Seorang gadis cantik. Dia memang nampak rupawan dan ceria di depan. Tapi tidak banyak yang mengetahui latar belakang kehidupannya. Segala cobaan sudah ia lalui dengan ketabahan hati. Bahkan cobaan itu terlalu berat untuk gadis seusianya.
Ia tinggal bersama dengan bibinya. Ibunya meninggal sejak ia berusia 10 tahun. Ayahnya pergi meninggalkannya, dan menikah dengan wanita lain. Bukannya di perlakukan layaknya seorang bibi pada keponakannya, justru ia di perlakukan layaknya seorang pembantu. Tapi ia tidak pernah sedikit pun membenci bibinya. Karena bagaimana pun, ia menganggap bibinya masih berbaik hati ingin menjaganya hingga ia tumbuh menjadi gadis dewasa.
Namanya Jung Yeonji.
•••
A few years ago..
Gadis itu terlihat sangat terburu-buru. Ia berlari secepat yang ia bisa menuju bandara. Tangisan terlihat menghiasi wajahnya. Begitu sampai, ia mencari seseorang yang menjadi tujuannya datang dengan terburu-buru. Dengan nafas tersengal, ia mengedarkan pandangannya mencari orang itu.
Setelah berlari memutari bandara, usahanya tak sia-sia. Ia menemukan orang itu. Pria yang menjadi alasan terbesarnya untuk datang. Gadis itu berlari mendekati pria itu dan memeluknya.
"Jangan pergi. Tolong, jangan pergi."
Pria itu terpaku begitu merasakan rengkuhan hangat seseorang di punggungnya. Ia melepaskan tangan itu dan memutar badannya. Dibelainya surai hitam gadis itu dengan lembut.
"Maaf. Tapi aku harus pergi."
"Tidak! Kumohon, Jimin-ah. Bagaimana denganku nanti?"
Jimin melepaskan pelukan itu lagi. Ia menangkup wajah gadis itu. "Yeonji, percaya padaku. Aku pasti akan kembali. Kau juga tidak boleh terus bergantung padaku. Cobalah mencari teman di luar sana."
Yeonji menggelengkan kepalanya. "Bukan begitu. Apa kau sungguh akan meninggalkanku setelah ibuku meninggal dunia?"
Jimin kembali terpaku. Ia tahu gadis itu baru saja kehilangan orang yang paling ia cintai. Seorang ibu.
"Aku tahu. Kau pasti sangat sedih. Tapi aku tidak bisa membatalkan kepergianku. Aku pasti akan kembali. Aku janji."
Yeonji kembali memeluknya dan menangis. "Berjanjilah kau akan kembali."
Sejujurnya ia benci dengan pemandangan ini. Ia benci dengan suara isak tangis yang ia dengar dikedua telinganya. Seumur-umur, ia paling tidak suka melihat air mata gadis itu. Ia membalas pelukan Yeonji dengan erat. Ada sebuah amarah dan kebencian dalam hatinya. Ia ingin kabur dari kenyataan. Berpisah dengan gadis itu cukup menyiksanya. Ia ingin menangis, tapi ia juga tak ingin terlihat lemah.
"Aku janji, Jung Yeonji." Ia membiarkan gadis itu menangis di dada bidangnya.
Setelah memastikan isakan gadis itu berhenti, Jimin melepaskan pelukannya. Tangannya bergerak untuk menghapus jejak air mata di wajah gadis itu.
"Sebentar lagi aku harus pergi. Jaga dirimu baik-baik."
"Kau juga. Baik-baik di sana. Aku akan menunggumu."
KAMU SEDANG MEMBACA
DARKNESS | pjm ✔️
Fanfiction[COMPLETED] You took away the stars of my night and the sun in my day. In the end there's only clouds left in the darkness. Park Jimin dan Jung Yeonji sudah saling mengenal jauh sebelum mereka bertemu lagi. Mereka berpisah dalam waktu yang sangat la...