•••
Sehun tidak berbicara ataupun mengajak Gyna mengobrol semenjak pria itu marah kepadanya entah karena apa. Gyna merasa dia tidak melakukan kesalahan apa-apa yang menyebabkan Sehun marah seperti ini kepadanya bukan?
Atau ini semua karena ia menyentuh pigura foto itu?
Entahlah,Gyna sendiri tidak tahu harus apa. Ingin minta maaf tapi apa kesalahannya? Lebih baik ia diam saja sampai pria itu yang menjelaskan terlebih dahulu kepadanya alasan dia marah.
"Gimana,Gyn? Masakan mama enak gak?"
Gyna mengangguk pelan,menerbitkan senyuman manisnya kepada Cella. "Iya,ma. Enak banget. Makasih ya ma udah repot-repot ngajak Gyna kesini."
"Nggak usah sungkan begitu ah. Ini kan namanya mengenal calon menantu nya secara lebih mendalam." Cella terkekeh kecil, "Oh iya. Kok daritadi Sehun diemin kamu?"
Gyna menggeleng. "Aku juga nggak tau kenapa dia kaya gitu,ma. Aku kayanya nggak ngelakuin kesalahan yang bisa buT dia marah kaya gitu,deh."
Cella menautkan kedua alisnya. "Tumben anak itu aneh. Memang belakangan ini Sehun kaya gitu,Gyn. Mama juga bingung sendiri. Setiap mama tanya dia kenapa dia selalu aja nampik."
"Aku pikir Sehun pengen nyelesain masalahnya sendiri tanpa bantuan orang lain."
"Tapi,apa salah kalau mama nanya apa permasalahan yang lagi dia hadapin? Mana tau kan mama bisa bantu dia nyelesain masalah atau bebannya hilang."
"Mama yakin aja kalau Sehun itu bisa nyelesain masalahnya sendiri. Mungkin dia begini karena enggak mau mama kepikiran."
"Ya sudah,Sayang. Yuk kita makan dessert. Mama ke kamar dulu ya,nanti mama balik lagi. Kamu bisa kan bawa piring-piring ini ke dapur?"
Gyna tersenyum. "Iya,ma. Sekalian aku cuciin."
Saat Gyna sedang mencuci piring,tiba-tiba terdengar suara gaduh yang berasal dari ruang tamu sehingga mau tak mau gadis bersurai blonde ini meninggalkan pekerjaannya untuk melihat apa yang sedang terjadi disana.
Kedua matanya membelalak,menatap penuh tanya kedua orang pria yang sedang bertengkar dengan hebat. Tetapi,tidak ada seorangpun yang berniat memisahkan mereka. Bukan tidak ada yang mau memisahkan,tetapi Cella dan Dave mungkin sedang berada di kamar sehingga tidak tahu apa yang tengah terjadi. Mau tak mau dengan mengandalkan tenaganya yang tak seberapa,Gyna mencoba mendekat untuk melerai mereka yang wajahnya sudah babak belur dengan lebam disana-sini.
"Kalo lo masih ngebahas topik itu lagi,gue nggak akan segan-segan buat bunuh lo!"
"Sehun?"
Gyna tercekat. Baru pertama kali ini Gyna melihat Sehun yang begitu menyeramkan saat sedang marah. Aura mencekam pria itu terasa begitu mengintimidasi siapapun yang mendengarnya. Sehun terlihat...berbeda.
"Gue tau ini kan yang lo mau? Lo mau gue jadi lose control begini didepan tunangan gue kan? Lo memang brengsek kurang ajar,Bryan."
Sehun menarik tangan Gyna untuk mengikuti langkahnya meninggalkan rumah kedua orangtuanya. Gyna hanya diam,ia takut untuk sekedar membantah atau membuka suara. Ia hanya membuntuti Sehun dengan langkah terseok-seok bagai kerbau yang dicucuk hidungnya.
Guratan kemarahan masih terdapat dalam wajah dingin Sehun. Sebenarnya apa yang membuat pria ini begitu marah dan lose control seperti itu? Demi Tuhan,mulut Gyna gatal sekali ingin bertanya. Tapi,diurungkannya.
Takut,tentu saja.
"Sudah sampe."
Sehun menginterupsi Gyna bersamaan dengan berhentinya mobil di pekarangan rumahnya. Rumah Gyna.
KAMU SEDANG MEMBACA
falling for you ■ osh
FanfictionTidak terpikirkan dalam hidup seorang Gyna Georgina akan mendapatkan kejutan besar yang hadir dalam hidupnya karena seorang Oh Sehun kembali,menemuinya setelah sekian lama pria itu pergi dari Indonesia menuju Amerika. Oh Sehun dengan lantangnya mela...
