Setelah gue dan Abidzar diskors seminggu. Akhirnya gue selesai ngejalanin hukumannya. Sekarang hari pertama gue masuk sekolah setelah beberapa hari di skors. Semua anak anak udah pada bebas karena sudah selesai ujian. Sedangkan gue sama Abidzar harus ikut ujian susulan 4 hari.
"Hai cik." Sapa gue saat ketemu Cika di depan pintu.
Ia hanya diam tak menjawab ucapan gue. Ia hanya melirik dan menatap sinis ke arah gue. Setelah berhenti sejenak menunggu jawaban Cika, akhirnya gue berjalan masuk ke kelas dan naruh tas di samping tas Cika.
Gue lihat ke arah bangku belakang, ternyata Abidzar dan sekelompok teman temannya udah dateng.
"Eh gimana libur? Enak nggak?" Ucap salah satu teman Abidzar, yang bernama Azka.
"Enak pala lo!!" Seru teman Abidzar yang satunya, Diego.
"Enak lah!" Jawab Abidzar sambil menggebrak meja.
Gue pun melonjak kaget dan langsung menengok ke arah sekelompok anak laki laki itu.
"Eh jangan di gebrak mejanya. Liat tuh bidadari lo kaget!" Ujar Azka sambil menunjuk ke arah gue.
Gue hanya menggedikkan bahu saat mendengar seruan dari Azka. Setelah itu gue kembali ke rutinitas sebelumnya, yaitu belajar materi ujian.
"Minggir."
Gue pun mendongak ke arah datangnya suara. Ternyata Cika, ia berdiri di samping gue. Soalnya bangku gue kan di deket tembok, terus Cika duduknya mepet di tembok. Jadi kalo Cika mau duduk gue harus berdiri dulu.
"Kenapa lo duduk disini?" Lanjutnya lagi.
"Abis dimana lagi, Cik." Jawab gue sambil menggaruk tengkuk gue yang sebenarnya tidak gatal.
"Deket Abidzar." Jawabnya datar.
***
"Cik, gue deket sama Abidzar itu gara gara disuruh nyokap gue. Mulai sekarang dia jagain gue terus. Tapi yakin deh sama gue, gue nggak bakal jatuh cinta sama dia." Ujar gue sambil menyruput milkshake.
Sekarang gue sama Cika lagi di taman sekolah. Bagaimanapun gue sama Cika itu nggak bisa dipisahin. Walaupun kita marahan itu cuma sekedar luarnya doang tapi kalo dalemnya, kita sama sama punya tekad membuat persahabatan kita langgeng.
"Segitu gampangnya ngeyakinin gue? Jaman sekarang tuh kaga ada ra, persahabatan cewe cowo tanpa ada kata cinta." Ucap cika sambil mengangkat ujung bibirnya sebelah kiri.
"Yang penting gue berusaha buat ngga cinta. Masalah dia suka sama gue mah itu bukan urusan gue. Jadi jangan salahin gue." Ujar gue sambil mengangkat kedua bahu.
Cika hanya mengangguk dan kembali menyedot minumannya.
***
Hari ini gue pulang sama Abidzar. Kata nyokap cuma hari ini doang kok, besok besok udah kaga. Soalnya nyokap gue baru ada acara.
"Ayo!"
"Bentar napa."
"Tai."
Gue nunggu Abidzar ngegame sama temen temenya. Pala gue puyeng, dari tadi cuma digodain sama temen temen Abidzar.
"Lo kalo milih cewe cantik amat sih dzar, buat gue aja napa." Ucap Azka dengan nada suaranya dibikin banci.
"Cantik apanya. Judes gitu." Jawab diego sambil menjitak kepala Azka.
"Apaan sih lo pada!" Balas gue sambil menendang kaki Azka dan diego.
"Ayo ih pulang!" Rengek gue sambil menarik narik tas Abidzar.
"Bentar."
Gue pun langsung mengambil ponsel Abidzar.
"Ih apaan sih. Padahal udah mau menang." Ucap Abidzar.
***
Pukul 23.17
Suara diskotik, bau alkohol, para wanita penggoda. Semua ada diruangan ini. Abidzar, Azka, dan Diego malam ini berkunjung kesini. Hanya untuk meringankan beban pikiran, tapi cara ini salah bagi gue. Meringankan beban itu harusnya tidur, bukan malah minum alkohol.
"Dzar, lo napa sih masih perjuangin Zahra?" Ujar Diego sambil memesan minuman beralkohol.
"Dia itu pantes diperjuangin."
"Liat aja nih cewe disini. Body nya aduhai. Dari pada Zahra, krempeng." Lanjut Azka.
"Mulut kondisikan!" Jawab Abidzar sambil meminum satu buah bir.
"Menurut gue lo harus berhenti perjuangin dia." Ujar Azka meyakinkan Abidzar.
"Apa sih lo!" Jawab Abidzar sambil memasukkan bir kedalam gelasnya lagi.
"Percuma merjuangin orang yang nggak tau diri!" Ujar Diego.
"Lo tuh yang nggak tau diri. Gonta ganti cewe bisanya." Jawab Abidzar setengah sadar.
"Selagi masih bisa kan ya?" Jawab Azka sambil melirik ke arah diego.
Diego hanya mengangguk dan tersenyum miring.
***
Pukul 00.03
"Udah dzar. Lo udah minum empat botol. Masih kurang ae lo!" Ujar Diego sambil menepuk nepuk punggung Abidzar.
"Pokoknya kalo lo sampe nggak punya kekuatan buat berdiri. Gue nggak mau anter lo pulang, ntar gue dimarahin nyokap lo lagi!" Ucap Azka.
"Serah lo dah!" Jawab Abidzar hampir tak sadar.
00.39
Abidzar tinggal sendirian disini. Ia hanya ditemani oleh tiga wanita penggoda disampingnya. Ia ditinggal teman temannya karena dia memang sudah tak punya kekuatan untuk berdiri lagi.
***
Tring..
Dering ponsel, membangunkan tidur nyenyak gue. Gue pun segera melihat layar ponsel gue yang bergetar dan menyala.Abidzar calling's
Gue pun segera mengangkatnya.
"Halo."
"Bantu gue,ra." Suara Abidzar terdengar lemah.
"Lo dimana sekarang?" Jawab gue cemas sambil menggigiti kuku.
"Gue ada di diskotik deket Mall." Jawabnya.
"Oke tunggu gue. Jangan kemana mana."
"Hati - hati."
Setelah telepon diakhiri, gue langsung ambil jaket, dompet, dan kunci mobil. Kemudian gue langsung keluar rumah.
Sampe di garasi gue langsung nyalain mesin mobil dan segera melaju.Emang ini waktu ngga baik buat cewe keluar malem. Sebenci bencinya gue sama Abidzar, tapi kalo dia dalam bahaya gini, gue nggak bisa diem aja.
Sekitar 20 menit perjalanan, akhirnya gue sampe di tempat tujuan. Sebelumnya gue nggak pernah masuk tempat beginian. Tapi mau nggak mau kali ini gue harus masuk. Baru satu langkah menjejakkan kaki di tempat ini, bau alkohol sudah menyengat di hidung gue.
Gue langsung mencari batang hidung Abidzar. Ternyata ia ada dipojok ruangan dengan kondisi setengah sadar. Disana terlihat ada empat botol bekas alkohol. Gue langsung menghampiri Abidzar.
"Dzar.."
"Gue mau pulang."
"Iya. Ayo gue bantu bangunnya." Ajak gue sambil membangunkan tubuh Abidzar.
Gue membopong tubuh Abidzar dengan susah payah menuju ke luar. Dan sampai akhirnya gue sampe di dalem mobil.
"Lo pulang ke rumah gue aja ya?" Tanya gue sambil memasukkan Abidzar kedalam mobil.
Ia hanya mengangguk.
Bersambung....
Jangan lupa vote dan comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise [Completed]
Teen Fiction•completed• Apakah arti janji yang sebenarnya? Setauku janji itu hanyalah angan angan basi yang bisa dikatakan tetapi tidak dilakukan. -DeandraAzzahra #January 8th 2017