[31] - Makan Malam

1.4K 64 0
                                    

Malam ini keluarga gue dan keluarga Abidzar mau makan malam bareng. Katanya sih, kemarin nyokap Abidzar telepon nyokap gue untuk mengajak makan malam bersama, dengan alasan untuk menjalin silaturahmi dan juga sudah lama tidak bertemu bersama.

Setelah gue turun dengan memakai dress selutut berwarna hijau tosca dan juga dilengkapi dengan sepatu flat shoes berwarna peach, gue segera menghampiri keberadaan nyokap gue.

"Jam berapa sih jadinya?"

"Abis ini. Nih kan udah selesai dandannya." jawab nyokap gue.

"Ari ikut?" tanya gue lagi.

"Nggak. Katanya mau main sama pacarnya."

"Yaelah lo dek! Alay banget! Bocah ingusan kemarin sore aja belagu!" ujar gue sambil melayangkan sebuah bantal kepada Ari.

Ari tak menggubris ucapan gue, ia malah terus melanjutkan aktifitasnya tadi, yaitu menali sepatu.

"Ayo berangkat." ajak bokap gue.

"Sekarang?" tanya gue.

"Besok!" jawab Ari.

"Gue aja ga tanya sama lo! Bocah kok geernya ga ketulungan!"

"Penting ganteng." jawabnya penuh percaya diri.

Setelah itu gue segera masuk ke dalam mobil yang bermaksud untuk menghentikan pertengakaran dengan Ari, sedangkan bocah itu mengendarai motornya untuk menemui pacarnya. Jarak rumah gue dan restoran yang dituju itu tidak terlalu jauh, mungkin hanya membutuhkan waktu 10 menit.

"Udah sampe? Kok deket banget." tanya gue heran.

"Iya kok emang sini tempatnya, abis mana lagi." ujar bokap gue sambil mermarkirkan mobilnya.

"Ayo turun." ajak nyokap gue setelah selesai menempatkan mobil.

"Iya."

Ternyata kedatangan gue dan Abidzar itu barengan, dan juga turunnya pun bersamaan. Jadi kita semua berjalan beriringan masuk ke dalam restoran bersama. Abidzar memakai hem kotak kotak berwarna abu abu dan dilengkapi dengan daleman berwarna hitam. Menambah kesan kegantengannya.

"Cantik." ujar Abidzar.

"Lagi sadar bang?"

"Ini tambah cantik."

"Lo juga." ucap gue.

"Hah gue kenapa? Cantik?" tanya Abidzar.

"Ihhh! Ganteng maksudnya." jawab gue dengan malu malu.

"Yaelah."

Setelah kami masuk ke dalam restoran, kami duduk di meja yang dapat memuat orang dengan porsi banyak.

"Zahra makin cantik deh." ujar nyokap Abidzar.

"Ya ampun, bisa aja sih tante." jawab gue.

"Iya lho. Tante ga boong."

"Hahaha makasih tante."

"Eh kalian udah pacaran kan?" tanya bokap Abidzar.

"Iya om."

"Udah jalan berapa bulan?" saut nyokap Abidzar.

"Alhamdulillah tante, mau jalan 10 bulan. Doain aja langgeng." ujar gue.

"Tante selalu doain lah. Kalian itu cocok banget."

"Udah ma. Makan dulu aja." ucap Abidzar memberhentikan percakapan kami.

***

"Heh lo pulang sama gue aja!" ajak Abidzar sambil menarik tangan gue.

"Gak mau!" tolak gue sambil melepaskan tangan Abidzar.

"Iya. Zahra pulang sama tante aja, sekalian nginep dirumah tante."

'Ih bodo! Padahal gue males banget, lagian juga ga bawa baju ganti. Masa gue mau tidur pake baju ini sih.' decak gue dalam hati.

"Hm yaudah deh tante." jawab gue terpaksa, karna kalo nolak gak enak.

"Lah gitu dong! Sip." ucap Abidzar sambil merangkul pundak gue.

"Berat lepasin! Gue mau pamit sama ayah bunda dulu." gerutu gue.

"Iya dah sono."

Setelah gue pamit sama bokap nyokap gue. Gue pun langsung berlari kecil menuju masuk ke dalam mobil Abidzar.

"Tapi tante, zahra ga bawa baju ganti hehehe." ujar gue.

"Pake baju tante aja dulu, badan tante juga gak terlalu jumbo kok." jawab nyokap Abidzar sambil terkekeh.

"Ah, mama. Garing!!!!!!" ujar Abidzar.

"Iya kok tante. Badan kita kan hampir samaan ya?" ucap gue juga disertai kekehan kecil.

"Iya dong. Kita kan sebelas duabelas zahra!" jawab nyokap Abidzar tak mau kalah.

***
Setelah sampai dirumah Abidzar, gue duduk disofa ruang tamu. Sambil disuguhkan dua gelas minuman hangat.

"Ini zahra bajunya. Cepetan ganti ya, ntar gerah." ujar nyokap Abidzar sambil memberikan baju baby doll berwarna merah muda dengan tambahan gambar beruang kecil.

"Makasih tante."

"Mau ganti sekarang ra? Ntar aja kali. Disini dulu." ucap Abidzar.

"Tapi gue udah disuruh ganti sama nyokap lo, kan gak enak." tolak gue.

"Santai ra. Gitu aja kok gak enak sih." jawab Abidzar santai.

"Iyalah! Ga kayak lo!"

"Eh besok lo pulang jangan terlalu siang ya. Kalo kesiangan gue ga bisa nganterin pulang."

"Emang lo mau kemana?" tanya gue.

"Gue mau ketemuan sama temen gue."

"Ohhh..Dimana?"

"Di mall." jawab Abidzar.

"Iya gue ga bakal pulang terlalu siang."

Bersambung.....
Jangan lupa vote + comment!

Promise [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang