo lakukan?" raya mengangkat kepalanya, kemudian memalingkannya.

"pergi sari sinih! gue gak mau melihat wajah loh!!!" usir raya datar.

"ha-ha-ha,, gue fikir perjodohan ini akan berakhir. ternyata tidak" hati raya tertusuk beribu jaru mendengar ucapan andre. perkataan seseorang dimasa lalunya bergerilia di telinganya. raya menatap andre tajam.' ternyata ucpan gadis itu benar adanya, hati gue sakit karna selalu membantah kenyataan yang diucapkan gadis sialan itu. tapi sekarang aku mendengarnya langsung. aku benar-benar jadi beban pada mu re' ucap raya dalam hati.

"huh dasar pengecut!! jika memang lo tidak menginginkannya kenapa lo jadi pengecut saat didepan mereka" ucap raya tajam menusuk hati andre.

"ternyat hiup diamerika membuat lidahmu setajam silet"

"tentu saja, dan yang perlu loh ingat gue raya bukan ratu ." ucap raya lalu berdiri tak didepan ayunannya. raya bersiap akan pergi.

"cih gadis AMERIKA?? lo masih terlihat seperti tutu yang hanya bisa menangis!" raya menghentikan langkahnya. tangan raya menggepal menahan emosinya. sedangkan andre tersenyum, andre sengaja mengeluarkan kata-kata pedas untuk menutupi egohnya. andre hanya terpancing oleh kata-kata raya yang menusuk hatinya.

Raya pulang kerumah nya disana semuanya sedang menunggu kepulangannya.

"ah akhirnya lo pulang juga dek" ucap ani lega melihat ratu pulang. bukannya mmenghampiri mereka ratu malah berjalan lurus menuju kamarnya.

"kami akan pergi setengah jam lagi sayang" raya berhenti saat dirinya tepat ditengah tangga.

"dan kamu akan ikut tante rasti malam ini sayang" sambung aini

"aku mengerti" raya melanjutkan langkahnya.

"hmmm raya tidak banyak komentar. bahkan raya tidak membantah" tanya doni menatap kepergian raya

"dia tidak akan membantah " semuanya berbalik menatap perdian yang baru muncul didepan pintu.

"kenapa?" tanya ani

"karna raya hanya akan mengikuti arus" sambung perdian berjalan mendekati semuanya.

"maksudnya kamu per?" tanya aini

"seperti yang kalian tahu ratu sudah berubah dia adalah raya. gadis yang telah mengalami banyak hal. raya sudah sangat menderita." semuanya terdiam , meraka tahu pasti bagaimana kehidupan raya. bahakan andre yang baru masuk dan mendengar ucapan perdian ikut terdiam.

"Raya adalah gadis yang tidak mengepresikan kegelisahannya. kita akan mengira raya sangat bahagia selama ini, karna senyum selalu mengiasi wajahnya setiap idepan siapapun" ani mengusap air matanya. ani teringat akan ucapan rean.****


kini semuanya sudah berada dibandara. rasti dan donopun ikut berangkat ke jerman yang awalnya akan berangkat besok tapi mereka memutuskan untuk berangkat bersamaan.

"hati-hati ma,pa, an, tante,om"

"dah bun, yah, kak" raya dan anre melambaikan tangan pada orang tua dan kakanya. setelah orangtuanya san kakaknya sudah benar-benar pergi raya langsung berbalik pergi.

"lo mau kemana?"

"bukan urusan elo" jawab raya sinis.

"ini akan menjadi urusan gue , karna sekarang lo menadi tunangan gue" andre mencekal pergelangan tangan raya yang langsung ditepisnya.

"loh baru jadi tunangan bukan suami gue." raya pergi dari hadapan andre menuju mobilnya. andre tidak tinggal iam, andre tidak akan membiarkan raya pergi begitu saja.

"ikut gue!!!" andre menyeret raya saat akan memasuki taxi.

"jangan berfikir lo akan keluar dari mobil ini" peringat andre setelah measangkan sabuk pengaman untuk raya lalu mengitari mobilnya lalu masuk dan mengemudikan mobilnya pulang. perjalanan mereka dihantui oleh keheningan.

"ayo turun" ucap andre saat sudah tiba dirumahnya.

"dimana kamar gue?" tanya raya to the poin saat sudah memasuki rumah ndre.

"itu kamar tamu, loh bisa menempati kamar itu." tidak menunggu lama lagi raya langsung memsuki kamar tamu. raya langsung membringkan tubuhnya diatas ranjang. hari ini begitu meleahkan baginya sehingga tidak menunggu waktu lama raya sudah terlelap.


andre gelisa tidak bisa tidur fikirannya terus pada raya.

"apa gadis itu sudah tidur???" gumam andre, lalu bangkit dari tidurnya. andre berjalan keluar kamar. andre mendekati kamar tamu yang ditempati raya dan menempelkan telinganya pada pintu kamar.

"apa dia bener sudah tidur?? kenapa tidk ada suara?? apa dia kabur??" berbagai pertanyaan didalam otaknya. dengan perlahan andre memutar knop pintu kamar raya.

"hmm tidak dikunci" gumam andre perlahan mendorong pintu lalu menyelipkan kepalannya masuk kedalam kamar. terlihat raya sudah terlentang menutup mata, dengan sepatu yang masih melekat dikakinya.

"aish masih belum berubah" gumam andre lalu melepaskan sepatu raya kemudian dengan perlahan andre memperbiki posisi tidur raya dan menyelimutinya.

"dengan begini lo akan tidur nyenyak. selamat tidur litle girl" gumam andre dengan mengecup kening raya lalu keluar dari kamar raya.

tbc


penjelasan agar kalian gak bingung. raya adalah ratu. mereka adalah orang yang sama. gue sengaja menulis raya dan kadang ratu. ketahuilah mereka adalah orang yang sama.

loh itu musuh gue!!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang