[END] - Kenangan

2.9K 73 2
                                    

Hari ini katanya Abidzar mau berangkat ke singapura. Mungkin malem berangkatnya, katanya juga sih dia sebelum berangkat mau sempetin ke rumah gue dulu. Sekalian pamit sama bokap nyokap gue.

Abidzar : gue otw ya

D.Azzahra : ok

Belum lama gue mengirim pesan ke Abidzar. Tiba tiba nyokap gue bilang kalo Abidzar udah ada di bawah. Gue pun segera berlari kecil menuju ruang tamu.

"Cie yang mau naik pesawat." goda gue.

"Iya dong."

"Cie yang mau ke luar negri."

"Iyalah."

"Cie yang bakal ketemu bule cantik."

"Ya pasti."

"Cie yang bakal lupa sama gue."

"Ya enggaklah ra. Lo itu tetep gue inget, lo tuh anugerah terindah yang pernah Allah kasih ke gue. Dan gue salah, gue ga bisa jaga lo sepenuhnya. Entah itu karna keteledoran gue atau emang Allah ga mengijinkan kita bersatu, yang penting gue bahagia banget udah pernah punya lo. Sekarang waktunya gue mau nyerahin lo kepada laki laki lain yang pasti lebih baik dari gue." ujar Abidzar.

Sontak, satu tetes air mata turun mengalir di pipi gue. Abidzar dengan cepat cepat segera menghapusnya. Kemudian ia memeluk gue erat erat dan mengelus punggung gue.

"Makasih segalanya tentang kita. Dan sekarang cuma tinggal kenangan." ujar gue sambil sesekali sesenggukan.

"Gue ga bisa lama lama disini ra, gue belum packing dan waktunya udah mepet banget. Gue kesini tadinya mau ngasih ini." ucap Abidzar sambil memberikan sekotak berwarna merah.

"Hm apaan nih?"

"SELAMAT ULANG TAUN ZAHRAAAA."

Benar, Abidzar pergi ke singapura bertepatan dengan hari ulang taun gue. Nyesek banget kan, dan mungkin ini jadi hari ulang taun yang tidak akan terlupakam bagi gue.

"Lo inget?"

"Inget dong. Coba dibuka."

"Nanti aja."

"Ya udah. Dimana nyokap lo? Gue mau pamit." ujar Abidzar.

"Cari aja di belakang."

***

Gue membuka kotak yang diberikan Abidzar. Gue melihat, terdapat sebuah novel yang dari dulu gue inginkan, tapi belum sempet di beli dan ada satu lagi. Benda ini cukup aneh, lebih lagi sangat aneh. Kaset CD. Abidzar memberikan sebuah kaset.

Tidak tunggu lama, gue segera mengambil laptop di atas meja dan memasukan kaset didalamnya. Setelah itu, terdapat rekaman Abidzar. Ia membawa sebuah gitar dan menyanyikan sebuah lagu. Tapi sepertinya ini lagu yang dibuatnya sendiri. Air mata gue mengalir lagi saat melihat Abidzar membacakan sebuah puisi indah.

Dan sekarang, Abidzar hanyalah sebuah kenangan untuk gue. Kenangan yang mungkin sangat sulit untuk dilupakan, karna mungkin terlalu manis.

Dan sekarang yang harus gue lakukan adalah melupakan Abidzar, serta membuka lembaran baru dihidup gue dan mengulang segalanya dari awal. Dari persahabatan hingga kisah cinta kita.

~TAMAT~
[part sengaja dibuat pendek]

Promise [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang