Bagian 25

11 0 0
                                        

RAYA POV

gue buru buru keluar dari kamar si brengsek itu. haaa kenapa gue bisa diam ajah sih saat dia nodai kesucian bibir gue. gue berlari menuju ruang tv dan menghidupkan tv. kejadian tadi terus terngiang dibenak gue. gue terus berusaha memfokuskan fikiran gue pada acara yang sedang gue tonton.

"hei.. gak usah frustasi gitu." gue menoleh saat gue mendengar suara yag sangat tidak ingin gue dengar.

"siapa yang frustasi?" balas gue sewot. andre mengejek gue dengan pandangannya yang seakan tidak percaya dengan apa yang gue katakan.

"lo jadi makan gak? tuh dah gue bikinin nasi goreng" sahut andre . gue mengikuti andre yang tengah berjalan ke meja makan. gue gak bisa sok jual mahal. perut gue sungguh tidak bisa diajak kompromi. gue duduk di salah satu kursi sedangkan andre dudu didepan gue.

gue menyantap nasi goreng ala andre. yah gue akui nasi goreng ini lumayan enak.

"gimana?" tanya andre. gue mendongak menatapnya bingung.

"gimana nasi goreng buatan gue, enak gak?" ulang andre .

"lumayan" jawab gue singkat sambil menyuap sendok terakhir nasih goreng gue.

"lumayan, eh tu piring kalo bisa lo makan juga" sindir andre. gue menatapnya garang. kalo aja gue gak laper gue gak bakal memakan masakannya.

"kenapa gue sedikit takut yah" gumam gue sedikit keras. andre menatap gue  saat mendengar gumaman gue.

"kenapa?" tanya andre.

"lo gak campurin racun kan, kemakanan gue kan?" gue lihat wajah andre menjadi muram setelah mendengar ucapan gue. mungkin dia fikir gue ngomong apaan kali, sampai mukanya serius gitu eh tahunya gue ngomong yang gak penting gitu. jiahaha... tahu rasa lo gue kerjain.

"tenang ajah lo gak bakal mati setelah memakan makanan gue. tapi lo bakal ketagihan" ucap andre sebelum ia berdiri dan mengantar piring kotornya kedapur.gue terdiam. jangan jangan dia memasukan narkoba kedalam makanan itu.

"loh gak mencampurkan ganja kan kenasi goreng tadi?" tanya gue panik. gue gak mau kecanduan narkoba.

"iya narkoba bibir gue." jawab andre asal.

"What the fuck" ucap gue kesal.
Author pov
Raya menghentak hentakkan kakinya menuju dapur untuk mengantar piring kotornya.
"Sini gue cuci sekalian" ucap andre langsung meraih piring yang ada di genggaman raya.
"Yah memang begitu seharuanya" ucap raya lalu berlalu meninggalkan dapur.

Andre sibuk membereskan dapur sementara raya tertidur di sova sambil menonton tv.
Setela pekerjaannya selesai andre akan masuk kekamarnya,  namun ia terhenti saat melihat raya terkulai di sova.  Andre berjalan mendekati sova.
"Loh semakin cantik kalau lo sedang tidur tu" gumam andre sambil merapikan anak rambut raya.
Tampa andre sadari ia semakin mendekati wajah raya saat ia menatap bibir raya.  Kilasan kejadian saat ia mencium raya dikamarnya tadi berputar kemBali.
"Aihss kenapa aku begitu menginginkannya"gumam andre.
"Sedikit saja andre dia tidak akan bangun" seakan ada yang menghasut andre.
"Cup~" tampa ia sadari bibirnya sudah menempel dibibir raya.
"Hmm.. " mendengar gumaman raya andre menjadi hilang kendali.  Tampa ia sadari ia melumat bibir raya.  Entah raya terbangun entah tidak andre mendapat pernah lawanan dari raya.  Andre samakin memperdalam ciumannya. Bahkan sekarang tubuhnya hampir seluruhnya menindih raya.
"Huh.. Huhh" andre melepaskan ciuman itu.  Andre kehabisan nafas.
Ia tersadar bahwa ia sudah melewati batas. Andre menjauh dari  raya dan melirik raya yang tertidur dengan  bernafas sedikit berat. Mungkin efek dari ciumannya  tadi fikir andre.
"Aishhh... " andre frustasi menahan gejolak dalam dirinya.  Ia berlari menuju kamarnya.
#####

Raya terbangun dari tidurnya.  Ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 2 : 30. Raya terbelalak melihat jam dengan mengucek ucek matanya.  Ia mengira kalau matanya beasalah.
"Oh my god.  Gue tertidur selama 4 jam lebih" gumam raya sambil mengikat rambutnya yang terurai.
Raya memegang bibirnya. Bayangan andre menciumnya tadi kembali kberputar di kepalanya.
"Aihsss....  Kenapa dengan otak ki!! " Teriak raya frustasi dengan kedua belah tangannya mengacak acak rambutnya yang telah diikatnya.
Raya bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju kamar tamu.
Untuk menghilangkan bayangan bayangan yang terus berputar dikepalanya raya memutuskan untuk mandi.
Selesai membersihkan tubuhnya raya memeriksa po selnya yang sejak tadi malam tak di lihatnya.
"Wow..  Banyak sekali pesan dari perdian dan andrean. " gumam raya.  Lalu iya memeriksa satu persatu isi pesan itu.
'Yeah lu dimana? " pesan dari perdian.
'Where are you little girl? ' pesan dari andrean.
Raya tersenyum membaca pesan dari orang yang sangat mencemaskannya.  Ia beruntung memiliki orang orang seperti mereka.
####

