DUA BELAS.

70 9 0
                                        

•••

Sehun memutuskan untuk kembali ke Jakarta karna limit waktu cutinya sudah berakhir hari ini. Sehun sempat ingin mengambil cuti satu hari lagi saja,maksudnya agar dia bisa menghabiskan waktu sehari lagibersama Gyna. Tetapi,ia kembali teringat dengan perjanjian yang dibuat olehnya dengan Devo; bahwa ia harus lulus dengan IPK yang tinggi sehingga Sehun bisa menjadikan gadis itu miliknya selama-lamanya.

Sehun memasuki kamar Gyna yang untungnya tidak dikunci olehnya. Gyna tampak masih tertidur pulas dengan wajah menggemaskannya itu mengingat ini masih jam tiga subuh. Sehun ingin membangunkannya,tetapi ia kasihan saat tahu bahwa Gyna tidak tidur semalaman dan baru tidur tiga jam yang lalu karena sibuk menghabiskan waktu dengannya untuk mengobrol.

Sehun hanya menempel secarik kertas post it di nakas samping tempat tidur Gyna,kemudian mengecup kening gadis itu. Sebelumnya,Sehun saat malam sudah berpamitan kepada bibi dan pamannya Gyna,terutama Greta bahwa ia akan pulang saat subuh.

Sehun tersenyum kecil dan menutup pintu kamar Gyna perlahan lalu melenggang pergi.

Gyna menyantap sarapannya dengan berat. Ia kembali teringat dengan kertas post it yang tertempel di meja nakasnya. Kenapa Sehun tidak membangunkannya disaat ia hendak pulang dan malah menempel secarik kertas post it ini di meja nakasnya? Isi pesan itu seperti ini;

"Gyn,kalau kamu baca ini pasti kamu udah bangun. Maaf ya,aku gak bangunin kamu trus malah pergi gitu aja. Aku ada kelas pagi ini karna batas limit waktu absen aku udah habis. Habisnya,kamu keliatan capek juga. Aku bakal kesana kalau aku senggang ya. I love you:)

Yours,
Oh Sehun."

Gyna mendesah pelan. Kenapa pria itu tidak mengajaknya? Padahal Gyna juga ingin pulang. Rasanya liburannya kali ini terasa membosankan. Tanpa Sehun dan tanpa kedua orang tuanya.

Gyna masuk ke kamarnya dengan wajah murung. Ia merasa kesepian. Bibi dan pamannya sudah kembali kemarin sore dan hanya ada dia,Greta,dan beberapa asisten rumah tangga. Greta lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam kamar karna wanita itu cepat merasa kelelahan bila berada di luar.

Sementara Gyna,orang yang tidak betahan,hanya bisa duduk bosan di balkon kamarnya menatap hilir mudik kendaraan yang berlalu lalang di kompleks perumahan Greta. Kalau ia bosan berada di balkon,ia akan membuat camilan ringan untuk kemudian dibawa nya ke dalam kamar sambil menonton film. Kalau tidak,ya tidur.

Seperti saat ini. Gyna memainkan ujung kausnya,menunggu diangkat panggilan skype-nya dari Sehun seraya menatap ke langit di balkon kamarnya,dengan memangku laptop milik Greta. Dalam detik kelima,panggilan tersebut diangkat.

Terpampang wajah kelelahan Sehun yang memenuhi layar laptopnya. Kantung mata tercetak tebal di bawah matanya,menandakan pria itu tidak tidur dan super sibuk.

Gyna meringis. Sehun terlihat mengenaskan.

"Apa kabar?"

Sehun menyahut dari sana sambil menguap lebar, "As you see. Ada apa nge skype aku?"

Gyna menggaruk tengkuknya. Terlihat kikuk. "Nggak ada,sih. Cuma bosen aja. Kamu gak tidur apa gimana? Penampilan kamu keliatan kaya orang yang baru aja dipecat,mengenaskan."

Sehun menunjukkan beberapa kertas yang bertumpuk di sebuah ruangan yang Gyna yakini sebagai perpustakaan. Di belakang pria itu,beberapa mahasiswa/i tampak berlalu lalang. "Ya gitulah,rutinitas wajib mahasiswa. Aku aja cuma dapet waktu tidur tiga jam. Tugas selama aku cuti aja numpuk gini."

"Jangan terlalu maksain buat belajar. Kamu juga harus istirahat sama makan yang cukup biar gak sakit. Ya sudah deh,aku tutup ya. Takut berisik."

Sehun mengangguk dan menampilkan senyuman manisnya sebelum layar tersebut berubah menjadi gelap.

falling for you ■ osh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang