Pagi ini gue baru nunggu Abidzar. Tapi bukan nunggu jemputan. Hari ini gue nunggu Abidzar buat lari pagi bareng. Setelah 30 menit siap siap, akhirnya gue selesai. Setelah mengambil ponsel di meja rias, gue segera mengirim pesan ke Abidzar.
D. Azzahra : cepet
Abidzar : iya bentar
Setelah melihat pesan terakhir dari Abidzar, gue pun segera memasukkan ponsel gue ke kantong celana. Dan beranjak keluar rumah, bermaksud untuk menunggu Abidzar di teras.
"Ngapain lo? Biasanya masih ngebo!" ujar ari, adek gue.
"Yeahh. Emang lo! Pagi pagi udah mau ngapel!"
"Ngapel dimana? Orang gue mau cuci motor."
"Alesan ih." ucap gue sambil memukul lengan ari.
"Yang ada lo tuh yang diapelin. Tuh udah di tungguin dari tadi juga." ujar ari sambil menunjuk ke arah gerbang.
Gue pun segera melihat ke arah yang ditunjuk Ari, dan tepatnya disana ada Abidzar. Gue segera beranjak dari tempat duduk dan berlari kecil ke arah Abidzar.
"Motor lo taruh sini aja. Kan mau lari bareng." suruh gue.
"Iya tuan putri."
"Najis!"
Walaupun gue dan Abidzar ini sudah memiliki suatu hubungan istimewa. Tetapi kebiasaan kita tidak pernah hilang. Kata Abidzar "Kalo pacaran biasa aja si, jangan terlalu romantis. Dibanyakin humornya aja, pasti ga bakal bikin bosen." gitu katanya.
Saat Abidzar berkata seperti itu, gue hanya mengiyakan kata katanya."Ayo." ajak gue.
"Coba aja bisa begini setiap hari, pasti hidup gue udah bahagia." ujar Abidzar.
"B aja sih."
"Jangan jutek jutek sama pacarnya. Jutek tuh sama orang lain aja. Biar ga jadi dideketin." ucap Abidzar serius.
"Becanda ih, jangan marah dong." sambil bergelendotan di lengan Abidzar.
"Kayak monyet ih." ujarnya sambil ketawa sekaligus mengacak acak ujung rambut gue.
"Eh ada es krim tuh. Ayo beli." ucap gue sambil menunjuk ke pedagang es krim itu.
"Beli es krim kayak anak kecil ih."
"Gapapa."
Setelah membeli 2 es krim rasa vanilla. Gue dan Abidzar duduk di sebuah kursi taman sambil sesekali bercerita.
"Idih ada ilernya." ujar Abidzar disela sela pembicaraan.
"Iler apaan? Orang gue udah mandi." jawab gue sambil menatap ke arah Abidzar.
"Itu putih putih. Ih jijik."
"Bodo banget sih. Ini itu celometan es krim. Bodo bodo bodo!" ujar gue sambil memukul mukul badan Abidzar.
"Lo yang bodo." jawabnya tak mau kalah.
"Terserah."
Selalu saja begini akhirnya. Setiap kali gue dan Abidzar bertengkar, pasti selalu diakhiri kata 'terserah' dari gue. Yang berarti gue selalu kalah bertengkar dengan Abidzar.
"Kenapa lo ga terima gue dari dulu aja sih ra." ujar Abidzar.
"Gue kan butuh pemikiran dulu. Ga kayak lo, yang ga mempertimbangkan segala sesuatunya."
"Bukan gitu maksud gue. Maksudnya kan kalo lo nerima gue dari dulu. Gue juga udah bisa bahagia dari dulu."
"Butuh proses dzar. Yang penting sekarang lo udah bahagia."
"Makasih juga buat lo."
"Buat?" ujar gue.
"Lo yang bikin gue bahagia, lo yang bikin hidup gue lebih berwarna, dan lo adalah mimpi gue. Dan sekarang juga mimpi gue udah tercapai buat ngedapetin lo. Jadi gue minta, lo jangan berpaling dari gue. Dapetin lo itu susah."
"Bisa aja." ucap gue sambil menggelitik leher Abidzar.
"Ya udah. Pulang aja yuk, udah siang nih." ajak Abidzar.
Gue pun berdiri dan mengikuti langkah kaki Abidzar. Saat langkah kaki gue udah menyamai langkah kaki Abidzar. Abidzar pun membuka pembicaraannya.
"Arshi menurut lo gimana?"
"B aja sih. Kalo masih suka dia, bilang dong. Ga usah ngajak pacaran gue." jawab gue ketus.
"Yaelah. Enggak lah, gue cuma sayang sama lo doang."
"Gombal mulu."
"Beneran zahrakuuu." ujarnya sambil memeluk pinggang gue dari belakang.
"Ih lepasin. Malu banyak orang tau." ucap gue sambil berusaha untuk melepaskan pelukan Abidzar.
"Biarin diliatin, itu tandanya iri zahra." jawab Abidzar sekaligus melepaskan pelukannya.
Gue pun memukul pundak Abidzar "Nih balesannya. Awas lo kalo gitu lagi."
Abidzar tak menggubris ucapan gue, ia malah mengeluarkan lidahnya yang bermaksud untuk mengejek. Setelah itu ia menggelitik pinggang gue dan pada akhirnya mendapat balasan pukulan di punggung Abidzar.
Bersambung....
Emang sengaja pacarannya ga pake aku - kamu hehehe..Jangan lupa vote dan comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise [Completed]
Teen Fiction•completed• Apakah arti janji yang sebenarnya? Setauku janji itu hanyalah angan angan basi yang bisa dikatakan tetapi tidak dilakukan. -DeandraAzzahra #January 8th 2017