Andre keluar dari kamarnya.  Stelan yang rapi serta wangi yang khas membuat dirinya semakin tampan.
Saat andre melewati ruang tamu,  bertepatan dengan raya yang baru keluar dari kamarnya.
"Lo mau kemana? " tanya andre saat melihat penampilan raya yang sudah rapi.
" gue rasa gue gak ada kewajiban u untuk melaporkan kemana dan dimana gue akan pergi" jawab raya ketus dan tatapan yang sangat tajam.  Andre terdiam perkataan raya sangat menyakiti hatinya.
"Lu fikir gue peduli?  Kalau saja bukan karna orang tua lo.  Gue gak bakal kek gini" bentak andre.
"Apa?  Sekarang lo nyalahin orang tua gue?? " raya tak menyamgka andre akan ngomong seperti itu
"Iya,  memang karna orang tua elo suruh jagain elo,  yah gue harus gimana lagi" ucap andre santai
"Itu bukan berarti elo harus ngikutin gue" bentak raya.
"Lu fikir ini keinginan gue?? " balas andre sinis.
"Aisshhh terserah! Lu menggunakan alasan itu untuk lengket dengan gue! " bentak raya kesal lalu berjalan menuju pintu utama.
"Dimana mobil gue? " tanya raya saat ia ke garase dan tidak menemukan mobilnya.
"Orang tua lo mencabut semua fasilitas elo.  Dan bokap nyokap gue juga begitu.  Mereka hanya menyisakan 1 mobil. " jelas andre.
"Aishhh jadi maksud lo,  gue harus kemana mana bersama elo? " tanya raya tak percaya.
"Yea begitulaj,  karna ini mobil gue. Jadi Lu harus nurut apa kata gue" ucap andre tegas penuh penekanan.  Dalam hati andre tertawa karna ini semua permintaanya.
"Heeee heee.. Heeee.. Hiks hiks" tiba tiba raya merengek sambil menghentak hentak kan kakinya lalu kembali masuk kedalam rumah.  Andre yang kaget,  tak tahu raya kenapa langsung menyusul raya kedalam.
"Bundaaaaaaa....  Heee heeee kenapa kalian kejam sekali padaku" teriak raya diselah rengekkannya.
"Ceck ceck.. " andre berdecih dan mengulum senyumnya.  Ia tak menyangkah setelah melihat perubahan raya selama ini ternyata hanya sifat arogannya yang berubah.  Namun sifat kekanak kanakannya masih melekat pada durinya.
" yah.  Kenapa kau menangis?  Sperti anak kecil tahu" ledek andre.
" aku memang masih kecil!!! " bentak raya.
"Mengapa kau menangis? " tanya andre tenang.
"Yeakk kau tahu aku tak bisa kemana mana.  Jika hanya ada satu mobil maka aku harus menumpang dengan mu,  dan aku tidak mau" jelas raya disela rengekannya.
"Lu fikir dengan lu merengek kaya gini nyokap lu bakal dengar? " cibir andre.
"Tentu saja karna kau akan mengadukannya heeee" balas raya
" lu fikir gue akam melakuka. Nya.  No!!  Emangnya kenapa kalau kau menumpang dengan ku?? " tanya andre penasaran.  Raya hanya terdiam saat mendengar pertanyaan andre sambil memegang bibirnya.  Ia kwmbali teringat akan mimpinya siang tadi. Andre menatapnya aneh.  Karna sedari tadi raya diam dan terlihat melamun.
" apa jangan2 kau menginginkan aku menciummu? "Goda andre.
"Hyaaakk!!!  Karna itulah aku tidak mau barengan dengan mu!!  Dasar mesum!!! " raya kesal mendengar ucapan andre.  Ia segera ingin memukul andre namun andre sudah keburu kabur.  Terjadilah kejar kejaran.
" dasar otak sampah!!  Mesum!!! " maki raya.
"BUG..!! " andre menghentikan larinya.  Karna raya ridak mengetahui andre menghentikan langkahnya.  Alhasil raya menubruk tubuh andre sehingga raya seperti memeluk andre.
Raya terperanga menatap andre yang juga sedang menatapnya.  Mereka saling menatap. 
"Lepas! " tetiak raya saat ia ingin melepaskab diri dari andre,  namun andre menahan badannya.
" loh yang memulainya" ucap andre datar.
"Apa maksud lo? " tanya raya bingung.  Jantungnya berdetak begitu kencang.  Ia tahu hatinya masih milik andre namun ia menepisnya kuat kuat.  Kebencian lebih mendominam di jatinya
"

loh itu musuh gue!!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang