Hari ini malam minggu, walaupun gue udah punya pasangan. Tetapi malam minggu ini tetap saja kelabu bagi gue, saat ini juga gue baru di rumah Abidzar nungguin dia main PS. Bosan, lebih tepat lagi sangat bosan.
"Ngapain kek, yang penting gue ga diem aja begini." desah gue sambil melempar bantal ke arah Abidzar.
"Semangatin gue."
"Ihhh tai banget sih lo!"
"Terus mau ngapain sayang?" ujar Abidzar seraya mempause PS nya.
"Sayang pala lo peang!"
"Mau ngapain?" ulangnya lagi.
"Gimana kalo sambil makan mie. Gue buatin?" tawar gue.
"Boleh juga tuh. Gih sana buatin."
"Babu sementara boleh lah." ucap gue sambil berjalan keluar ruangan.
Malam ini Abidzar di rumah sendiri. Ayah dan ibunya pergi, karna ada tugas kantor yang harus segera diselesaikan. Tadi siang, sewaktu pulang sekolah Abidzar meminta gue untuk sementara menginap dirumahnya. Gue pun hanya mengiyakan ucapannya. Dan tepatnya juga, nyokap gue ngebolehin. Karna sudah terlalu kenal dekat dengan Abidzar.
Menginap? Sudah berkali kali. Entah itu dirumah gue atau Abidzar. Mungkin ini sudah menjadi kebiasaan apabila besok sekolah libur.
Gue berjalan ke arah dapur. Dan mengambil 2 bungkus mie rebus instan, 2 telor, dan beberapa iris sawi. Gue segera memasak mie tersebut. Tanpa perlu berlama - lama, hanya 10 menit. 2 mangkuk mie instan dan juga 2 gelas es teh udah jadi.
"Abidzar!"
"Apa?!"
"Turun! Bantuin gue bawa makanannya."
"Siap bosque!" ujarnya dari atas.
Setelah Abidzar membawakan mie ke atas, gue hanya mengikutinya dari belakang tanpa harus membawa apa apa. Setelah sampe di atas, gue dan Abidzar pun segera menyantap mie tersebut.
"PS nya udahan dulu. Makan dulu." ucap gue.
Walaupun sedang makan, mata Abidzar terus fokus kepada layar televisi yang menyuguhkan permainan sepak bola itu.
"Iyahhhh tuan putri."
"Alay."
Setelah selesai memakan mie, gue menyuruh Abidzar buat naruh mangkuknya ke dapur lagi. Urusan mencuci, besok pagi bakal gue cuci.
"Taruh bawah gih mangkuknya.""Iya ntar dulu."
"Hm."
***
Kring..Kring..
Alarm gue terus berbunyi. Setelah beberapa detik menetralkan pandangan, akhirnya gue melihat ke arah jam dinding. Ternyata udah jam 7. Gue segera beranjak dari kasur dan berjalan ke arah kamar Abidzar."Abidzar bangun." ujar gue sambil mengelus ujung kepala Abidzar.
Tetapi nihil, ia hanya berdehem dan kembali tidur. Kamarnya udah kayak kapal pecah, sprei copot, perlengkapan PS berserakan, mangkuk mie instan kemarin malam juga belum di kembalikan Abidzar. Gue mendengus kesal sambil merapikan kamarnya.
Setelah kamar sudah bersih, gue turun dengan membawa nampan yang berisikan mangkuk kosong kemarin. Setelah mencuci piring, gue membuatkan 2 gelas susu hangat dan biskuit.
"Abidzar!"
"Abidzar!"
"Abidzar!"
Tetap saja tak ada balasan dari Abidzar. Gue pun kembali naik ke kamar Abidzar. "Abidzar bangun!"
"Hm?"
"Bangun udah pagi."
"Jam?"
"Delapan! Cepet! Sekalian anterin gue pulang ke rumah." ucap gue sambil memukul pelan perut Abidzar.
"Iya iya."
Setelah Abidzar bangun dan beranjak, gue pun menyuruhnya untuk minum air putih terlebih dahulu, setelah itu baru susu.
"Mandi aja dulu." suruh gue.
"Entaran, enak disini."
Sekarang ini posisi Abidzar sedang tiduran di sofa dan menjadikan paha gue sebagai bantalnya sambil menikmati siaran televisi kesukaan Abidzar, yaitu spongebob.
"Cepet mandi. Tuh udah iklan!" suruh gue.
"Siap bubos!"
Setelah Abidzar beranjak pergi ke kamar mandi. Gue pun segera mengambil ponsel gue di meja dapur. Ada satu notifikasi dari nyokap gue.
Bunda : cpt pulang kak, udah siang
D.Azzahra : iya bun, nunggu bidzar mandi dl
Bunda : oke. jgn lama2
D.Azzahra : syap
"Abidzar cepet dikit ya mandinya! Nyokap udah ngebet nyuruh pulang!" ujar gue.
"Iya! Baru sabunan."
'Siapa juga yang nanya lagi ngapain. Bodo amet si.' batin gue.
Gue pun segera menuju ke ruang tamu dan segera mengemasi tas kecil gue.
"Udah selesai." ujarnya setelah keluar dari kamar mandi.
"Langsung ya?"
"Oke langsung."
***
"Mau mampir dulu ga dzar?" tawar gue pada Abidzar.
"Bolehlah sebentar aja."
Setelah Abidzar turun dari motor gedenya, gue dan Abidzar pun berjalan bergandengan menuju masuk rumah. Belum sampai ke dalam rumah, nyokap gue udah keluar menyambut kedatangan Abidzar.
"Kok udah dibukain?" tanya gue.
"Iya. Soalnya tadi bunda nunggu kalian, mau ngefoto diem diem dari dalem." jawab nyokap gue jujur.
"Yang bener aja si tante?" tanya Abidzar.
"Iya. Ini fotonya." ucap nyokap gue sambil menunjukkan ponselnya yang terpampang foto sepasang remaja.
Bersambungggg...
Jangan lupa vote + comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise [Completed]
Teen Fiction•completed• Apakah arti janji yang sebenarnya? Setauku janji itu hanyalah angan angan basi yang bisa dikatakan tetapi tidak dilakukan. -DeandraAzzahra #January 8th 2017