[28] - Baikan

1.3K 64 0
                                    

"Kenapa muka lo? Udah jelek tambah jelek." ujar Ari menggoda gue.

"Gue marahan sama Abidzar."

"Tenang aja si, kayak ga pernah pacaran aja. Paling besok juga udah baikan." jawab Ari.

"Terbaik lo dek!"

"Iya dong Ari Irham!"

"Ih jijik lo!" ujar gue.

***

Udah sehari gue sama Abidzar ga chat an, mungkin dia marah beneran. Tiba tiba....

Tring..
Satu notifikasi muncul dari ponsel gue, dan lebih tepatnya lagi dari ABIDZAR!!!!!

Abidzar : ra?

D.Azzahra : iya?

Abidzar : ayo keluar

D.Azzahra :  oke gue siap siap

Setelah bersiap siap untuk bertemu Abidzar, gue pun menunggunya di teras.

"Mau kemana?" tanya bokap gue.

"Ketemu sama Abidzar."

"Ati ati."

"Siap laksanakan!"

"Bagus." ujar bokap gue.

"Ya udah, yah. Aku berangkat dulu ya, itu Abidzar udah dateng." jawab gue sambil mencium punggung tangan bokap gue.

Setelah itu gue langsung berlari kecil menuju gerbang, yang tepat di depannya sudah ada remaja laki laki mengendarai motor gede.

"Mau kemana?" tanya gue.

"Keluar aja. Suntuk dirumah."

"Oke."

Gue pun langsung naik di jok belakang motor Abidzar. Dan kemudian memulai pembicaraan.

"Masih marah?"

"Gue ga marah, cuma pengen bikin lo sadar aja. Dari pada dilanjutin bertengkarnya, mending gue yang ngalah." jawab Abidzar.

"Iya deh."

"Jangan diulang lagi. Inget kata gue kemarin. Jangan jutek."

"Iya iya Abidzarku." jawab gue sambil memeluk pinggang Abidzar.

***

"Nih es krimnya." ucap gue sambil memberikan es krim kepada Abidzar.

"Oke."

"Jarang jarang kita keluar."

"Gapapa sih. Kita kan keluarnya cuma kalo lagi bosen aja." jawab Abidzar.

"Hmmm.."

"Lo tau ga ra?"

"Apa?" tanya gue sambil mengupas bungkus es krim.

"Ini itu tempat gue menyendiri. Dan hanya lo yang tau, nggak ada satupun orang yang tau tentang tempat ini."

"Ohh.."

Tempat ini memang sepi, lebih lagi sangat sangat sepi. Hanya ada pedagang es, itu pun hanya satu. Benar juga kalau tempat ini dijadikan tempat pelampiasan Abidzar, mau berteriak sekencang apapun tidak akan ada yang dengar. Kalau dipikir pikir ini memang tempat yang bagus untuk melampiaskan kemarahan.

"Dan lo tau ga ra?" tanya Abidzar lagi.

"Apaan?"

"Kemarin setelah pulang dari rumah lo, gue sempetin mampir ke sini. Di tempat ini."

"Gue maaf banget. Maaf maaf maaf. Gue kemarin udah ga bisa kontrol emosi lagi. Jadi kata kata yang seharusnya ga perlu gue keluarin, harus dikeluarin."

"Itu buat pelajaran." ujar Abidzar.

"Makasih udah bisa sabar banget."

"Ya kalo gue udah ga sabar. Gue pasti udah tinggalin lo ra. Gue ga perlu tunggu balesan lo selama ini."

"Abidzar baik deh. I love you." ucap gue alay.

"Sejak kapan bisa romantis?"

"Sejak kambing bisa terbang!" jawab gue.

"Wkwkwkwk.."

"Foto yuk. Difotoin bapaknya yang jual es krim itu." ajak gue.

"Oke."

Gue pun berjalan ke arah pedagang es krim itu. Dan segera meminta tolong untuk difotokan.

"Pak, boleh minta tolong fotoin saya ga?" ujar gue.

"Saya kira mau beli es krim lagi neng. Boleh boleh." jawab bapak penjual es krim.

"Makasih. Bapak ganteng deh."

Cekrek!
Satu hasil jepretan itu.

"Tiga kali lagi boleh lah pak." pinta gue.

"Siap neng!"

"Oke pak."

"Udah nih neng."

"Iya pak. Makasi." ujar gue.

Setelah melihat semua hasil jepretannya. Ternyata bapak itu memotret 4 foto. Walaupun ada 4 foto, tetapi gue hanya tertarik pada 1 foto. Dimana foto itu seperti candid.

 Dimana foto itu seperti candid

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang ini bagus, dzar."

"Lebih bagusan yang itu sih." ucapnya.

"Iya terserah deh."

***

"Bun, Abidzar mau nginep!" ujar gue pada nyokap yang sedang sibuk di dapur.

"Iya gapapa!" jawabnya setengah teriak.

"Makasi tante." ucap Abidzar.

Malam ini, Abidzar dirumah sendiri. Karna tadi gue dibujuk Abidzar untuk tidur dirumahnya tidak mau, akhirnya pun Abidzar yang mengalah. Hari ini gantian Abidzar yang menginap di rumah gue.

"Lo masih mau makan lagi? Tadi kita udah makan lho." ucap gue.

"Nggak lah. Diet!" jawab Abidzar santai.

"Diet pala lo!"

"Emang! Mau badan gue jadi sixpack. Biar lo lebih nyaman bersandar di dada gue."

"Idih!" pekik gue.

Bersambung.....
Jangan lupa vote +comment!

Promise [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang