21

3.3K 465 96
                                    

//re-updated.

"We need to stop it." ucap Myungsoo dengan suara serak dan napas yang terengah-engah. Myungsoo berusa supaya akal sehatnya tetap menguasai pikirannya karena hanya dengan itulah Ia bisa bertahan. Lelaki itu menatap Suzy yang kondisinya tidak jauh berbeda dengannya. Suzy terlihat semakin cantik saat rambut cepolnya berantakan akibat ulahnya barusan.

"We need to stop it," ulang Myungsoo.

Suzy tidak menjawab. Wajahnya merah padam dan napasnya terengah-engah. Sungguh kondisi memalukan baginya tetapi berbeda dengan Myungsoo yang malah menilai itulah kondisi terbaik Suzy sepanjang ia mengenal wanita itu. Dengan gerakan impulsif, Myungsoo kembali membungkam bibir Suzy.


((sebagian di hapus. Mon maap netijen, dah mau puasa ye ini gaboleh baca wikwikan))



"

Apa kau menyesal?" bisik Myungsoo kepada Suzy.

Suzy menggeleng pelan, "Tidak. Aku tidak menyesal,"

"Aku akan bertanggung jawab jika kau hamil." bisik Myungsoo lagi sambil memeluk erat Suzy.

Ketika malam semakin pekat dan juga hujan salju di luar sana masih tidak kunjung berhenti. Diiringi dengan musik jazz yang masih setia mengalun memenuhi ruang kamar itu, keduanya jatuh terlelap.

***

"Mom, berhenti menciumku." gerutu Jasper sambil mengusap pipinya dengan pandangan kesal. "Aku sudah besar."

"Yeah, but you're still my little son."

Jasper memutar bola matanya. Lalu kembali menghadap ke cermin. Ia kembali merapihkan kemeja biru dongker yang di pakainya, "Kau grogi ya mom?" Jasper menatap Suzy melalui pantulan cermin.

Suzy terkesiap. Namun dengan cepat memperbaiki ekspresinya, "Tidak. Mom sama sekali tidak grogi,"

"Oh, ya tentu saja kau pasti sangat grogi."

"Tidak, Jazz-ah."

"Kau selalu mencium pipiku kalau kau sedang grogi." ucap Jasper dengan memutar bola matanya malas.

Suzy menghela napas. Sesungguhnya ia memang begitu grogi dan tidak percaya diri. Ini adalah kali pertama Suzy akan bertemu dengan Kakek Myungsoo. Selain itu, fakta bahwa kakek dari lelaki yang di cintainya itu adalah seorang Presdir dari perusahaan yang memiliki jaringan terluas dan diakui di hampir seluruh dunia membuat nyali Suzy semakin menciut.

Bagaimana kalau kakek Myungsoo menolak dirinya dan Jasper?

"Tenang saja mom, jeungjobu pasti akan menyukaimu."

---

Tidak ada percakapan yang berarti saat jamuan makan malam berlangsung. Keluarga besar itu makan dengan hikmad dan tenang. Jasper yang pertama menyudahi jamuan makan malamnya. Kim Min Shin menoleh, "Kau sudah selesai, Nak?"

"Ya. Menu nya begitu enak, aku penasaran bagaimana bisa semua menu kesukaanku bisa hadir di meja besar ini, jeungjobu." ujar Jasper. Kemudian melirik kearah kakek dan neneknya, "Kakek dan Nenek yang memberitahu jeungjobu tentang menu kesukaanku, ya?" tanyanya.

"Jasper." tegur Suzy.

"Apa? Aku hanya bertanya, mom." ucap Jasper sambil lalu.

Suzy menghela napas, dia merasa tidak enak karena kelakuan Anaknnya yang begitu blakblakan. Tapi, rasa itu seketika menghilang saat melihat senyuman terbit di wajah Kim Min Shin, "Sepertinya aku harus menaiki gaji para koki ku karena membuat makanan yang sesuai seleramu, Nak." ucap Min Shin.

The Phenylethylamine Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang