13

3.4K 539 52
                                    

//re-updated


"Dad, jangan sampai ada skandal kau berkencan dengan salah satu fansmu di Amsterdam sana." adalah ucapan Jasper kepada Sehun dan dengan cepat mendapatkan pukulan pelan dari Suzy.

Jasper menatap Suzy dengan pandangan kesal, sedangkan Sehun malah terkekeh.

"Mom, jangan sembarangan memukulku di depan umum begini. Aish, aku malu!" Jasper menggerutu.

"Kalau kau malu, jaga bicaramu, sayang."

"Apa yang salah? Aku hanya mewanti-wanti dad saja."

Suzy memutar bola matanya.

"Suzy-ah, kau jangan terlalu galak dengan Jazz." ucap Sehun yang langsung mendapat anggukan setuju dari Jasper.

"Aku bisa apa tanpamu, dad." Jasper melirik lelaki jangkung didepannya. "Kau belum pergi saja, mom sudah membullyku." keluh Jasper.

Suzy ternganga.

"Yya, anak ini!" Suzy memijat keningnya.

"Dad, apa mom begitu membenci Ayah kandungku makanya dia selalu memarahiku?" Jasper melirik Suzy dengan memberengut.

Sehun tertawa, "Aniyo. Mommu begitu mencintainya, makanya aku selalu di tolak."

Sehun, Lelaki itu tidak menyadari raut terkejut di wajah wanita yang berada di depannya. Begitupun dengan lelaki muda di samping sang wanita. Setelah sekian lama bahkan hampir tidak pernah di 'naikan' obrolan tentang 'ayah', dan sekalipun dalam usia ke enamnya Jasper tidak pernah menanyakan dimana atau siapa 'ayah'-nya. Dan sekarang, setalah ratusan purnama terlewati, Jasper membawa obrolan tentang 'ayah', meskipun Suzy tahu anaknya tidak dengan sengaja mengucapkan itu, tapi tetap saja hal itu membuatnya sampai sulit berekspresi.

Suzy harusnya lebih peka, meskipun Ayah, Ibu serta ketiga temannya selalu melimpahkan kasih sayang mereka kepada Jasper. Puteranya tetap saja membutuhkan sosok Ayah kandungnya.

Hati Suzy nyeri, mengapa dia tidak memikirkan hal itu?

"Suzy-ah?"

"Mom?"

Suara-suara itu yang menyadarkan Suzy dari keterpanaannya. Suzy menatap kedua lelaki yang memiliki tinggi tidak jauh beda itu bergantian.

"Aku harus segera masuk."

"Oh! Ya."

Sehun tersenyum. Matanya tertuju pada jam dua belas sesaat, kemudian lelaki itu kembali berujar, "Jaga dirimu dan juga Jazz, jangan terlalu memaksakan diri untuk bekerja keras, Suzy-ah." tanpa diduga, Sehun meraih kepala bagian belakang Suzy dan sedikit mendorongnya kedepan.

Untuk kali pertama, bibir itu beradu dengan kening lain. Tidak lama. Namun, nyatanya berhasil membuat seseorang yang sejak tadi berdiri dengan kacamata dan topi hitam sampai menggertakan rahangnya.

Sehun, tentu saja menyaksikan keadaan itu dengan seringaian lebar di dalam hatinya. Bagi nya, itu sepadan dengan dirinya yang lagi-lagi harus mengikhlaskan wanita yang dicintainya.
Jika ditelaah lebih dalam, kepergian Sehun ke Amsterdam untuk acara Fan Meeting dan Shooting sebuah Film hanyalah sebuah kamuflase agar dirinya bisa meninggalkan mereka. Terutama Jasper, yang tanpa disadari begitu ketergantungan dengan dirinya. Sehun ingin memberikan kebahagiaan kepada anak remaja itu, dan Sehun yakin pilihan yang diambilnya kali ini begitu tepat.

"Dad, jika ada gadis Amsterdam yang aduhai, beri aku SNS-nya, arraso?" Ujar Jasper setengah berteriak.

Sehun tersenyum lebar sambil mengacungkan jempol kanannya.

The Phenylethylamine Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang