TUJUH BELAS.

34 7 0
                                        

•••

Gyna masih kesal kepada pria di sampingnya ini karena membuat mereka diusir secara halus dari restaurant itu akibat Sehun yang mengusilinya terus-menerus sehingga salah satu pelanggan melayangkan protesnya kepada Manajer restaurant dan akhirnya begini.

Sementara Sehun,sejak diusir dari restaurant sampai malam ini hanya tertawa terbahak-bahak tanpa memedulikan Gyna yang sangat ingin membelah kepala pria itu menjadi empat bagian.

"How pervert you are,Oh Sehun. I'll kill you!"

Sehun mengambil sebelah tangan Gyna untuk dikecup punggung tangannya dengan lembut. Gyna terhenyak melihat perlakuan pria ini.

"Maaf. Abisnya ngusilin kamu itu salah satu kegiatan yang paling aku suka. Aku tuh seneng banget kalau ngeliat wajah marah kamu yang begini-nih. Merah," kata Sehun seraya menusuk pelan jari telunjuknya ke pipi Gyna. "Kamu makin cantik kalo lagi marah-marah. Boleh cium gak sih?"

Sehun memonyongkan bibirnya untuk mengecup bibir merah gadisnya tetapi langsung dihalang oleh tangannya. "There are not skinship between us right now."

"Dasar otak mesum!"

Sehun menyentil pelan dahi Gyna. Ia mengambil kembali tangan Gyna untuk digenggamnya selama dalam perjalanan untuk mengantarkan gadis itu pulang ke rumahnya berhubung waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam,yang membutuhkan waktu sekitar dua puluh lima menit.

"Gyn,kita udah—"

Sehun tertegun melihat gadis itu tertidur meringkuk menghadapnya dengan wajah polosnya itu. Sehun mengguncang pelan lengan Gyna,berulang kali memanggil namanya tetapi tak kunjung merespon.

"Jangan bangunin aku,Ma. Aku ngantuk banget," Gyna mengigau lalu menepis tangan Sehun yang berada di lengannya.

Sehun membunyikan bel rumah Gyna dan setelah lima menit,pintu rumahnya terbuka menampilkan Caesa yang memegang seember pop corn. Ia mengernyit pelan,mencari-cari keberadaan Gyna.

"Gyna-nya kemana,hun? Kok lo sendirian?"

Sehun menunjuk Gyna melalui matanya. Caesa melihat Gyna tertidur meringkuk di dalam mobil pria itu dan terkekeh geli. Seperti biasa,Gyna selalu tertidur tanpa memerdulikan orang disekitarnya karena dua faktor;cuaca dingin dan kelelahan.

"Ya udah. Bopong noh tunangan lo." kata Caesa santai, "Masa iya gue yang bopong? Turun bero' yang ada gue."

"Bantuin gue nutup pintu mobilnya."

"Gampang. Cepet bopong aja dulu."

Sehun berjalan mendahului Caesa dan memasuki pekarangan rumah gadis itu. Ia menemukan Gya yang sedang berada di dapur menghampirinya tergesa-gesa. Wanita paruh baya itu tampak cemas melihat anaknya.

"Gyna kenapa,hun?"

Sehun mengulum senyum geli, "Ketiduran aja,tan. Tadi mungkin kecapekan." menghentikan langkahnya di hadapan Gya untuk meluruskan situasi.

"Oh," serunya bernafas lega. "Ya sudah,bawa ke kamarnya aja ya. Jangan panggil tante kali,kan udah jadi calon mertua. Panggil mama,ya? Oh iya,mama mau masak spagetti,kepengen. Kamu mau dibuatin spagetti juga gak?"

falling for you ■ osh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang