//re-updated.
Suzy baru saja menanggalkan kemeja dan menggantinya dengan kaos oblong bewarna putih saat ponsel milik gadis itu tiba-tiba saja berdering dari dalam handbag tas yang tadi digunakan gadis itu.
Dia lantas menjalankan tungkainya kearah meja, kemudian merogoh ponsel yang berdering dengan jemari lentiknya. Kening Suzy mengernyit otomatis karena tidak suka ketika membaca id caller yang memenuhi layar ponselnya.
Mau apa lelaki ini meneleponnya?
Sambil menahan kekesalannya, di gerakan jemari tangannya menggeser layar yang menampilkan icon bewarna hijau pada layar. Suzy berdeham sebelumnya. Mencoba menyantaikan suara agar tidak terdengar bahwa gadis itu sedang menahan kesal. Berbicara dengan lelaki yang sedang menunggu panggilan teleponnya dijawab itu harus dengan vibra yang baik-baik. Kalau tidak, akan celakalah dia.
"Ne, Myungsoo-ah?" ucap Suzy, dengan suara berseri-seri yang dibuatnya. Gadis itu berharap agar suaranya terdengar biasa saja ditelinga lelaki bermarga Kim itu.
"Aku sudah berada di depan rumahmu." Jawab suara disebrang saluran. Dengan santai. Namun, berefek luar biasa untuk gadis itu. Mata coklat milik Suzy bahkan sampai membulat. Bahkan, suara gadis itu bertambah satu oktaf.
"MWO?!"
Refleks. Suzy lantas merutuki dirinya karena bisa-bisanya dirinya refleks menjawab dengan intonasi tinggi seperti barusan. Tapi, salah Myungsoo yang memberi kabar layaknya petir di cuaca panas seperti ini.
Myungsoo mengernyit dibalik sambungannya. Kedua alis lelaki itu bahkan sampai terangkat ketika mendengar Suzy merespon dengan nada yang terlalu bersemangat.
Myungsoo bukanlah lelaki bodoh dan tidak peka. Dia sangat tahu kalau Suzy begitu membencinya, namun lelaki itu memilih menulikan semua. Dia menginginkan Suzy, dan wanita itu juga harus membalas perasaannya. Karena, tidak ada yang bisa dan pernah menolak Myungsoo.
Lelaki bermata tajam itu jadi teringat ucapan sahabatnya beberapa waktu yang lalu. Apakah dirinya memang menyukai Suzy? Atau, ini hanyalah hasrat karena gadis itu belum memberikan seluruh hatinya kepada Myungsoo seperti yang dilakukan kekasih-kekasih terdahulunya? Entahlah. Yang pasti satu hal yang Myungsoo tahu, bersama Suzy selalu menyenangkan. Bibir gadis itu. Mata coklatnya. Hidungnya. Bahasa tubuhnya jika sedang Myungsoo peluk. Marahnya. Senyumnya ketika Myungsoo membawakan sesuatu yang gadis itu sukai. Semuanya menyenangkan untuk lelaki itu.
Jadi, apakah itu bisa disebut menyukai seseorang?
Sejujurnya, Myungsoo tidak pernah benar-benar menyukai seorang wanita. Bagi Myungsoo, wanita hanya disediakan sebagai pemuas hasrat dan supaya dirinya tidak terlalu kesepian. Dan sebagai gantinya, wanita-wanita itu bisa berjalan disisi Myungsoo dengan bangga. Simpel.
Wanita yang berada disisi Myungsoo juga selalu hilir berganti, tidak ada penghuni tetap di mobil sport miliknya. Tidak ada penghuni tetap yang berdiri disisi nya. Dalam hitungan minggu, penumpang mobil sport nya pasti sudah berbeda. Paling lama sekitar dua minggu. Bersama kekasih terdahulu lelaki itu sebelum dia mengenal Suzy. Dan menjadi penumpang terlamanya sepanjang sejarah percintaan Myungsoo. Menjadi penghuni tetap yang selalu berjalan disisi lelaki itu. Dengan paksaan tentu saja. Juga, menjadi wanita pertama yang membuat Myungsoo jadi salah tingkah karena penolakan tak kentara dari wanita itu padanya.
"Mwo?" Myungsoo mengulang ucapan Suzy tadi sedikit geli.
"A—ani. Maksudku... eugh... benarkah? Aku akan segera turun."
Seringaian terbit disudut bibir milik Myungsoo. Itulah wanitanya. Lalu kemudian, sambungan telepon itu terputus.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Phenylethylamine Of Love
Fanfiction[230417] 79 in CHICKLIT. [240417] 74 in CHICKLIT. Myungsoo, adalah seorang arogan yang dengan mudahnya mendeklarasikan pada seluruh penghuni Universitas bahwa lelaki itu dan Suzy telah resmi berkencan. Mendengar itu, Suzy hanya...